Industri esports memang telah tumbuh menjadi industri yang besar. Namun, hal itu bukan berarti semua game bisa menjadi game esports. Biasanya, game-game esports yang populer mengusung genre-genre tertentu, seperti MOBA, FPS, dan battle royale. Meskipun begitu, ada beberapa game yang digunakan dalam kompetisi meskipun genre dari game-game itu bukanlah genre yang biasa ditemukan pada game esports.
Berikut 10 game esports paling unik sekaligus aneh, mungkin…
1. Farming Simulator
Seperti namanya, Farming Simulator merupakan game tentang simulasi bertani. Game ini sangat populer di kawasan Amerika Utara dan Eropa. Mengusung nama Farming Simulator Championship, kompetisi dari game simulasi bertani ini diadakan pada 2018. Kompetisi itu sukses, mendorong developer GIANTS Software untuk melanjutkan kompetisi esports dari Farming Simulator. Pada 2020, mereka mengumumkan keberadaan Farming Simulator League (FSL) Season 3. Liga dari Farming Simulator itu dimulai pada November 2020 dan akan berlangsung hingga November 2021. Total hadiah dari liga tersebut mencapai 250 ribu Euro.
FSL Season 3 akan diikuti oleh tim-tim yang mewakili perusahaan manufaktur peralatan bertani, seperti John Deere, Lindner, Krone, Trelleborg, Valtra, Manitou, dan Rudolf Hörmann. Seperti yang disebutkan oleh The Esports Observer, para pecinta Farming Simulator juga bisa ikut serta dalam FSL Season 3 dengan mengunduh DLC turnamen dari Farming Simulator 19.
Pertandingan dalam Farming Simulator akan mengadu dua tim. Masing-masing tim terdiri dari tiga pemain. Mereka akan diminta untuk memanen ladang gandum dalam waktu 15 menit. Tim yang berhasil mendapatkan panen terbanyak akan keluar sebagai pemenang. Sama seperti Dota 2, di kompetisi Farming Simulator, juga ada sistem pick and ban.
2. Catherine
Catherine adalah game single-player buatan Atlus yang bercerita tentang seorang pria yang tengah bingung karena masalah percintaan. Kegalauannya ini lalu muncul dalam bentuk menara yang harus dia panjat. Setelah Anda menyelesaikan game ini, Anda bisa memainkan mode multiplayer, yang mengadu Anda dengan pemain lain. Di mode multiplayer, Anda juga masih harus memanjat menara yang terdiri dari blok-blok yang bisa Anda dorong dan tarik. Untuk menang, Anda harus mencapai puncak menara atau membuat lawan Anda jatuh. Kompetisi dari Catherine bahkan tampil di EVO, esports event yang fokus pada fighting game.
Skena esports dari Catherine bisa tumbuh berkat David “Dacidbro” Broweleit. Selama bertahun-tahun, dia memang dikenal sebagai pemain anime fighting game. Dia bercerita, dia mengenal Catherine dari temannya, Sean Hoang, yang punya koneksi dengan grup streaming bernama FinestKO. Keduanya lalu bermain Catherine bersama dan mengunggah video itu ke internet. Mereka juga membuat konten dari turnamen lokal bernama NorCal Install. Ketika itu, salah satu “game gimmick” yang hendak diadu adalah Catherine.
“Sambil bercanda, kami berkata bahwa kami harus latihan agar bisa memenangkan kompetisi itu,” kata Dacidbro, dikutip dari Red Bull. “Dan kami menghabiskan waktu tujuh jam untuk berlatih. Catherine adalah game yang hebat!” Pada hari pertandingan, Dacidbro dan Hoang kembali menyiarkan pertandingan mereka. Dan ternyata, ada banyak orang yang tertarik untuk menonton pertandingan itu. Dia berkata, pada 2012, mereka berhasil mendapatkan 4 ribu penonton, 10 kali lipat dari jumlah penonton mereka biasanya.
3. Zwift
Zwift merupakan program latihan bersepeda yang punya mode multiplayer. Keberadaan mode itu memungkinkan game ini digunakan untuk mengadakan balap sepeda virtual. Ialah Cycling Esports World Championship, kompetisi balap sepeda virtual yang diadakan pada 8-9 Desember 2020 lalu. Perlombaan itu diikuti oleh para atlet profesional. Pihak penyelenggara juga menyiapkan sepeda yang bisa digunakan peserta untuk menghindari kecurangan.
Satu hal yang membedakan balap sepeda virtual dengan balap sepeda sebenarnya adalah keberadaan item powerup yang akan muncul secara random. Hanya saja, dalam Cycling Esports World Championship, hanya ada dua powerups yang tersedia, yaitu Aero dan Lightweight. Pada akhirnya, Cycling Esports World Championship dimenangkan oleh Jason Osborne, atlet dayung yang akan ikut dalam Olimpiade Tokyo tahun ini.
4. Age of Empire II
Franchise Age of Empires telah muncul sejak Oktober 1997. Sementara Age of Empires II dirilis pada September 1999. Menariknya, meski AoE II sudah berumur lebih dari 20 tahun, kompetisi dari game itu tetap berhasil menarik ribuan penonton. Faktanya, ketika Age of Empires II diadu dalam turnamen Hidden Cup pada 2020, jumlah penonton dalam satu pertandingan mencapai lebih dari 35 ribu penonton.
Satu hal unik tentang Hidden Cup adalah nama peserta disembunyikan. Dengan kata lain, para peserta tidak tahu siapa lawan mereka. Nama para peserta baru akan diumumkan setelah pertandingan berakhir dan seorang pemain keluar sebagai juara. Hal ini membuat para komentator tidak hanya berceloteh tentang strategi yang digunakan para pemain, tapi juga menerka siapa pemain yang sedang bertanding. Sementara itu, para peserta harus bisa beradaptasi dengan strategi musuh dengan cepat karena mereka tidak tahu siapa yang mereka hadapi, menurut laporan Rock Paper Shotgun.
5. Shrek SuperSlam
Di dunia esports, fighting game memang kalah populer dari game-game MOBA, FPS, dan battle royale. Meskipun begitu, skena esports fighting game punya fans tersendiri. Beberapa fighting game yang populer antara lain Tekken dan Street Fighter. Shrek SuperSlam masuk dalam kategori fighting game, walau game ini jauh lebih santai jika dibandingkan dengan game seperti Tekken. Menurut The Score eSport, fighting game yang diluncurkan pada 2005 itu bahkan sempat menjadi bahan meme para generasi zoomer.
Meskipun begitu, fans dari Shrek SuperLam kemudian membangun komunitas sendiri. Setelah itu, mereka mulai membuat pertandingan dari Shrek SuperSlam. Salah satu bukti keseriusan komunitas Shrek SuperSlam adalah peluncuran versi HD remaster dari game tersebut.
6. Shaq Fu
Dirilis pada Oktober 1994, Shaq Fu merupakan fighting game yang menjadikan pemain basket NBA, Shaquille O’Neal, sebagai tokoh utama. Dalam game ini, Shaq pergi ke Jepang agar bisa menghadiri pertandingan basket untuk kegiatan amal. Di sana, dia masuk ke dojo dan bertemu dengan seorang ahli bela diri, Leotsu. Kemudian, dia pergi ke dimensi lain untuk menyelamatkan seorang anak laki-laki bernama Nezu. Pada 2013, seorang pria yang menggunakan nama “Horse Face Killer” berhasil memenangkan kompetisi Shaq Fu. Hadiah yang dia dapatkan merupakan cartridge emas dari game Shaq Fu.
7. Blaston
Blaston merupakan game shooter virtual reality yang mengadu dua pemain. Developer Resolution Games menyediakan berbagai senjata di sini. Tugas Anda hanyalah untuk mengalahkan musuh. Namun, mengingat Blaston adalah game virtual reality, Anda harus menggerakkan tubuh Anda untuk menghindari peluru musuh. Turnamen dari Blaston diadakan pada Oktober 2020. Sejak itu, pihak developer berharap, ekosistem esports dari Blaston akan tumbuh sehingga menjadi sebesar Super Smash Bros.
8. The Sims 4
Electronic Arts membuat kompetisi dari The Sims 4 bernama The Spark’d pada tahun lalu. Menggunakan format reality show, EA mengundang 12 kreator konten untuk bertanding memperebutkan hadiah sebesar US$100 ribu. Dalam kompetisi itu, para kontestan akan saling beradu untuk menyelesaikan tantangan yang diberikan oleh penyelenggara. Keputusan EA untuk mengadakan kompetisi dari The Sims memang sejalan dengan strategi mereka untuk menjadikan konten esports sebagai hiburan mainstream yang tidak hanya dinikmati oleh gamer dan fans esports, tapi juga orang-orang biasa.
9. GeoGuessr
GeoGuessr adalah game berbasis web yang diluncurkan pada Mei 2013. Dalam game ini, Anda akan diposisikan di sebuah tempat secara random. Setelah itu, Anda harus menebak lokasi Anda berdasarkan gambar Google Street View yang Anda lihat. Hanya saja, di game ini, Anda tidak akan melihat nama jalan, gedung perkantoran, atau bangunan khusus yang bisa menjadi ciri khas sebuah kota. Setelah Anda menebak lokasi Anda, GeoGuessr akan menampilkan posisi Anda yang sebenarnya dan membandingkannya dengan tebakan Anda. Semakin dekat tebakan Anda dengan lokasi Anda yang sebenarnya, semakin tinggi skor yang Anda dapatkan. Game GeoGuessr kini juga dilengkapi dengan fitur battle royale.
10. Clone Hero
Clone hero merupakan rhythm game yang sering disebut sebagai tiruan dari Guitar Hero. Hanya saja, Anda bisa memodifikasi Clone Hero sesuka Anda. Misalnya, Anda bisa membuat music-charts khusus dan mengunggahnya ke internet. Seperti yang disebutkan oleh ScreenRant, Clone Hero bisa disebut sebagai versi open-source dari Guitar Hero yang dibuat oleh fans dan untuk fans. Game Clone Hero juga sudah dilengkapi dengan fitur multiplayer, memungkinkan komunitas untuk membuat kompetisi dari game tersebut.
Sumber: The Score eSport, Laptop Mag