Gaji Eksekutif Organisasi Esports Bisa Capai Miliaran Rupiah Per Tahun

Organisasi esports kini memiliki struktur layaknya perusahaan tradisional

Esports kini telah menjadi industri besar. Para pemain profesional kini tak lagi menggantungkan diri pada hadiah turnamen yang mereka menangkan. Mereka sudah memiliki gaji tetap, layaknya karyawan perusahaan.

Tak hanya itu, banyak tim esports yang berkembang menjadi sebuah perusahaan. Salah satu organisasi esports bahkan telah melakukan penawaran saham perdana. Melihat tren ini, Odgers Berndtson lalu mewawancarai 20 eksekutif dari organisasi esports ternama dari berbagai kawasan, mulai dari Amerika Utara, Eropa Barat, Rusia, sampai negara-negara CIS.

Dari wawancara tersebut, diketahui bahwa ada 2 model manajeman yang biasa digunakan oleh organisasi esports. Dalam model pertama, organisasi esports memiliki struktur bisnis layaknya perusahaan tradisional. Mereka masih memiliki divisi Sales, Operasi, HR, Finansial, dan lain sebagainya. Semua divisi tersebut ada di bawah tanggung jawab CEO. Sekitar 81% dari organisasi esports di dunia menggunakan model bisnis ini.

Sementara itu, pada model bisnis kedua, yang digunakan oleh 19% organisasi esports di dunia, hanya memiliki 2 eksekutif, yaitu CEO dan COO. Tugas mengatur organisasi esports lalu akan dibagi di antara kedua peran tersebut. Biasanya, salah satu dari mereka akan bertanggung jawab atas divisi Sales, Marketing, dan Gaming. Sementara satu eksekutif lainnya akan bertanggung jawab atas bagian internal perusahaan, seperti divisi Accounting dan Finansial.

Astralis Group merupakan organisasi esports yang telah melakukan IPO. | Sumber: LinkedIn

Soal gaji eksekutif dari organisasi esports, European Gaming melaporkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam besar gaji yang diterima. Pasalnya, organisasi esports memiliki markas di wilayah yang berbeda-beda, sehingga standar hidup mereka juga berbeda-beda. Karena itu, untuk mengetahui gaji rata-rata eksekutif esports, Odgers Berndtson tidak menyertakan data 10% gaji tertinggi dan terendah dari para eksekutif esports.

Inilah gaji bersih rata-rata dari para eksekutif di organisasi esports:

  • CEO - dari US$70 ribu (sekitar Rp1 miliar) sampai US$170 ribu (sekitar Rp2,5 miliiar) per tahun.
  • COO - dari US$50 ribu (sekitar Rp747 juta) sampai US$160 ribu (sekitar Rp2,4 miliar) per tahun.
  • CCO (divisi Sales, Partnership, dan Sponsorship)/CMO (divisi Konten, Marketing, dan PR) - dari US$50 ribu (sekitar Rp747 juta) sampai US$150 ribu (sekitar Rp2,2 miliar) per tahun
  • HRD/CFO/CIO/Legal Director - dari US$40 ribu (sekitar Rp598 juta) sampai US$120 ribu (sekitar Rp1,8 miliar) per tahun.

Dalam 2 tahun belakangan, organisasi esports juga mulai menggunakan sistem gaji dan bonus yang sama dengan perusahaan di industri lain. Seorang eksekutif organisasi esports akan mendapatkan gaji dalam jumlah tetap dan bonus yang ditentukan berdasarkan pemehuhan KPI. Sekitar 40% organisasi esports menawarkan insentif jangka panjang untuk mendorong performa tim mereka.

Jajaran eksekutif organisasi esports biasanya memiliki KPI berupa hasil keuangan organisasi, pertumbuhan jumlah subscriber di media sosial dan jumlah fans aktif, view pada konten atau pertandingan dari tim, retensi fans, dan jumlah rekan. Biasanya, hasil performa tim profesional juga menjadi bagian dari KPI CEO atau Chief Gaming Officer.

Aset utama dari bisnis esports adalah para pemain profesional dan hasil pertandingan mereka. Sekarang, ada 2 model manajemen yang digunakan oleh kebanyakan organisasi esports. Sekitar 57% organisasi esports punya Chief Gaming Officer yang bertanggung jawab atas performa tim dan manajemen tim. Sementara 43% organisasi esports membebani tanggung jawab tersebut pada CEO atau COO. Alasannya, CEO atau COO organisasi esports biasanya juga memliiki pengalaman sebagai pemain profesional.

Gamber header: Depositphotos