Walau telah berumur lebih dari 20 tahun, franchise The Sims masih populer sampai sekarang. Buktinya, per Juni 2020, jumlah pemain aktif bulanan dari The Sims 4 mencapai 10 juta orang.
Berdasarkan data dari Steam Charts, jumlah pemain rata-rata dari The Sims 4 pada Juli 2022 mencapai 17,8 ribu.
Satu hal yang harus diingat, The Sims 4 tidak hanya bisa dimainkan melalui Steam di PC, tapi juga Macs, PlayStation 4, dan Xbox One. Hal itu berarti, jumlah pemain aktif The Sims 4 lebih banyak dari angka yang tertera di Steam Charts.
Fakta bahwa franchise The Sims masih tetap populer menarik. Karena, game terakhir yang Electronic Arts rilis, The Sims 4, dirilis pada September 2014, hampir 8 tahun yang lalu. Walau, memang, EA terus merilis expansions untuk game life simulation tersebut. Expansion terbaru untuk The Sims 4 adalah High School Years Expansion Pack, yang dirilis pada Juli 2022.
Dalam artikel ini, saya akan membahas beberapa alasan yang membuat franchise The Sims populer bahkan setelah dua dekade.
Bermain The Sims Sebagai Bentuk Escapism
Setiap gamer punya alasan masing-masing untuk bermain game. Ada orang yang menganggap game sebagai media hiburan, ada juga orang yang bermain game sebagai bentuk pelarian dari dunia nyata.
Kabar baiknya, menurut Steve McKeown, seorang psychoanalyst dan pemilik dari McKeown Clinic, game life simulation seperti The Sims merupakan pelarian alias escapism yang sehat.
Jika dibandingkan dengan metode escapism lain — seperti judi, minum alkohol, atau bahkan memakai narkoba — bermain game jelas merupakan pilihan lebih aman. Dan setiap orang memerlukan metode escapism.
Karena, tanpa escapism, risiko seseorang mengalami burnout akan semakin tinggi. Layaknya manusia yang bermimpi di malam hari untuk melepaskan beban yang dia pikul selama dia terbangun.
“The Sims memungkinkan seseorang untuk melarikan diri dari norma sosial, tekanan dari lingkungan, dan stres yang muncul di dunia nyata,” kata McKeown pada UNILAD, dikutip dari Indy100.
“Game itu memberikan kesempatan pada para gamer untuk menciptakan dunia yang sempurna. Di dunia tersebut, sang gamer bisa menjadi tokoh utama dan memiliki kendali penuh akan apa yang terjadi dalam hidupnya.”
McKeown mengungkap, merealisasikan imajinasi dalam The Sims bisa menjadi cara yang sehat bagi seseorang untuk memahami dirinya sendiri. Dan, tidak tertutup kemungkinan, memainkan game life simulation akan membantu seseorang untuk mengetahui sesuatu tentang dirinya yang selama ini tidak dia sadari.
Dalam WIRED, Saira Mueller, freelance tech journalist mengungkap, memainkan The Sims membuatnya sadar bahwa dia sudah siap untuk menjalin hubungan romantis yang serius dan bahkan memiliki anak.
Setelah menyadari hal itu, dia memutuskan untuk menjadi lebih terbuka dan jujur dengan teman kencannya. Dan dia bukan satu-satunya pemain The Sims yang menyadari masalah dalam hidupnya setelah memainkan game tersebut.
The Sims Bisa Buat Gamers Temukan Hal Baru
Vincent Minichiello, Supervisor, Digital Activation – Gaming & Esports di Zero Code, bercerita bagaimana The Sims membantunya untuk beradaptasi setelah pindah ke tempat baru. Game itu juga bahkan mendorongnya untuk menemukan hobi baru di kehidupan nyata.
Minichiello mulai memainkan The Sims pada 2020 karena game itu merupakan salah satu game yang bisa dimainkan secara gratis di PlayStation.
Dia mengungkap, ketika dia memutuskan untuk memainkan game life simulation itu, dia merasa sangat bosan karena dia sedang masa transisi dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. Dia juga sedang mempersiapkan diri untuk pindah ke kota yang sama sekali baru, sendirian.
Saat memainkan Sims 4, hal pertama yang Minichiello tentukan untuk Sim-nya adalah pekerjaan utama, yaitu telemarketer. Alasannya memilih opsi itu adalah karena telemarketer merupakan pekerjaan pertamanya setelah dia lulus kuliah.
Rumah milik Sim Minichiello kosong melompong. Hanya ada alat olahraga dan komputer di sana. Saat bermain The Sims, Minichiello fokus untuk membuat Sim-nya belajar tentang teknologi dan fitness di waktu senggangnya.
Tentu saja, dia juga memastikan bahwa semua kebutuhan sang Sim terpenuhi. Dia ingin, Sim-nya bisa membangun karir di industri gaming atau fitness.
Demi bisa bekerja untuk perusahaan esports, Minichiello harus meninggalkan Washington DC untuk bekerja di Seattle. Setelah dia mendapatkan apartemen baru di Seattle, dia mengaku, dia merasa kesulitan menemukan motivasi untuk membenahi atau bahkan mengisi apartemen barunya.
“Saya terus menunda-nunda tanggung jawab saya. Saya merasa overwhelmed. Saya tidak tahu harus memulai dari mana,” katanya. “Dan bukannya berusaha untuk membehani hidup saya, saya justru bermain The Sims.”
Menariknya, Minichiello mendapatkan “pencerahan” justru saat dia sedang bermain The Sims. “Saya duduk di apartemen kecil tanpa perabotan apapun. Saat itulah, saya menyadari bahwa saya menghabiskan begitu banyak waktu untuk menciptakan hidup yang ‘ideal’ dalam dunia Sim saya,” ceritanya. “Padahal, saya hanya perlu melakukan gamifikasi pada hidup saya.”
Minichiello mengaku, The Sims membuatnya memahami arti dari “kebahagiaan.” Dia pun mencoba untuk membayangkan hidupnya seperti game. Dia membayangkan, dia juga memiliki progress bars, layaknya para Sims di game.
“Dan selama saya terus membaca dan belajar, sambil memastikan bahwa semua kebutuhan saya terpenuhi, hidup saya pasti akan menjadi lebih baik,” ujarnya.
Setelah itu, Minichiello mengatakan bahwa hidupnya berubah, menjadi lebih baik. Mood-nya menjadi lebih positif dan dia akhirnya mulai mengisi apartemennya dengan furnitur.
Dia bahkan membeli peralatan masak. Lalu, dia mulai untuk mencoba memasak sendiri dan tidak melulu memesan makanan dari UberEats. Perubahan lain dalam hidupnya, dia mulai bangun lebih pagi dan mulai berlari mengelilingi kota.
“Saya mulai merasa bahwa saya telah mendapatkan inspirasi… Perasaan itu menciptakan efek domino yang tidak pernah saya rasakan sebelumya,” kata Minichiello.
Lebih lanjut dia bercerita, dia menghabiskan lebih banyak waktunya untuk membaca di luar ruangan. Dari sana, dia menemukan hobi barunya: hiking. “Saya merasa kesulitan untuk beradaptasi karena saya harus pindah ke tempat yang sama sekali baru sendirian. Dan hal itu membuat saya tidak sadar bahwa saya bisa membenahi hidup saya sendiri,” katanya.
Genre dan Komunitas
Sebagian gamers suka dengan tantangan. Karena itu, mereka tidak segan untuk memainkan game yang sulit, seperti Elden Ring dan seri Dark Souls. Namun, sebaliknya, ada juga gamers yang lebih suka memainkan game-game kasual yang santai. Dan tampaknya, para gamers itulah yang merupakan target audiens The Sims.
Bagi sebagian gamers, daya tarik The Sims adalah karena ia bisa dimainkan dengan mudah. Anda tidak harus terlalu pusing memikirkan strategi dalam mengalahkan Last Boss atau build dari karakter Anda.
Anda tidak harus memiliki kemampuan khusus untuk bisa memainkan game tersebut. Dan meskipun Anda berhenti memainkan game itu selama seminggu, sebulan, atau bahkan setahun, Anda tetap bisa kembali memainkannya tanpa harus bingung akan apa yang terjadi dalam game.
Terakhir, alasan mengapa The Sims masih populer sampai sekarang adalah karena game itu memiliki komunitas yang besar di media sosial.
Seperti yang disebutkan oleh GameSpace, tidak banyak game yang memiliki komunitas yang sangat aktif di media sosial.
Tak hanya itu, The Sims bahkan punya YouTubers yang fokus untuk membuat konten dari game tersebut. Contohnya, Juno Birch yang memiliki 424 ribu subscribers atau Kelsey Impicciche, yang memiliki 740 ribu subscribers.