20 January 2023

by Glenn Kaonang

Sejarah Solana: Jatuh Bangun Sang Pembunuh Ethereum

Perjalanan Solana dari awal pengembangannya, masa kejayaannya, sampai sempat tersungkur akibat skandal FTX

Dunia kripto digemparkan oleh sebuah meme coin bernama BONK dalam beberapa minggu terakhir. BONK, layaknya Dogecoin (DOGE) dan Shiba Inu (SHIB), adalah token kripto lucu-lucuan yang sama-sama menjadikan anjing sebagai maskotnya. Yang berbeda, BONK diluncurkan di blockchain Solana, dan kehadiran meme coin yang satu ini rupanya bisa diibaratkan sebagai penyelamat bagi ekosistem Solana secara keseluruhan.

Sempat digembar-gemborkan sebagai "Pembunuh Ethereum", Solana memang sedang terpuruk dalam beberapa bulan terakhir, imbas dari drama yang dijalani bursa kripto FTX. Perubahannya berlangsung begitu cepat, dan bagi yang tidak mengikuti perkembangannya secara merinci, Anda mungkin bertanya-tanya kenapa Solana bisa sampai berada di posisi seperti sekarang.

Artikel ini bermaksud untuk memberikan gambaran mengenai perjalanan Solana, lengkap dari awal blockchain ini dibuat, sampai progres jatuh-bangunnya selama hampir tiga tahun eksis.

Sejarah awal pengembangan Solana

Sama halnya dengan Bitcoin, Solana juga terlahir dari sebuah white paper. Pada November 2017, seorang programmer berdarah Ukraina, Anatoly Yakovenko, memublikasikan sebuah white paper yang membahas mengenai teknik bernama proof-of-history (PoH) sebagai pelengkap terhadap mekanisme proof-of-work (PoW, yang dipakai Bitcoin) maupun proof-of-stake (PoS, yang sekarang dipakai Ethereum).

Anatoly Yakovenko / Solana Labs

Anatoly awalnya mengembangkan ide tersebut sendirian, namun tidak lama setelahnya, ia dibantu oleh Greg Fitzgerald, rekan kerjanya semasa masih bekerja di Qualcomm. Pada Februari 2018, keduanya merilis prototipe pertama yang mendemonstrasikan kemampuan memproses dan memverifikasi 10 ribu transaksi dalam waktu sekitar setengah detik saja.

Tidak lama kemudian, Anatoly dan Greg disusul oleh Stephen Akridge, yang juga merupakan bekas kolega di Qualcomm. Bersama tiga orang lain, trio tersebut mendirikan perusahaan bernama Loom. Ya, Solana pada awalnya memiliki nama yang sangat berbeda.

Masalah datang ketika nyaris bersamaan muncul sebuah proyek berbasis Ethereum bernama Loom Network. Alhasil, pada Maret 2018, Anatoly dkk. memutuskan untuk mengubah nama perusahaannya menjadi Solana Labs, terinspirasi dari nama kota kecil di California (Solana Beach) yang menjadi tempat tinggal mereka selama tiga tahun mereka bekerja di Qualcomm.

Peluncuran Solana dan pertumbuhan pesatnya

Setelah sekitar dua tahun melakukan beragam pengujian, blok pertama Solana akhirnya tercipta pada 16 Maret 2020, sekaligus menandai peluncuran perdana jaringan blockchain Solana. Memasuki bulan Juni 2020, Anatoly memutuskan untuk mendirikan Solana Foundation, sebuah organisasi terpisah yang difokuskan untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem Solana, salah satunya melalui program hibah dan delegasi.

Pertumbuhan Solana di tahun pertamanya cenderung lambat namun stabil. Perlahan, namanya mulai dikenal di kalangan pemain Web3 secara luas. Pada bulan September 2020, Tether selaku pengembang stablecoin USDT mengumumkan rencana integrasi ke jaringan Solana. Sekitar sebulan setelahnya, giliran Circle, pengembang stablecoin USDC, yang mengumumkan rencana serupa.

Namun yang membuat popularitas Solana mencuat justru adalah Sam Bankman-Fried, pendiri sekaligus CEO bursa kripto FTX. Pada awal bulan Januari 2021, Sam sempat menantang seseorang yang pesimistis terhadap Solana di Twitter dengan menawarkan untuk membeli semua token SOL yang dimiliki orang itu.

Kala itu, nilai tukar SOL masih berada di kisaran $3. Namun sejak cuitan legendaris Sam Bankman-Fried tersebut, nilai tukar SOL perlahan merambat naik. Februari 2021, nilainya sudah menembus $10. April 2021, nilai SOL sempat mencapai $30, dan di bulan Mei, nilainya bahkan sempat melewati angka $50.

Lanjut ke Juni 2021, Solana Labs menerima pendanaan senilai $314 juta dari sejumlah investor kenamaan, termasuk salah satunya Andreessen Horowitz. Alameda Research, crypto hedge fund yang didirikan oleh Sam Bankman-Fried, juga ikut berpartisipasi dalam sesi pendanaan tersebut. Pendanaannya sendiri datang dalam bentuk penjualan token SOL ketimbang penjualan saham secara tradisional.

Kebangkitan ekosistem NFT Solana

Dengan kemampuannya memproses transaksi secara cepat dan biaya transaksi yang rendah, Solana merupakan blockchain yang sangat ideal untuk NFT sekaligus alternatif yang menarik terhadap Ethereum. Ekosistem NFT Solana berawal dari koleksi bernama Kreechures di bulan Maret 2021, dan disusul oleh Solarians tidak lama setelahnya.

Phantom, crypto wallet Solana terpopuler saat ini, mengawali debutnya di bulan April 2021. Pertumbuhan ekosistem NFT Solana kala itu masih relatif lamban. Namun semuanya berubah drastis di bulan Agustus, tepatnya ketika koleksi NFT bernama Solana Monkey Business diluncurkan, disusul oleh Degenerate Ape Academy pada bulan yang sama.

Solana Monkey Business / SMB

Masih di bulan Agustus, game NFT Aurory meluncurkan koleksi perdananya sekaligus menandai lahirnya segmen gaming NFT di Solana. Di titik itu, nilai tukar SOL sudah berhasil menembus angka $100, dan masih terus naik hingga sempat menyentuh $200 di bulan September 2021.

Magic Eden, marketplace NFT Solana nomor satu saat ini, resmi meluncur pada bulan September 2021. Pertumbuhan ekosistem NFT Solana terus meningkat secara signifikan di bulan-bulan berikutnya. Pada 6 November 2021, Phantom berhasil mencatatkan 1 juta pengguna, dan sehari setelahnya, nilai tukar SOL sukses mencapai rekor tertingginya di angka $260.

Memasuki tahun 2022, pergerakan nilai tukar SOL memang cenderung menurun, sama seperti hampir semua aset kripto lain kala itu. Pun demikian, ekosistem NFT Solana masih menunjukkan pertumbuhan yang positif. Indikator terbesarnya datang di bulan April 2022, tepatnya ketika marketplace NFT OpenSea mulai menguji coba integrasi NFT Solana di platformnya, yang kemudian disusul oleh peluncuran resminya di bulan Juli.

Solana Labs sendiri tidak mau melewatkan momentum apik tersebut meski tengah dihadapkan dengan fenomena musim dingin kripto. Mengambil panggung acara NFT.NYC pada 24 Juni 2022, Solana memperkenalkan Solana Saga, sebuah smartphone Android kelas flagship yang dikembangkan secara spesifik untuk memaksimalkan potensi ekosistem Web3.

Solana Saga / Solana Mobile

Secara teknis, ponsel tersebut memang hanya sebatas rebranding dari ponsel bernama OSOM OV1 yang belum sempat dirilis. Pun demikian, komitmen besar Solana Labs bisa dilihat dari upayanya mengembangkan development platform bernama Solana Mobile Stack (SMS), yang dirancang untuk menyulap smartphone menjadi lebih ramah Web3, baik untuk platform Android maupun iOS.

Manuver yang Solana jalankan guna membuat namanya lebih dikenal oleh kalangan awam tidak berhenti sampai di situ saja. Menjelang akhir bulan Juli 2022, Solana sempat menjadi bahan pembicaraan usai meresmikan toko ritel fisik bernama Solana Spaces di sebuah pusat perbelanjaan elit di kota New York.

Gangguan jaringan dan kejatuhan Solana

Perjalanan Solana sampai ke titik ini bukanlah tanpa masalah, sebab selain pengaruh fenomena musim dingin kripto itu tadi, ada problem internal yang secara konsisten menjadi momok tersendiri buat Solana. Problem yang saya maksud adalah gangguan jaringan, yang Anatoly Yakovenko sendiri sebut sebagai kutukan buat Solana.

Berdasarkan pantauan Cointelegraph, Solana sejauh ini tercatat telah mengalami setidaknya tujuh kali gangguan jaringan serius, lima di antaranya terjadi di tahun 2022. Yang paling parah terjadi pada September 2021, tepatnya ketika jaringan blockchain Solana berhenti beroperasi selama sekitar 17 jam akibat serangan yang diterima Raydium, sebuah decentralized exchange (DEX) berbasis Solana.

Tanpa perlu terkejut, gangguan jaringan ini sering berujung pada anjloknya nilai tukar SOL secara cukup drastis. Anatoly sendiri memberikan pembelaan bahwa gangguan jaringan ini setidaknya tidak berakibat pada jebolnya benteng pertahanan protokol Solana. Contoh kasusnya adalah ketika ribuan akun wallet Slope diretas pada 3 Agustus 2022, yang menurut Solana disebabkan oleh celah keamanan dari pihak Slope sendiri.

Sam Bankman-Fried / The New York Times

Namun yang memicu kejatuhan Solana sebenarnya adalah bangkrutnya FTX pada bulan November 2022. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, CEO FTX, Sam Bankman-Fried, merupakan sosok penting di balik melejitnya popularitas Solana di tahun 2021.

Juga tidak kalah penting adalah fakta bahwa Alameda Research — yang juga dinyatakan bangkrut hampir bersamaan dengan FTX — memiliki simpanan token SOL dalam jumlah masif. Rumornya, Alameda sempat memegang sekitar 13,25% dari total token SOL yang berada dalam sirkulasi. Alhasil, nilai tukar SOL sempat anjlok sampai sebesar 40% dalam sehari.

Belum sempat pulih, Solana malah jatuh tersungkur menjelang pergantian tahun. Pada 29 Desember 2022, nilai tukar SOL menyentuh angka kurang dari $10 untuk pertama kalinya sejak Februari 2021. Pemicunya, beberapa hari sebelumnya, beredar kabar bahwa dua proyek NFT Solana populer, DeGods dan y00ts, berniat untuk meninggalkan Solana.

Lahirnya BONK dan debut cemerlang Solana di 2023

Skandal FTX jelas membuat banyak orang yang tergabung dalam komunitas Solana kesal. Kekesalan ini memicu lahirnya meme coinBONK, dengan premis bahwa semua yang tergabung dalam komunitas Solana pantas mendapat perlakuan yang adil.

BONK diluncurkan pada 25 Desember 2022. Dari total suplai sebanyak 100 triliun koin BONK, separuhnya dibagi-bagikan secara gratis ke komunitas Solana, yang mencakup developer, kreator NFT, dan bahkan para kolektor NFT. Developer yang tergabung dalam LamportDAO misalnya, masing-masing menerima 5 miliar koin BONK berdasarkan laporan Decrypt.

Sebagai sebuah meme coin, nilai tukar BONK memang jauh dari kata signifikan, terbukti dari nilai tukar 5 miliar koin BONK yang tidak sampai $1.000. Namun sebagai sebuah meme coin, BONK pun juga sempat mengalami lonjakan drastis. Di satu titik, nilai BONK sempat menyentuh angka $0,00000487 pada 5 Januari 2023, alias naik 3.300% dari nilai awalnya. Seandainya ada yang menjual 5 miliar koin BONK saat itu, mereka mungkin sudah mengantongi dana segar sebesar hampir $122.000.

BONK boleh dibuat dengan maksud lucu-lucuan, akan tetapi pengembangnya cukup serius menawarkan integrasi ke berbagai layanan. Tercatat sejauh ini sudah ada cukup banyak layanan dan aplikasi dalam ekosistem Solana yang mengintegrasikan BONK, dan ini rupanya membawa imbas positif bagi ekosistem Solana secara keseluruhan.

Hal itu bisa dilihat dari nilai tukar SOL yang terus menguat dan stabil di kisaran $20 dalam beberapa hari terakhir. Ini merupakan awal yang sangat baik bagi Solana di tahun 2023, apalagi mengingat nilai tukar SOL yang sempat menyentuh angka $8 belum sebulan lalu.