25 August 2022

by Glenn Kaonang

Beli NFT Berarti Punya Hak Milik Penuh Atas Asetnya, Benarkah Begitu?

Survei terbaru dari Galaxy Digital menunjukkan bahwa sebagian besar pemilik NFT tidak punya hak milik atas aset yang dibelinya

Hampir semua NFT dijual dengan janji bahwa pembelinya bakal memegang hak milik penuh atas aset tersebut. Namun survei terbaru yang dilakukan Galaxy Digital menunjukkan bahwa faktanya tidak demikian. Perusahaan investasi blockchain itu menyimpulkan bahwa sebagian besar pemegang NFT tidak punya hak milik atas aset NFT yang dibelinya.

Dalam laporannya, Galaxy Digital melakukan analisis terhadap 25 koleksi NFT dengan kapitalisasi pasar terbesar saat ini. Yang mengejutkan, Galaxy bilang cuma satu koleksi saja yang sepenuhnya menyerahkan hak kepemilikan kepada masing-masing pembelinya, yaitu World of Women. Namun itu pun bakal jadi agak membingungkan ketika sudah melibatkan secondary sale.

Sebagai informasi, hak kepemilikan atas suatu NFT ditentukan oleh lisensi yang diterbitkan masing-masing pembuatnya. Menurut Galaxy Digital, lisensi NFT ini dapat dibagi menjadi empat kategori yang berbeda: Commercial Rights, Limited Commercial Rights, Personal Use Only, dan Creative Commons.

Contoh koleksi NFT yang lisensinya masuk kategori Commercial Rights adalah Bored Ape Yacht Club (BAYC). Pengembang BAYC, Yuga Labs, secara gamblang mengatakan bahwa ketika seseorang membeli NFT Bored Ape, maka ia otomatis memegang hak milik penuh atas aset tersebut.

Namun yang menjadi masalah adalah, Yuga Labs juga menerbitkan lisensi kekayaan intelektual (IP) bagi para pemilik NFT Bored Ape untuk menggunakan asetnya dalam proyek komersial. Menurut Galaxy Digital, kalau memang para pemilik NFT Bored Ape memegang hak milik penuh, maka mereka semestinya tidak butuh lisensi untuk menggunakan asetnya dalam konteks komersial.

Yuga Labs sendiri sebenarnya menyadari akan kesalahan seputar semantik ini. Pasalnya, mereka baru-baru ini menerbitkan lisensi yang jauh lebih merinci dan profesional untuk CryptoPunks dan Meebits, yang menyatakan bahwa pemilik NFT memegang hak milik atas aset NFT-nya, tapi tidak untuk hak kekayaan intelektualnya. Hak kekayaan intelektual ini dipegang oleh Yuga Labs dan dilisensikan ke masing-masing pemilik NFT.

Pemilik NFT Moonbirds awalnya dijanjikan hak kekayaan intelektual, tapi sekarang malah semua orang bebas memakainya dalam konteks komersial / PROOF Collective

Contoh problematis lain seputar lisensi NFT bisa kita lihat dari koleksi NFT Moonbirds. Baru-baru ini, pengembang Moonbirds (PROOF Collective) memutuskan untuk mengubah lisensinya menjadi Creative Commons, yang berarti siapa pun bisa menggunakan NFT Moonbirds dalam konteks komersial (termasuk yang bukan pemilik NFT-nya). Padahal, selama ini di situs Moonbirds terang-terangan tertulis "You own the IP," mengindikasikan kalau masing-masing pemilik NFT juga memegang hak kekayaan intelektual atas aset yang dibelinya — tulisan tersebut sekarang sudah hilang.

Galaxy Digital masih punya banyak contoh lain dalam laporannya. Mereka menyimpulkan bahwa jika ekosistem Web3 ingin maju, problem seputar ketidakjelasan lisensi NFT ini sama sekali tidak boleh disepelekan. Galaxy Digital juga mengimbau para pemilik NFT untuk memperjuangkan hak kekayaan intelektualnya masing-masing demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti contohnya kasus Moonbirds itu tadi.

Via: CoinDesk.