10 Game Terburuk di dunia di Tahun 2022 yang Harus Dihindari

Game-game ini akhirnya tidak dapat memenuhi ekspektasi para gamer.

Tidak semua game itu bagus dan menyenangkan untuk dimainkan. Jadi, inilah daftar game terburuk di dunia yang harus dihindari agar tidak terlalu banyak mengumpat.

Tidak terasa kita telah memasuki pertengahan tahun 2022, dan selama 6 bulan ini sudah ada puluhan atau bahkan ratusan game yang dirilis dan menyibukkan para gamer. Para gamer pun dapat menikmati banyak game-game mahakarya seperti Elden Ring, Total War: Warhammer III, Monster Hunter Rise, dan masih banyak lainnya.

Namun dibalik judul-judul berkualitas tinggi tersebut juga terdapat tidak sedikit judul game yang mendapat respon negatif dari para gamer. Alasannya pun beragam mulai dari permainan yang tidak sesuai ekspektasi, ataupun berbagai keputusan kontroversial yang membuat komunitas pemainnya marah.

Mereka-pun mayoritas akan menyerbu media sosial ataupun situs-situs review game untuk meluapkan rasa kecewanya tersebut. Metacritic tentunya menjadi salah satu lokasi favorit para gamer. Layaknya Rotten Tomatoes untuk film, Metacritic menjadi tempat para gamer meluapkan unek-uneknya terhadap game tersebut

Dan tanpa berlama-lama, berikut adalah 10 game terburuk di dunia tahun 2022 ini. Sebagai catatan, daftar ini bukanlah ranking yang menunjukkan game mana yang lebih buruk.

1. Babylon's Fall

Skor Metacritic: 1,3

Mari membuka daftar ini dengan salah satu game berpredikat terburuk yaitu Babylon’s Fall. Sejak dirilis pada awal Maret lalu, game ini langsung menuai banyak reaksi negatif dari media maupun para pemainnya.

Mulai dari grafis buruk untuk sebuah game yang dirilis pada 2022, story yang tidak menarik diikuti, hingga sistem pertarungan yang membosankan. Game buatan Platinum Games ini berhasil membuat banyak pemain bahkan tidak memperdulikannya dan langsung beralih ke game lainnya.

2. Chrono Cross: The Radical Dreamers

Skor Metacritic: 1,7

Siapa yang menyangka bahwa sebuah remaster game klasik yang dicintai banyak gamer bisa mendapat reaksi se-negatif Chrono Cross. Namun kelihatannya keinginan Square Enix untuk menghadirkan visual klasik game-nya dalam resolusi tinggi ternyata tidak sesuai yang diharapkan.

Visual yang dianggap tidak memuaskan tersebut diperparah dengan optimalisasi game-nya yang sangat buruk. Bahkan, para fans yang marah membandingkan performa game ini dengan game originalnya yang dimainkan di emulator.

3. Vampire: The Masquerade – Swansong

Skor Metacritic 2,7

Franchise Vampire: The Masquerade mungkin bukanlah seri yang dicintai oleh banyak gamer. Namun setidaknya developer Big Bad Wolf berusaha untuk membuat berbagai terobosan baru lewat game-game baru yang dibuat. Yang sayangnya, tidak mengena untuk para gamer.

Salah satunya adalah game ini yang memiliki banyak ide, konsep, dan juga ambisi untuk RPG ini. Sayangnya ide semacam 3 karakter yang dapat dimainkan bergantian, puzzle detektif ala serinya, hingga usaha membuat cerita mendalam nyatanya malah membuat game ini tidak fokus.

4. Chocobo GP

Skor Metacritic 2,1

Chocobo tentunya merupakan salah satu karakter yang paling disukai para fans dari franchise Final Fantasy. Sayangnya burung kuning lucu ini harus menjadi korban keganasan Square Enix yang ingin membuat sebuah game live-service.

Bagaimana tidak, game ini memiliki harga penuh layaknya game Nintendo Switch lainnya. Namun para pemainnya tetap dihadapkan pada mekanisme battle pass, karakter berbayar, dan tentunya gacha. Kombinasi yang cukup untuk membuat para fans Chocobo marah terhadap game ini.

5. CrossfireX

Skor Metacritic 3,2

Developer dan publisher Smilegate memang memiliki ambisi besar untuk membawa franchise FPS-nya menjadi judul besar seperti Call of Duty atau Battlefield. Tapi kelihatannya ekspektasi tersebut terlalu jauh bagi CrossfireX ini.

Pada akhirnya game ini tidak mengalami lompatan terlalu jauh dari game aslinya dahulu. Apalagi campaign mode yang dielu-elukan selama perkenalannya juga tidak terlalu wah dan bahkan diperburuk dengan durasi cerita yang singkat.

6. Dislyte

Skor Metacritic 2,2

Game mobile ini dikerjakan oleh Lilith Games yang sebelumnya dikenal lewat AFK Arena dan Rise of Kingdom. Agak kurang objektif untuk menilai game ini karena game ini baru saja dirilis dan jumlah review-nya masih belum banyak.

Namun dari review terbatas tersebut terlihat bahwa game ini merupakan game gacha lain berbasis RPG. Hal yang paling disoroti dari game ini tentunya adalah sistem pay-to-win yang didorong penuh oleh sang developer. Anda bisa membaca review game-nya di sini.

7. Roller Champions

Skor Metacritic 3,5

Ubisoft memang masih belum menemukan formula yang tepat untuk menarik minat para pemain dengan membuat judul baru. Mereka pun mencoba berbagai tema termasuk olah raga, yang mereka tuangkan dalam game hybrid antara sepatu roda, nascar, dan basket ini.

Meskipun memiliki konsep yang bisa dibilang unik, namun pengembangan yang kurang matang kelihatannya membuat game ini jatuh dengan cepat. Game-nya cepat terasa repetitif, fleksibilitas dalam permainannya terbatas, dan tentunya karena ini adalah game free-to-play semua konten tambahannya terkunci melalui microtransaction.

8. Galactic Civilizations IV

Skor Metacritic 3,5

Game strategi bertema perang antar galaksi ini memang terlihat epik pada konsepnya, namun sayangnya konsep tersebut tidak dapat diolah secara matang oleh developer Stardock sehingga game ini malah terasa seperti sistematika hitung-hitungan daripada sebuah pengalaman bermain game.

Apalagi hal ini diperparah dengan konten yang sangat terbatas saat dirilis sehingga membuat game ini sudah terasa membosankan hanya dalam beberapa jam. Hal itu juga diperparah dengan minimnya perbaikan terhadap masalah-masalah seperti crash, bug, dan UI yang tidak diperbaiki.

9. Diablo Immortal

Skor Metacritic: 0,4

Game terbaru buatan Blizzard ini memang menyandang predikat sebagai game dengan skor Metacritic paling rendah sepanjang sejarah. Dan hal tersebut tentunya sudah dimulai sejak game-nya diperkenalkan pertama kali pada 2018 silam.

Konsep game free-to-play di mobile memang kombinasi yang menjadi peringatan keras bagi para fansnya. Dan ternyata game finalnya lebih para daripada yang dibayangkan para fans. Dengan dorongan yang besar terhadap microtransactionmembuat game ini menjadi pay-to-win dengan cepat.

10. Gran Turismo 7

Skor Metacritic: 2.0

Siapa yang menyangka bahwa salah satu judul yang paling dinanti oleh para fans PlayStation ini mendapat review yang negatif dari para fans. Padahal di awal perilisannya game ini mendapat skor yang sangat baik.

Namun semua sanjungan tersebut langsung berubah ketika Sony memberikan update yang semakin lama membuat ekonomi game-nya mengarah ke microtransaction. Hal inilah yang akhirnya membuat para pemainnya juga akhirnya memberikan review negatif. Membuat game ini menjadi game milik PlayStation dengan skor Metacritic terendah.

--

Itulah tadi daftar game terburuk di dunia yang bisa dicatat agar jangan terjerumus ke dalamnya. Plus, daftar tadi juga bukan pendapat saya juga ya tapi menurut skor dari Metacritic.