Daftar Turnamen Esports Berhadiah Terbesar di Indonesia 2019

MPL Season 4 menjadi turnamen dengan total hadiah terbesar

Menjadi atlet esports kini tak sekadar mimpi. Pemerintah Indonesia bahkan menyatakan rencananya untuk mengembangkan industri game dan esports untuk menyerap tenaga kerja. Turnamen esports kini bisa menarik perhatian hingga jutaan orang. Karena itu, jangan heran jika total hadiah yang ditawarkan bisa menyaingi kompetisi olahraga tradisional.

Di India, negara yang memiliki karakteristik serupa Indonesia, total hadiah turnamen esports pada tahun ini naik hingga 118 persen dari tahun lalu. Tahun ini, hype esports masih cukup tinggi, termasuk di Indonesia. Esports juga semakin diakui sebagai olahraga. Setelah menjadi pertandingan eksibisi pada Asian Games tahun lalu, esports kini menjadi cabang olahraga dengan medali pada SEA Games. Dengan hype yang masih tinggi, tentu saja jumlah turnamen esports di Indonesia masih cukup banyak. Walau masih sedikit kalah jika dibandingkan dengan tahun lalu, total hadiah yang ditawarkan pun masih cukup fantastis.

Inilah beberapa turnamen esports berhadiah terbesar pada tahun ini.

1. Mobile Legends Professional League (MPL) Season 4 - Rp4.250.000.000 (US$300.000)

Selain menjadi turnamen dengan hadiah terbesar tahun ini, Mobile Legends Professional League (MPL) Season 4 juga menjadi liga esports pertama di Indonesia yang menggunakan sistem franchise league. Itu artinya, setiap tim yang hendak bertanding harus ikut menyumbangkan dana investasi. Dalam kasus ini, delapan tim yang tertarik untuk bermain di MPL Season 4 harus membayarkan dana Rp15 miliar. Meskipun sempat menuai pro dan kontra, MPL Season 4 tetap berjalan. Delapan tim yang bertanding antara lain Alter Ego, Aura, Bigetron, EVOS Esports, Geek Fam ID, Genflix Aerowolf, ONIC Esports, dan RRQ.

Berbentuk liga, MPL Season 4 berlangsung selama delapan Minggu, mulai pada 23 Agustus sampai 13 Oktober 2019. Pertandingan musim reguler akan diadakan di XO Hall, Tanjung Duren sementara babak final akan diadakan pada 26-27 Oktober 2019 di Tennis Indoor Senayan.

Sumber: Situs MPL S4

2. SEACA 2019 - Rp2.400.000.000

SEACA pertama kali diadakan tahun lalu. Tahun ini, UniPin Esports kembali menggelar SEA Cyber Arena (SEACA) . Kompetisi tersebut diklaim sebagai kompetisi terbesar di Asia Tenggara. SEACA akan diadakan di Balai Kartini pada 8-10 November 2019. Ada empat game yang akan diadu, yaitu Dota 2, Free Fire, Player Unknown's Battleground (PUBG) Mobile, dan Tekken. SEACA menawarkan total hadiah Rp2,4 miliar. Kompetisi ini menggunakan sistem terbuka, yang berarti semua tim dan pemain, tak peduli apakah mereka pemain profesional atau amatir, boleh ikut serta dan memiliki kesempatan untuk menang.

3. Mobile Legends Profesional League (MPL) Season 3 - Rp1.700.000.000 (US$120.000)

Mobile Legends Professional League Season 3 dimulai dengan tahap kualifikasi online yang diadakan pada 9-13 Januari 2019. Setelah itu, babak Final Qualifier diadakan pada 24-27 Januari 2019. Sama seperti musim sebelumnya, delapan tim terbaik dari Online Qualifier harus bertanding dengan dua tim yang duduk di peringkat tujuh dan delapan pada Season 2.

Musim Reguler dimulai setelah babak kualifikasi selesai. Musim Reguler diadakan pada 16 Februari sampai 31 Maret 2019. Satu hal yang membedakan Season 3 dengan dua musim sebelumnya adalah jumlah tim. Kali ini, ada 12 tim yang bertanding, bertambah dari 10 tim pada Season 2 dan Season 1. Sebanyak enam tim dapat langsung bertanding di Musim Reguler berkat Direct Invite sementara enam tim lainnya dipilih dari Final Qualifier. Total hadiah dalam MPL Season 3 mencapai US$120 ribu atau sekitar Rp1,7 miliar.

4. Piala Presiden - Rp1.500.000.000

Jika MPL Season 4 adalah liga pertama (dan saat ini, satu-satunya) yang menggunakan model franchise, Piala Presiden adalah turnamen pertama yang diadakan oleh Pemerintah Indonesia. Turnamen tersebut diselenggarakan dengan bantuan Indonesia Esports Premiere League (IESPL). Piala Presiden diadakan dengan tujuan untuk menjadi wadah bagi para gamers di Indonesia. Babak kualifikasi regional diadakan di delapan daerah, yaitu Palembang, Bali, Makassar, Surabaya, Manado, Bekasi, Pontianak, dan Yogyakarta.

Tim Onic saat memenangkan Piala Presiden | Sumber: Piala Presiden Official Media

Piala Presiden dimulai pada 28 Januari 2019. Sementara babak final diadakan pada 30-31 Maret 2019 di Istora Senayan. Pada babak final, ada 16 tim yang bertanding. Selain mendapatkan uang, tiga tim terbaik di Piala Presiden juga berhak untuk ikut serta dalam Pelatnas sebagai persiapan untuk bertanding di SEA Games yang akan diadakan di Filipina.

5. ESL National Championship Season 1  - Rp1.400.000.000 (US$100.000)

ESL National Championship dimulai pada Januari dan berakhir pada Maret. Di sini, ada dua game yang diadu, yaitu Dota 2 dan Arena of Valor. Dalam group stage, delapan tim esports akan saling diadu dengan format single round-robin. Empat tim dengan poin terbanyak akan maju ke babak playoff. Baik pertandingan di grup stage atau semi-final menggunakan sistem Best of Three. Namun, pada babak final, sistem yang digunakan adalah Best of Five.

Dalam pertandingan Dota 2, BOOM.ID keluar sebagai juara, membuktikan bahwa mereka memang tim Dota 2 terbaik di Indonesia. Mereka berhasil keluar sebagai juara setelah memenangkan pertandingan dengan The Prime di semi-final dan mengalahkan Aura Esports pada babak final. Sementara di Arena of Valor, EVOS Esports berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Saudara e-Sports di babak final.

6. JD.ID High School League 2019 - Rp1.200.000.000

Sesuai namanya, JD.ID High School League ditujukan untuk pemain SMA atau setingkat. Ada tiga cabang kompetisi, yaitu liga Dota 2, turnamen Dota 2, dan turnamen Mobile Legends. Tujuan dari HSL adalah untuk melatih karakter para gamer muda yang nantinya akan menjadi bagian dari industri esports. Selain itu, dari HSL, juga diharapkan akan ditemukan gamer yang tidak hanya memiliki potensi untuk menjadi pemain profesional, tapi juga memiliki disiplin dan sportivitas tinggi.

7. Arena of Valor Star League Musim 3 - Rp1.000.000.000

Dalam dua musim sebelumnya, AOV Star League diadakan oleh Garena. Namun, ESL menjadikan ASL Season 3 dari program National Championship mereka. Meskipun begitu, mereka masih bekerja sama dengan Garena Indonesia untuk mengadakan turnamen ini. Menggunakan format liga, ASL berlangsung selama tiga minggu. Di sini, tujuh tim AOV terbaik di Indonesia yang akan bertanding dengan format double round robin. Itu artinya, semua tim akan bertemu dengan satu sama lain sebanyak dua kali sepanjang liga. Pemenang ditentukan menggunakan sistem Best of Three.

Ekspektasi akan ASL cukup tinggi. Tidak aneh, mengingat ESL memang sudah dikenal sebagai penyelenggara turnamen besar di dunia. Dalam konferensi media, ESL memang menjanjikan akan memberikan yang terbaik, baik dari segi penyelenggaraan turnamen maupun sisi broadcast. ASL dimulai pada 17 Juli 2019, sementara babak final diadakan pada 14 September di Tennis Indoor Senayan. Pada babak final, EVOS Esports bertemu dengan Saudara eSports, sebelum tim dengan loga macan itu keluar sebagai juara.

7. PUBG Mobile Indonesia National Championship (PINC) 2019 - Rp1.000.000.000

PINC pertama kali diadakan pada 2018. Sama seperti ASL, babak final PINC 2019 juga diadakan di Tennis Indoor Senayan. Mengingat stadion khusus esports di Indonesia memang tidak banyak, bukan hal yang aneh jika akhirnya, exhibition hall atau mall juga digunakan sebagai tempat. Babak kualifikasi PINC diadakan di 48 kota, tapi hanya 16 tim terbaik yang bisa bertanding di PINC.

Pihak PUBG Mobile mengatakan, tujuan mereka mengadakan turnamen ini adalah untuk mengembangkan scene esports di Indonesia. Selain turnamen PUBG Mobile, PINC juga menawarkan hiburan lain, seperti Ladies Tournament, yang dimenangkan oleh Belletron eSports. Sementara tim yang berhasil menjadi juara dan membawa pulang Rp400 juta adalah EVOS Esports.

7. Indonesia Esports League (IEL) - Rp1.000.000.000

IEL Universities Series diadakan oleh Indonesia Esports Association (IESPA) dengan kerja sama dari MIX 360. Seperti namanya, IEL hanya akan mengadu para mahasiswa. IEL diikuti oleh 12 kampus. Menariknya, sama seperti Piala Presiden, IEL juga juga didukung oleh berbagai elemen pemerintahan, seperti Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Komite Olimpiade Indonesia (KOI), dan Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI). Tujuan dari IEL adalah untuk mencari talenta esports di kalangan mahasiswa.

Para peserta IEL masuk dalam kategori pemain semi-pro. Pihak MIX 360 mengatakan, untuk membantu para pemain semi-pro ini agar bisa maju ke tingkat profesional, mereka bekerja sama dengan meta.us dan Razer. Dengan diadakan IEL, diharapkan para pemain yang berbakat dapat memamerkan kemampuan mereka dan dilirik oleh tim profesional.

Tim Dota 2 Universitas Multimedia Nusantara

8. Bubu Esports Tournament (BEST) in IDBYTE - Rp750.000.000

Esports tengah booming. Bubu.com mengambil kesempatan ini untuk menjadikan esports sebagai tema dalam IDBYTE. Di sini, mereka tidak hanya mengadakan konferensi esports dengan mengundang pembicara ternama seperti COO Twitch, Kevin Lin tapi juga menggelar turnamen esports. Game yang diadu adalah PUBG Mobile. Total hadiah yang diberikan adalah Rp750 juta. Masing-masing turnamen pria dan perempuan memiliki total hadiah Rp290 juta, sementara Rp54 juta adalah hadiah talent hunt.

Shinta Dhanuwardoyo, CEO dan Pendiri Bubu.com serta Chairwoman IDBYTE Esports 2019 mengklaim bahwa BEST menawarkan prize pool terbesar untuk kompetisi esports perempuan di Asia Tenggara. Shinta ingin menjadikan turnamen esports untuk perempuan ini sebagai wadah bagi gamer perempuan untuk unjuk gigi. Harapannya, di masa depan, pemain perempuan dan laki-laki bisa bermain bersama tanpa harus memandang gender.

9. Free Fire Asia Invitational (FFAI) 2019 - Rp713.000.000 (US$50.000)

Indonesia terpilih untuk menjadi tuan rumah dari Free Fire Asia Invitational. Turnamen ini diadakan di ICE BSD pada September lalu. Dalam turnamen ini, ada 13 tim yang bertanding dari berbagai negara di Asia. Selain Indonesia, negara-negara yang mengirimkan tim di sini adalah Thailand, Taiwan, Vietnam, India, Singapura/Malaysia, Timur Tengah, dan Amerika Utara. Ada tiga tim yang mewakili Indonesia di sini, yaitu RRQ Poseidon, EVOS Roar, dan Island of Gods. Tiga tim itu terpilih setelah masuk dalam tiga besar di Free Fire Summer League 2019. Island of Gods keluar sebagai juara dan membawa hadiah sebesar US1.000 atau sekitar Rp14,2 juta.

9. ESL Clash of Nations (SEA) Arena of Valor - Rp713.000.000 (US$50.000)

Dalam Clash of Nations, enam tim Arena of Valor dari Indonesia dan Asia Tenggara akan bertanding untuk memperebutkan gelar juara. Kompetisi tersebut diadakan di Jakarta International Expo (JIE) selama tiga hari, yaitu pada 29-31 Maret 2019. Dari enam tim yang bertanding, dua tim merupakan tim yang lolos babak kualifikasi ESL Indonesia Championship. Sementara empat sisanya merupakan perwakilan dari Filipina, Thailand, Vietnam, dan Malaysia/Singapura.

Babak playoff memiliki sistem double-elimination. Pemenang ditentukan menggunakan metode Best of Three, kecuali pada babak final, yang menggunakan sistem Best of Five. EVOS Esports berhasil menjadi juara satu setelah mengalahkan Devita dari Thailand.

--

Jika Anda membandingkan daftar turnamen dengan hadiah terbesar pada 2018 dengan 2019, Anda akan menemukan dua fakta menarik. Pertama, ada lebih banyak turnamen dengan hadiah sama atau lebih besar dari Rp1 miliar pada tahun lalu. Tahun ini, hanya ada 9 turnamen esports dengan hadiah setara Rp1 miliar atau lebih besar, sementara tahun lalu, ada 12 turnamen yang menawarkan hadiah setara atau lebih besar dari Rp1 miliar.

MPL Season 4 menjadi turnamen dengan hadiah terbesar pada tahun ini. Sementara tahun lalu, gelar itu dipegang oleh GESC: Indonesia Dota 2 Minor, walau keduanya menawarkan total hadiah yang sama, yaitu US$300 ribu. Hal ini sebenarnya memang tidak aneh, mengingat dua game esports paling populer di Indonesia memang game mobile.

Tahun 2019 memang belum berakhir. Namun apakah ada lagi turnamen lain yang bisa menawarkan total hadiah yang lebih besar dari US$300 ribu? Bagaimana dengan tahun depan? Apakah trennya akan menurun lagi rata-ratanya seperti dari 2018 ke 2019, meski nominal tertingginya masih di angka yang sama?