2 September 2022

by Glenn Kaonang

5 Cara Mencairkan NFT Tanpa Harus Menjualnya

Menjual NFT di kondisi pasar yang sedang lesu bukanlah hal yang mudah. Alternatifnya, kolektor bisa memanfaatkan cara lain untuk mencairkan dan mendapatkan likuiditas dari NFT

Non-fungible token (NFT) memiliki banyak manfaat dan kegunaan. Namun tak bisa dimungkiri, yang menjadi alasan utama banyak orang tertarik dengan NFT adalah karena adanya peluang untuk mendapatkan cuan alias keuntungan material darinya. Layaknya token crypto, ada aspek likuiditas yang tertanam di setiap aset NFT, dan ini yang sering kali dijadikan alasan utama ketika seseorang memutuskan untuk membeli NFT.

Tentu saja kita tidak boleh lupa akan sifat utama aset crypto yang sangat fluktuatif, dan NFT pun juga tidak luput dari hal tersebut. Masalahnya, NFT tidak selalu bisa dijual secara instan layaknya mata uang crypto. Anda harus mencari pembeli yang berminat terlebih dulu melalui marketplace NFT seperti OpenSea, LooksRare, maupun Magic Eden, dan itu pun tidak ada jaminan bahwa NFT Anda akan laku terjual.

Untungnya, menjual bukanlah satu-satunya cara untuk mendapatkan likuiditas dari NFT. Sekarang sudah ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencairkan NFT tanpa harus menjualnya. Berdasarkan penjelasan CoinDesk, kuncinya terletak pada konsep mengubah sifat non-fungible pada aset NFT menjadi fungible.

5 cara mencairkan NFT tanpa harus menjual

Menggadaikan NFT

Kedengarannya mungkin agak aneh, akan tetapi NFT sebenarnya bisa kita gadaikan di sejumlah protokol decentralized finance (DeFi) guna mendapatkan pinjaman uang. Caranya adalah dengan mengunci NFT di suatu brankas digital dan menukarnya dengan sejumlah mata uang crypto macam ETH maupun USDC.

Saat masa pinjamnya habis, Anda harus mengembalikan sesuai dengan jumlah yang dipinjam, plus sejumlah bunga — dari sinilah sang pemberi pinjaman mendapatkan untung. Seandainya Anda tidak bisa membayar utang yang tercatat, maka aset NFT yang digadaikan otomatis akan menjadi milik sang pemberi pinjaman.

Konsepnya sangat mirip dengan metode gadai tradisional, hanya saja di sini semua objek yang dilibatkan wujudnya digital, termasuk uang pinjamannya. Pihak peminjamnya sendiri tidak harus perorangan, tetapi bisa juga sekumpulan orang, tergantung kebijakan masing-masing protokol DeFi.

Belakangan, menggadaikan NFT terus menjadi metode pencairan yang cukup populer. Namun Anda tetap harus selalu berhati-hati, sebab cara ini pun juga punya risiko-risikonya sendiri. Selain tentu saja yang berkaitan dengan fluktuasi pasar, risikonya juga bisa datang dalam bentuk eksploitasi smart contract, yang tentunya berpotensi merugikan pihak peminjam.

Menyimpan NFT di brankas dan minting token

Sepintas kedengarannya mirip seperti gadai NFT tadi, akan tetapi di sini NFT-nya akan ditukar dengan token khusus yang bersifat fungible. Gambaran lebih jelasnya bisa langsung kita lihat dari cara kerja platform bernama NFTx. Di NFTx, pemegang NFT bisa menyimpan aset NFT-nya ke sebuah brankas, dan sebagai gantinya mereka berhak minting sebuah token ERC-20 (vToken).

vToken ini bisa ditukar menjadi mata uang crypto dengan jumlah yang disesuaikan dengan floor price dari koleksi NFT yang disimpan, untuk kemudian dicairkan secara instan. Alternatifnya, vToken juga dapat dipakai untuk mengklaim aset NFT lain dari koleksi yang sama dengan yang disimpan tadi.

CryptoPunks / Yuga Labs

Jadi misalnya Anda memiliki suatu aset NFT CryptoPunks, Anda bisa menyimpannya ke brankas khusus untuk koleksi CryptoPunks dan menukarnya dengan vToken. Perlu dicatat, saat vToken ini dipakai untuk mengklaim NFT-nya kembali, yang didapat belum tentu aset CryptoPunks yang sama seperti yang disimpan pada awalnya. Andai pengguna ingin memilih aset NFT yang spesifik dari suatu brankas, mereka bisa melakukannya dengan membayar biaya ekstra sebesar 5%.

Staking NFT

Seperti dua cara sebelumnya, staking NFT juga melibatkan aset NFT yang dikunci dalam suatu brankas. Bedanya, imbalan yang diterima di sini tidak langsung didapat secara instan, melainkan baru setelah periode waktu tertentu sesuai dengan ketentuan platform penyedia layanan staking-nya. Anggap saja staking ini seperti deposito, tapi yang disimpan dan dikunci adalah aset NFT, dan bunganya adalah token crypto.

Staking NFT merupakan salah satu cara terpopuler untuk memperoleh pendapatan pasif dari suatu aset NFT, dan saat ini pun ada banyak game NFT yang menawarkan fitur staking kepada para pemainnya. Namun di antara metode lain yang ada dalam artikel ini, staking bisa dibilang adalah yang paling lambat dalam hal pemberian likuiditasnya.

Memecah-mecah NFT (fractionalization)

Anda tidak salah dengar, aset NFT bisa dipecah-pecah menjadi banyak bagian kecil, umumnya dalam bentuk token yang bersifat fungible. Komunitas NFT mengenalnya dengan istilah fractionalization, dan saat ini ada sejumlah platform yang secara khusus memfasilitasi fractionalization NFT. Tujuan fractionalization adalah supaya aset NFT-nya jadi lebih terjangkau oleh banyak kolektor, sekaligus di saat yang sama memberikan likuiditas secara instan kepada sang pemilik NFT aslinya.

Saat NFT dipecah, platform yang menyediakan layanannya biasanya akan mengeluarkan token dalam jumlah tertentu. Token-token ini merepresentasikan klaim proporsional atas suatu aset NFT. Umumnya, pemilik NFT aslinya akan memegang kendali atas mayoritas token yang dikeluarkan selagi di saat yang sama menjual sebagian menjadi mata uang crypto lain. Terkadang, metode ini juga bisa mempengaruhi nilai jual NFT aslinya secara keseluruhan, seperti yang sempat dibuktikan oleh NFT meme Doge.

Menyewakan NFT

Cara mencairkan NFT tanpa menjual yang terakhir adalah dengan menyewakannya. Secara umum, NFT yang bisa disewakan adalah aset metaverse seperti lahan virtual maupun aset game play-to-earn (P2E). Kalau Anda pernah mendengar tentang istilah scholarship pada game P2E macam Axie Infinity, metode menyewakan NFT ini pada dasarnya memiliki cara kerja yang serupa.

Axie Infinity / Sky Mavis

Proses menyewakan NFT tidak ribet, sebab sekarang ada platform yang bisa membantu macam reNFT maupun Playdex. Pemilik NFT hanya perlu menetapkan biaya dan durasi sewanya, dan pihak penyewa akan diminta untuk membayar di depan.

Platform penyedia layanannya kemudian akan mentransfer aset NFT-nya ke semacam wallet bersama yang dapat diakses oleh sang penyewa sesuai batas waktu yang telah ditentukan. Saat masa sewanya habis, aset tersebut akan dikembalikan ke pemilik aslinya secara otomatis.

--

Itu tadi 5 cara mencairkan NFT tanpa menjualnya. Dalam kondisi pasar yang sedang lesu seperti sekarang, beberapa kolektor mungkin akan kesulitan saat hendak menjual aset NFT-nya. Opsi-opsi di atas bisa menjadi alternatif yang lebih mudah untuk mendapatkan likuiditas dari NFT secara cepat.

Kalau bicara soal mendapatkan keuntungan dari NFT tanpa harus menjual, memang masih ada cara lain yang dapat diterapkan oleh para kolektor, seperti misalnya melibatkan NFT dalam suatu proyek komersial. Namun cara ini belum tentu bisa mendatangkan likuiditas secara instan, dan penerapannya pun sangat bergantung pada kebijakan hak milik atau lisensi dari masing-masing NFT.

Gambar header: Pixabay.