Leak bukanlah masalah baru di industri game. Tidak peduli seberapa hati-hati developer dalam merahasiakan game yang sedang mereka buat, selalu ada kemungkinan informasi dari game yang tengah mereka kembangkan bocor sebelum waktunya. Menyebarnya video footage dari Grand Thef Auto 6 kembali membuka diskusi akan dampak leak pada proses pengembangan game.
Leak dari Grand Theft Auto 6
Pada 19 September 2022, 90 video berupa test build untuk Grand Theft Auto 6 diunggah ke GTAForums oleh pengguna bernama “teapotuberhacker”. Video footage dari GTA 6 itu masih menggunakan aset dan source code dari GTA 5. Mengingat GTA 6 sangat dinantikan oleh para gamers, sreenshots dan potongan video leak itu dengan cepat menyebar di internet, mulai dari Reddit, Twitter, sampai YouTube.
Video leak dari GTA 6 ini juga dipercaya valid karena ia sejalan dengan informasi bocoran sebelum ini. Rockstar Games juga telah mengakui bahwa video yang diunggah ke forum GTA itu memang asli. Dikutip dari PC Gamer, mereka mengatakan, “Pihak ketiga secara ilegal mengakses dan mengunduh informasi rahasia dari sistem kami, termasuk footage dari Grand Theft Auto berikutnya yang masih dalam tahap pengembangan awal.”
Untuk membatasi penyebaran video leak dari GTA 6 ini, publisher Take-Two Interactive meminta semua platform online untuk menghapus video leak yang diunggah atas dasar pelanggaran hak cipta.
Dari leak ini muncul beberapa unsur dalam game seperti tokoh dan adanya playable character yang sedang menjalankan aksi tertentu.
Terlihat jelas, video bocoran ini menampilkan gameplay GTA 6 yang belum sempurna. Karena, NPC yang tampil dalam video tidak lebih dari manekin dan dialog untuk para karakter pun belum ditentukan. Sementara mobil polisi yang tampil merupakan mobil polisi dari GTA 5, dengan tulisan “V.C.P.D”.
Orang yang merilis video leak dari GTA 6 dipercaya adalah orang yang sama dengan orang yang meretas sistem Uber. Dan beberapa hari setelah sang hacker mengunggah footage dari GTA 6, dia diselidiki oleh FBI, lapor Eurogamer. Melalui blog, Uber mengatakan bahwa hacker yang menyerang mereka juga merupakan dalang dari serangan pada Rockstar Games. Untuk mencari sang hacker, Uber bekerja sama dengan FBI dan US Department of Justice.
Uber menjelaskan, sang hacker diduga memiliki hubungan dengan grup peretas bernama “Lapsus$”, yang cukup aktif satu tahun belakangan. Sebelum ini, grup tersebut telah menyerang berbagai perusahaan teknologi, seperti Microsoft, Samsung, dan NVIDIA. Kabar baiknya, pada 23 September 2022, polisi di London menangkap seorang remaja berumur 17 tahun di Oxfordshire, yang dipercaya sebagai hacker yang menyerang Uber dan Rockstar Games.
Kontroversi yang Muncul Akibat Leak GTA 6
Rockstar Games bukan satu-satunya developer yang menjadi korban dari leak. Belum lama ini, juga muncul leak dari Need for Speed Unbound. Selain itu, game online seperti Genshin Impact juga sering harus berurusan dengan leak, mulai dari leak akan karakter yang akan dirilis sampai mission atau quest dalam update terbaru.
Untungnya, dalam kasus GTA 6, Rockstar mengatakan bahwa kebocoran informasi ini tidak akan mempengaruhi proses pengembangan game. Walau, mereka mengaku kecewa karena game yang telah mereka garap selama bertahun-tahun dibocorkan ke publik begitu saja. Apalagi karena video leak GTA 6 ini justru membuat para gamers protes, mempertanyakan kualitas grafik GTA 6 dalam video leak.
Padahal, alasan mengapa grafik GTA 6 di video leak terlihat kurang memuaskan sudah jelas: karena game itu belum selesai dikembangkan. Walau ada gamers yang percaya bahwa grafik adalah salah satu elemen pertama yang dikerjakan oleh developer dalam proses pengembangan game, sejumlah developers menyanggah opini itu. Beberapa developers bahkan rela untuk menunjukkan tampilan awal dari game yang mereka buat. Menurut laporan GamesRadar, banyak developer mengatakan, grafik biasanya salah satu elemen dari game yang disempurnakan pada tahap akhir.
“Graphics are the first thing finished in a video game”
Here’s what early versions of Cult of the Lamb looked like pic.twitter.com/F5EyEH6M9r
— Cult of the Lamb 🙏🐑👑 (@cultofthelamb) September 20, 2022
Pada awal proses pembuatan game, art yang digunakan dalam game biasanya berupa mock up atau bahkan placeholder, yang akan diganti di masa depan. Faktanya, bahkan setelah developer menentukan artstyle yang ingin mereka gunakan dalam game dan mereka telah membuat environment serta karakter yang akan tampil dalam game, mereka mungkin tidak akan langsung menggunakan aset-aset itu dalam tahap pengembangan. Mereka baru akan memasukkan aset yang telah jadi setelah mekanisme game berjalan dengan baik.
Bocornya video footage dari GTA 6 membuat gamers membuat asumsi yang salah tentang proses pengembangan game. Dan hal ini merupakan salah satu dampak buruk dari leak pada proses pengembangan game.
Tuntutan akan Transparansi pada Developer
Bocornya footage GTA 6 jelas memunculkan kontroversi. Namun, sebagian orang masih mencoba untuk melihat sisi positif dari leak tersebut. Salah satunya, gamers menjadi tahu tentang proses pembuatan game. Sebagian orang bahkan percaya, leak tidak akan menjadi masalah jika sejak awal, developer bersedia untuk menampilkan tahap pengembangan dari game yang sedang mereka buat.
Menunjukkan proses pengembangan game memang mungkin bisa mengedukasi para gamers. Namun, pada dasarnya, developer game tidak punya kewajiban untuk menampilkan proses pembuatan game. Toh, kreator dari media hiburan lainnya juga tidak dituntut untuk menunjukkan apa yang mereka lakukan dalam menciptakan karya.
Misalnya, novelis tidak akan dituntut untuk mengunggah draf dari novel yang mereka buat. Dan musisi juga tidak diwajibkan untuk menunjukkan proses perekaman atau bahkan pembuatan lagu. Jadi, seharusnya, developer juga mendapatkan kebebasan yang sama.
Selain itu, jika gamers memang penasaran akan proses pembuatan game, mereka bisa menemukan banyak video yang membahas tentang hal itu di internet. Contohnya, banyak video dari Game Developers Conference yang menjelaskan tentang proses pembuatan game AAA. Dengan begitu, gamers tetap bisa memuaskan rasa penasaran mereka, tanpa harus membebani para developers.
Leak Sebagai Alat Marketing
CEO dan pendiri Digital Happiness, Rachmad Imron mengatakan, leak GTA 6 menampilkan game dalam tahap pengembangan dengan akurat. Karena proses pengembangan game memang cukup panjang. “Proses polishing memang dilakukan belakangan, setelah semua mekanisme game selesai. Kalau sudah jadi, enak untuk dimainkan, baru kita mulai proses untuk mengindahkan tampilan,” katanya pada Hybrid.co.id.
Walau, Imron tidak memungkiri, leak juga bisa menjadi alat bagi developer untuk memasarkan game mereka. Karena, pada akhirnya, leak bisa membuat sebuah game menjadi bahan pembicaraan banyak orang.
Pada saat yang sama, leak juga bisa membuat gamers memiliki ekspektasi yang salah akan sebuah game. Sebagai contoh, salah satu adegan yang ditunjukkan dalam leak GTA 6 adalah perampokan restoran. Walau Rockstar kini memasukkan mekanisme perampokan dalam GTA 6, tidak tertutup kemungkinan, di masa depan, mereka harus menghilangkan mekanisme perampokan tersebut.
Dan jika para gamers sudah menantikan untuk mencoba mekanisme perampokan itu, keputusan Rockstar untuk menghilangkannya akan membuat para gamers kecewa, seperti yang disebutkan oleh Digital Trends.
Membangun hype memang penting bagi developer untuk memasarkan game mereka. Namun, jika overhype terjadi, hal ini justru bisa menciptakan masalah bagi developer. Ketika ekspektasi gamers akan sebuah game lebih tinggi dari realitas game yang dirilis, hal ini justru akan merusak reputasi sang developer. Masalah ini pernah dialami oleh CD Projekt Red dengan Cyberpunk 2077.