Modalku mengumumkan kemitraan dengan BukuWarung sebagai mitra penyedia pinjaman usaha mikro untuk 6,5 juta pengguna aplikasinya. Solusi ini diharapkan membuat lebih banyak pengusaha mikro yang mendapat akses produk keuangan yang beragam.
Seperti diketahui, usaha mikro adalah salah satu segmen usaha yang sulit mendapatkan akses ke pembiayaan. Berdasarkan laporan Modalku bertajuk “Dampak Ekonomi dan Sosial Pembiayaan UMKM Menggunakan Fintech P2P Lending” kepada 350 pelaku UMKM peminjam Modalku, menunjukkan sebanyak 50% dari mereka mengalami hambatan ketika mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan konvensional karena tidak memiliki laporan keuangan yang tersusun rapi.
Terkait kolaborasi kedua perusahaan, Co-Founder & COO Modalku Iwan Kurniawan mengatakan, kedua perusahaan memiliki kesamaan visi, yakni sama-sama ingin mendukung bisnis UMKM untuk terus berkembang. Salah satunya dengan memiliki arus kas yang lancar, serta didukung dengan pencatatan keuangan yang baik.
“Harapan kami, kolaborasi ini dapat menjadi salah satu solusi dari tantangan yang dihadapi para pelaku UMKM, serta bermanfaat untuk kemajuan bisnisnya,” kata Iwan dalam keterangan resmi, Kamis (9/9).
Co-Founder & Presiden BukuWarung Chinmay Chauhan menambahkan, layanan pembiayaan bersama Modalku ini melengkapi fitur pembayaran yang telah disediakan perusahaan sejak September 2020. Sebelumnya, perusahaan telah bekerja sama dengan sejumlah bank besar di Indonesia dan penyedia dompet digital untuk menghadirkan fitur pembayaran.
BukuWarung pertama kali hadir dengan menghadirkan solusi pencatatan keuangan digital yang mudah digunakan para pelaku UMKM. Seiring berjalannya waktu, inovasi berikutnya yang diluncurkan adalah etalase online dan pembayaran. Seluruh inovasi ini bertujuan untuk membantu UMKM dalam mengelola dan mengembangkan bisnis mereka secara efisien.
Plafon pinjaman yang disediakan Modalku dalam kolaborasi ini hingga Rp100 juta dengan tenor hingga 30 hari. Adapun untuk bunga disesuaikan dengan portofolio dan riwayat transaksi bisnis peminjam. Pengusaha yang memiliki bisnis dan telah berjalan selama lebih dari enam bulan bisa menggunakan fasilitas tersebut.
Pinjaman usaha ini dapat digunakan sebagai modal usaha untuk memenuhi berbagai kebutuhan bisnis, seperti menambah stok barang, membeli perlengkapan usaha, menyewa lokasi usaha, ataupun biaya pemasaran.
Digitalisasi UMKM yang beragam
Digitalisasi tidak hanya bicara tentang menjual produk secara digital. Lebih dari itu, banyak aspek yang bisa dioptimalkan melalui pendekatan digital, termasuk terkait rantai pasokan, logistik, pemasaran, sampai operasional bisnis. Menurut survei yang dilakukan Deloitte pada 2015, tingkat digitalisasi UMKM sebagian besar masih berada di tahap dasar dan menengah.
Umumnya di sini pemanfaatan teknologi baru terbatas pada satu-dua pemrosesan, seperti memanfaatkan online marketplace untuk menjual produk, menggunakan uang elektronik untuk menerima transaksi, atau memanfaatkan media sosial untuk memasarkan layanan.
Kesempatan tersebut dimanfaatkan para startup untuk menyasar UMKM sebagai target penggunanya. Menurut riset SME Empowerment 2020 oleh DSInnovate memetakan berbagai layanan startup lokal yang telah dirilis dan menyasar penyelesaian permasalahan finansial/permodalan, operasional, dan ekspansi.
Bentuknya bermacam-macam. Sebagian besar dibungkus berbentuk SaaS (Software as a Services), online marketplace, dan model keanggotaan lainnya. Jumlahnya cukup banyak dengan tipe platform yang unik dan spesifik.