Menyebut judul Diablo mungkin akan membawa beragam reaksi dari para gamer. Ada yang mungkin tidak tahu sama sekali mengenai franchise game ini, namun mungkin tidak sedikit yang memiliki memori terhadap seri game RPG Aksi (Action-RPG) yang satu ini. Sebagai catatan singkat, judul ini telah ada sejak 1997 dan telah memiliki tiga seri judul utama (seri keempatnya tengah dikerjakan).
Saat muncul pertama kali, Diablo dianggap merevolusi industri video game pada saat itu lewat berbagai terobosan di dalam game-nya. Mulai dari kehadiran mekanisme hack-and-slash secara real-time di sebuah game yang fokus pada Role-Playing. Visualisasi game-nya juga tampil dewasa dan bahkan kelam dibandingkan dengan game-game RPG mainstream lainnya. Hingga ke sistem perkembangan karakter yang sangat variatif sehingga para pemain dapat bereksperimen dengan strategi yang berbeda-beda.
Namun, semua kesuksesan yang diraih oleh seri Diablo dan juga Blizzard kembali ke 25 tahun lalu ke seseorang bernama David Brevik. Seseorang yang nantinya akan menjadi salah satu dari 10 orang paling berpengaruh dalam perkembangan game komputer.
Sejarah awal pengembangan Diablo (1994)
Awalnya pada tahun 1994, salah satu developer game di Condor Games yaitu David Brevik memiliki ide untuk membuat sebuah game RPG yang terinspirasi dari game-game roguelike dengan sistem pertarungan turn-based. Brevik juga ingin menyederhanakan elemen role-playing di dalamnya dan memberikan perhatian khusus pada sistem ‘loot’-nya.
Brevik pun mulai menyusun idenya tersebut ke dalam sebuah proyek pribadi dan memberinya nama Diablo, yang ternyata terinspirasi dari gunung Diablo tempat tinggal David Brevik saat dirinya membayangkan game impiannya tersebut.
Salah satu momen penting bagi Brevik adalah ketika Condor Games bekerja sama dengan Blizzard Entertainment. Blizzard memberikan iming-iming untuk membantu Brevik mengembangkan Diablo, namun Blizzard juga mendesak untuk mengubah mekanisme turn-based menjadi pertarungan real-time. Desakan yang akhirnya disetujui Brevik ternyata menjadi keputusan terbaiknya. Karena setelah pengembangan dan akusisi Condor kepada Blizzard, Brevik akhirnya berhasil merilis Diablo pada Januari 1997.
Diablo (1997) – Lahirnya seri legendaris Action RPG
Setelah perilisannya, Diablo ternyata mendapatkan reaksi yang sangat positif dari para gamer. Bahkan game-nya menjadi game dengan penjualan tertinggi pada 1997 dengan lebih dari satu juta kopi. Pujian datang terhadap hampir semua aspek yang ada di dalam game-nya. Beberapa aspek tentu telah dijelaskan pada awal artikel, namun ada banyak aspek lainnya yang membuat game ini menjadi sangat penting.
Salah satunya adalah mekanisme pertarungan hack-and-slash yang ternyata dapat bekerja dengan mouse dan keyboard di PC. Hal ini disebut menyelamatkan komunitas game PC dari stagnannya game-game RPG untuk PC pada kala itu yang selalu mengandalkan sistem turn-based. Hal tersebut juga membuat Diablo, yang awalnya dirilis eksklusif untuk platform PC, akhirnya dirilis untuk platform PlayStation setahun kemudian.
Salah satu keuntungan lain yang didapat oleh Diablo berada di bawah Blizzard Entertainment adalah hadirnya akses multiplayer lewat layanan online mereka, Battle.net. Meskipun pengguna online pada tahun 1997 tidak sebanyak sekarang, tetapi hal ini merevolusi Diablo sebagai game yang dapat dimainkan bersama-sama. Setelah kesuksesannya, Blizzard juga merilis ekspansi perdana untuk game ini yang berjudul Diablo: Hellfire.
Diablo II (2000) – Sekuel yang memecahkan rekor dunia
Kesuksesan Diablo pertama menuntun Blizzard untuk akhirnya mengumumkan keberadaan sekuel game-nya sesaat setelah seri pertamanya dirilis. Pada awalnya game ini direncanakan dirilis setahun setelah seri pertamanya, namun seiring perkembanganya game ini akhirnya selesai setelah tiga tahun masa pengembangan.
Yang cukup menarik adalah fakta bahwa Diablo II disebut oleh sang designer and project lead, Erich Schaefer tidak pernah memiliki dokumen desain yang resmi. Sehingga dalam pengembangannya, banyak hal baru yang dibuat begitu saja tanpa direncanakan sebelumnya. Hal ini juga membuat hasil akhir game-nya disebut oleh para game tester sebagai game yang sama saja meskipun telah dibangun ulang dari awal.
Untungnya, Blizzard Entertainment cukup cerdik dalam membangun hype untuk game ini baik untuk para gamer di Amerika Serikat maupun internasional. Strategi marketing tersebut akhirnya berhasil membuat Diablo II terjual hingga 1 juta kopi hanya dalam waktu 2 minggu dan 2 juta pada tahun 2000 dalam satu setengah bulan saja. Membuat game ini masuk ke dalam Guinness Book of World Records sebagai game dengan penjualan tercepat dalam sejarah.
Diablo III (2012) – Game ketiga yang terlalu berubah
Setelah semakin suksesnya seri Diablo, tidak ada alasan bagi Blizzard untuk berhenti mengeluarkan sekuelnya. Namun berbeda dari sebelumnya, yang hanya terpaut satu tahun, Blizzard kini mengambil waktu yang cukup lama sejak pengumuman mereka mulai mengembangkan seri ketiganya pada 2001. Game ini secara resmi diumumkan pada 2008 dan dirilis pada 2012; membuat game ini dikembangkan hampir 11 tahun.
Di seri ketiganya ini, Blizzard membawa beberapa perubahan besar pada seri Diablo. Mulai dari kebutuhan selalu online untuk bermain hingga sistem pertarungan yang lebih luwes. Selain itu Blizzard juga menyuntikkan berbagai fitur baru ke dalam Diablo III ini. Sayangnya, semua hal baru yang ditawarkan Blizzard tersebut ternyata malah menjadi penilaian negatif dari para fans.
Salah satu yang tidak disukai para fans adalah perubahan gaya visual yang di dua game pertama kental dengan nuansa horor dan kelam kini bergeser lebih condong ke game fantasi mendekati game Blizzard lainnya, World of Warcraft. Ditambah beberapa elemen RPG jadi terlalu disederhanakan demi mengundang pemain baru. Dan yang terakhir, keharusan game-nya untuk selalu online meskipun dalam mode solo juga turut membuat para fans kecewa dengan seri ketiga ini.
Setelah perilisan Diablo III, Blizzard kembali memasuki masa pengembangan yang cukup panjang kembali sebelum mengumumkan game terbarunya. Meskipun tanpa game baru, selama kurang lebih 6 tahun Blizzard tetap memberikan update untuk Diablo III dan bahkan mengeluarkan dua ekspansinya yaitu Reaper of Souls pada 2014 dan Rise of the Necromancer pada 2017.
Pengumuman Diablo Immortal (2018) – Kejutan yang tidak diinginkan para fans
Pada gelaran Blizzcon 2018, Blizzard akhirnya membuat kejutan dengan mengumumkan seri terbaru untuk Diablo. Bedanya game baru ini bukanlah lanjutan untuk seri utamanya, melainkan sebuah game free-to-play untuk mobile. Game ini merupakan kerja sama antara Blizzard dengan pengembang asal Tiongkok, NetEase.
Gelombang reaksi negatif langsung dilontarkan oleh para fans baik yang hadir langsung maupun menonton dari rumah. Para fans yang mayoritas merupakan gamer PC dan konsol tersebut semakin geram karena Blizzard juga mengkonfirmasi bahwa Diablo Immortal tersebut tidak akan dirilis untuk platform PC maupun konsol.
Meskipun dihujani reaksi negatif, namun Blizzard terus melanjutkan pengembangan dari Diablo Immortal ini. Mereka juga beberapa kali memberikan update dan bahkan telah membuka sesi tes beta tertutup pada 28 Oktober lalu. Blizzard juga masih tetap berencana untuk merilis game free-to-play ini pada semester awal 2022 mendatang.
Pengumuman Diablo IV (2019) – Kelanjutan serinya yang masih abu-abu
Setahun setelah pengumuman Diablo Immortal yang cukup mengecewakan para fans, Blizzard kelihatannya ingin membayar kesalahannya tersebut dengan mengumumkan Diablo IV pada BlizzCon 2019. Blizzard juga belajar dari kesalahan yang mereka lakukan pada seri ketiganya dan membangun seri keempatnya dengan pendekatan yang kembali ke akarnya. Hal tersebut terlihat dari gaya artistik game-nya yang kembali ke dua game pertamanya dengan tampilan kelam dengan nuansa horor dan gelap yang lebih kental.
Cerita naratif yang diusung pada seri keempat ini juga tidak lagi terlalu mengikuti kisah-kisah fantasi namun kembali ke kisah originalnya tentang melindungi dan bertahan hidup suatu daerah. Dari segi gameplay, Blizzard juga tetap menghadirkan hal-hal baru yang akan menarik para pemain. Mulai dari kostumisasi karakter, hingga sistem build karakter yang lebih beragam.
Namun, sayangnya masih belum ada kejelasan kapan game ini akan dirilis. Mengingat Blizzard tengah terkena masalah gugatan dari para karyawannya yang membuat semua proses pengembangan game-game Blizzard menjadi terhambat.
Diablo II: Resurrected (2021). Nostalgia indah yang harus ternodai
Ketika Diablo IV belum memiliki tanggal rilis pasti, Blizzard memberikan kejutan lewat remaster terhadap Diablo II. Diumumkan pada awal tahun, para fans yang telah dikecewakan dengan beberapa pengumuman sebelumnya menyambut antusias game ini. Apalagi Diablo III juga sudah tidak mendapatkan update sejak tahun 2017 lalu. Namun proyek remaster ini sendiri baru dimulai pada 2019 lalu lewat kerjasama Blizzard dan studio milik Activision, Vicarious Visions.
Versi remaster ini masih menjaga inti gameplay yang dimiliki oleh game originalnya. Para pemain veteran juga dapat melanjutkan progres yang telah mereka tempuh sebelumnya. Diablo II: Resurrected membawa ubahan grafis yang kini diubah menjadi 3D penuh, dengan pembaruan mulai dari karakter, lingkungan, hingga beragam efek dan animasi. Sedangkan gameplay tidak banyak diubah karena mereka ingin mempertahankan gameplay klasik yang dimiliki.
Sayangnya perilisan Diablo II: Resurrected pada 21 September 2021 lalu yang seharusnya menjadi perayaan bagi para fans sedikit ternodai karena masalah teknis. Mulai dari game yang tidak dapat diakses, hingga karakter yang tidak dapat dimainkan. Namun untungnya masalah-masalah tersebut kini sudah teratasi dan para fans sudah dapat bernostalgia dengan Diablo II.
Penutup
Seri Diablo mungkin bukan menjadi seri yang selalu dicintai oleh para fans, namun bagaimanapun juga Diablo memiliki andil penting dalam perkembangan genre Action RPG. Banyak game yang terlahir berkat inspirasi dari Diablo.
Dan meskipun kini nasib Diablo 4 yang harus ditunda dan belum ada tanggal rilis pasti, namun setidaknya (harusnya) para pengembang game ini telah menyadari apa keputusan mereka yang kurang tepat saat membuat Diablo III dan juga pengumuman Diablo Immortal.