Bertempat di CGV, West Mall Grand Indonesia, ESL Indonesia menggelar konferensi pers pertama mereka tanggal 15 Februari 2019. Pada acara tersebut ESL memperkenalkan diri ke banyak media yang menjadi undangan. Selain memperkenalkan diri, ESL juga mengumumkan ESL Clash of Nations – Arena of Valor yang akan digelar pada tanggal 29-31 Maret 2019.
Pada kesempatan yang sama tadi, sebelum kita membahas Clash of Nation, ESL juga akan menggelar Grand Final untuk ESL Indonesia Championship Dota 2 dan Arena of Valor untuk tim-tim yang telah bertanding dari bulan Januari 2019. Total hadiah yang disediakan untuk kedua turnamen tadi mencapai US$100K.
Meski begitu, 2 tim yang akan bertanding di Grand Final masing-masing game tadi masih belum ditentukan karena proses penyisihan yang belum berakhir. Dari informasi yang kami dapat dari ESL Indonesia, tim Dota 2 yang akan berlanjut ke Grand Final baru akan terlihat di tanggal 27 Februari 2019. Sedangkan untuk tim AoV-nya, penyisihannya baru selesai tanggal 10 Maret 2019.
Untuk pemenang Grand Final ESL Indonesia Championship AoV, mereka akan langsung bertanding kembali di ESL Clash of Nations melawan tim-tim terbaik dari Asia Tenggara. Clash of Nations ini nantinya juga akan jadi yang pertama kalinya di Asia Tenggara.
Ada 4 tim lain yang mewakili wilayahnya masing-masing, kualifikasinya akan digelar tanggal 23-24 Februari 2019, yang akan bergabung dengan juara Indonesia di Clash of Nations yaitu:
- 1 tim dari Thailand
- 1 tim dari Vietnam
- 1 tim dari Filipina
- 1 tim dari Malaysia / Singapura
Dalam rilis yang kami terima, Nick Vanzetti, Senior Vice President ESL Asia-Pacific Japan, mengatakan, “Clash of Nations menandakan saat yang menarik bagi ESL di Indonesia. Dengan dukungan yang telah diperlihatkan di National Championships, kami menjadi lebih semangat untuk bisa membawa event sekelas dunia kepada fans lokal. Tujuan kami adalah untuk memberi peluang agar setiap level bisa berkompetisi dan Clash of Nations adalah puncak perjalanan tersebut bagi para pemain.”
Sedangkan Direktur Indofood, Axton Salim, juga tak ketinggalan memberikan komentarnya dalam rilis yang sama. “Kami bangga dipercaya untuk bekerjasama membawa dan menyelenggarakan ESL Clash of Nations 2019 – Arena of Valor, kompetisi top level esports pertama dan terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Bagi kami, esports merupakan cabang olahraga elektronik yang digemari oleh generasi muda dan perlu terus kita dorong perkembangannya.
Melalui tiga brand kami yakni Pop Mie, Chitato, dan Indomilk Good To Go, Indofood akan turut menyukseskan penyelenggaraan ESL Clash of Nations 2019. Kami berharap ajang ini memberikan kesempatan bagi pemain-pemain esports tanah air untuk berkompetisi dan mengukir prestasi di tingkat internasional.” Ujar anak dari Anthony Salim dan cucu dari Sudomo Salim tadi.
Lebih menariknya lagi, pertandingan Grand Final ini nanti akan memiliki harga tiket masuk (HTM) sebesar Rp30 ribu per hari dan Rp150 ribu untuk tiket premium 3 hari yang bisa dibeli langsung di Elevania, yang merupakan partner ticketing resmi ESL Indonesia. Buat yang ingin menonton dari rumah, seluruh pertandingan tadi juga akan disiarkan langsung di kanal YouTube ESL Indonesia.
Meski memang bergengsi, Clash of Nations mungkin memang bukan yang paling ditunggu-tunggu oleh fans esports dalam negeri. ESL One, yang jadi salah satu ajang kompetitif andalan dari ESL, bisa jadi salah satu harapan terbesar komunitas esports Indonesia dari masuknya ESL ke sini. Muasalnya, pertama, ESL One biasanya berkelas Major sehingga mampu menarik tim-tim kelas dunia untuk turut berlaga. Kedua, ESL One Genting di Malaysia sudah 2 kali digelar di 2018 dan 2017 sedangkan ESL One Mumbai di India juga akan segera digelar bulan April tahun ini.
Saya pun menanyakan hal ini kepada Nick dalam sesi tanya jawab yang digelar di konferensi pers tadi. Sayangnya, Nick sendiri belum mampu memberikan kejelasan mengenai kapan ESL One akan digelar di Indonesia. “Setidaknya tahun 2020 atau mungkin lebih lama lagi.” Ujar Nick.
Jawaban tadi mungkin sekilas terdengar mengecewakan karena belum adanya kepastian namun, bagi saya pribadi, ada kelegaan yang tersirat. Kenapa? Karena hal ini berarti ESL Indonesia masih punya rencana panjang untuk Indonesia, setidaknya sampai 2020 atau lebih. Pasalnya, dari pengalaman yang saya lihat selama 10 tahun berkecimpung di industri game, ada banyak sekali perusahaan-perusahaan luar negeri yang lebih suka ngebut namun tak bertahan lama di sini.