Dark
Light

BMW Gandeng Baidu Untuk Kembangkan Mobil Pintar Tanpa Pengemudi

1 min read
September 30, 2014

Walaupun belakangan sering menjadi topik pembicaraan, sejauh ini mobil tanpa pengemudi hanya hadir berupa prototype. Selain shuttle open-air (tersedia komersil berkecepatan maksimal 20,1 km/jam), self-driving car dari Google-lah yang tampaknya paling menjanjikan. Tapi ada kemungkinan Google akan mendapatkan perlawanan dari rival terbesarnya.

Kompetisi datang dari kolaborasi antara Barat dan Timur. Sang produsen mobil mewah asal Jerman, Bayerische Motoren Werke yang lebih kita kenal dengan panggilan BMW sudah setuju bekerja sama dengan Baidu. Perusahaan terakhir ini biasa disebut sebagai Google-nya China, menawarkan berbagai macam layanan dari mulai search engine biasa, app antivirus hingga PC optimizer.

Proyek itu merupakan bagian dari program Vision Zero sang pencipta produk otomotif asal Munich tersebut. Vision Zero ialah sebuah upaya untuk meminimalisir dan, pada akhirnya, menghilangkan segala jenis kecelakaan lalu lintas di masa yang akan datang dengan bantuan mobil tanpa pengemudi. BMW telah menguji coba kendaaran tersebut di autobahn – sistem jalan tol berkecepatan tinggi di Jerman – sejauh ribuan kilometer dan kini berencana menjajalnya di daratan China.

 

Info menarik: Ini Dia Mobil Tanpa Pengemudi dari Google, Tidak Ada Pedal Gas dan Rem serta Tidak Memiliki Setir

 

Autobahn di Jerman terkenal karena menjadi satu dari sedikit jalanan publik tanpa batas kecepatan untuk berbagai jenis kendaraan, baik yang berukuran raksasa, roda empat dan roda dua. Tapi tantangan terbesarnya adalah seberapa efektif kendaraan tanpa pengemudi beroperasi di pusat kota dan jalan-jalan sibuk di Beijing dan Shanghai.

“BMW memulai proyek riset lebih jauh yang akan membuka jalan bagi kendaraan otomatis di negeri China,” kata representasi mereka kepada Reuters. “Daerah-daerah pusat kota di China sedang mengalami perkembangan sangat pesat, hal itu memberi para teknisi tantangan, contohnya ialah jalan tol muti-level di sana.”

Kita bisa menebak peran kedua perusahaan dalam proyek ini: dengan pengalaman hampir seratus tahun di bidang otomotif, BMW menyediakan bagian dan komponen hardware; sedangkan Baidu menggarap bagian software dan konektivitasnya. BWM membutuhkan rekan karena untuk bekerja sempurna, driverless car harus didukung sistem peta beresolusi tinggi demi mengukur posisi secara akurat agar tidak menabrak kendaraan ataupun objek lain di jalan, termasuk pejalan kaki.

 

Info menarik: Ford Rilis Mobil Pintar Sekaligus Gahar, The All New Mustang 2015

 

Kendaraan roda empat saat ini tidak memiliki kapasitas memori cukup besar untuk menyimpan peta detail satu negara. Dan itu adalah alasan lain mengapa BMW juga memerlukan dukungan perusahaan telekomunikasi dan penyedia jasa internet. Dengan begitu, kendaraan dapat mengunduh peta sembari mengantar penumpangnya ke tujuan.

Tes di China akan berlangsung selama dua tahun, lalu mereka berniat melanjutkan program ke tahap selanjutnya. Belum ada info lebih spesifik seperti apa penampilan self-driving car buatan BMW dan Baidu, tebakan saya mereka menggunakan model yang sudah ada sebelumnya. Kapan ia tersedia secara komersil? Mungkin beberapa tahun lagi.

Catatan: gambar header merupakan BMW 235i yang telah dimodifikasi, dipamerkan dalam CES 2014.

Gambar header: Wired.com.

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Kembangkan Sayap, Tango Rilis Aplikasi Anyar ‘Tango Music Pix’ Untuk Android

Next Story

Batasi Penggunaan Paket Data Dengan Fitur Data Sense di Windows Phone

Latest from Blog

Don't Miss

iQOO 13 Resmi Meluncur di Indonesia jadi Smartphone Snapdragon 8 Elite Pertama

Setelah hype yang sangat tinggi terhadap kehadiran chipset Snapdragon 8

Infinix Akan Hadirkan Infinix Note 40 Series Racing Edition (BMW) ke Indonesia

Infinix, brand teknologi terkemuka untuk anak muda, akan segera meluncurkan