Bersama Moonton Indonesia, Likee mengadakan Likee Superstar Battle. Pertandingan tersebut akan mengadu tim influencer perempuan dengan tim influencer laki-laki. Tim perempuan terdiri dari Sherlin Tsu, Cindy Gulla, Dinda Cassanova, Vionarntha, dan Siska Novianti. Sementara tim laki-laki beranggotakan Zxuan, Vando, Ilham Fauzi, Reza Anugrah, dan Daffa Raihansyah. Pertandingan tersebut akan disiarkan di Likee pada Sabtu, 4 Juli 2020 pada pukul 20.00 sampai 22.00 WIB.
Likee adalah platform untuk membuat dan membagikan video pendek asal Singapura. Dalam konferensi media virtual, Marketing Director Likee Indonesia, Theon Hsu mengatakan bahwa komunitas gamer di Indonesia terus berkembang. Tak hanya itu, sebagian gamer bahkan sukses menjadi pemain esports profesional.
“Likee menyadari tren ini sebagai sebuah kesempatan. Kami ingin memberikan kesempatan bagi pengguna kami untuk menjadi bagian dari tren tersebut,” kata Theon. Memang, industri game dan esports telah menjadi industri besar dan masih menunjukkan potensi untuk berkembang. Nilai industri esports diperkirakan akan menembus US$1 miliar pada 2020 sementara nilai industri game mencapai US$159,3 miliar. Di Indonesia, sebanyak 40 persen pengguna internet Indonesia (sekitar 68,4 juta orang) senang menonton siaran langsung game, menurut data dari Kepios, .
Mobile Legends adalah salah satu mobile game terpopuler di Indonesia. Marketing Manager Moonton Indonesia Adrian Alpin mengatakan, setelah beroperasi di pasar Indonesia selama sekitar 4 tahun, Mobile Legends memiliki komunitas yang cukup besar. Dia mengungkap, Mobile Legends selalu masuk daftar game dengan pendapatan besar dan dia merasa, hal itu bisa tercapai berkat para pemain game tersebut. “Makanya, kami mau bekerja sama dengan Likee untuk mengembangkan komunitas Mobile Legends,” ujar Adrian.
Adrian juga menjelaskan mengapa Likee Superstar Battle mengadu tim influencer berdasarkan gender mereka. “Pertandingan ini menjadi ajang pembuktian bahwa gamer itu tidak hanya laki-laki. Perempuan juga memiliki potensi untuk masuk ke dunia esports,” katanya.
Di Indonesia diskriminasi terhadap gamer perempuan masih terjadi. Jumlah atlet esports perempuan juga jauh lebih sedikit dari pemain profesional laki-laki. Namun, hal itu bukan berarti perempuan tak punya peran dalam mengembangkan industri esports. Selain sebagai atlet esports, perempuan juga bisa mengambil berperan aktif di belakang layar, seperti menjadi manager tim esports, caster, atau bahkan memegang jabatan pemimpin di perusahaan yang bergerak di esports.