Dark
Light

Industri Esports Tiongkok Diprediksi Serap 250.000 Tenaga Kerja di Tahun 2020

2 mins read
April 15, 2019
League of Legends - Worlds 2018

Industri esports belakangan tengah menjadi pembicaraan yang sangat hangat. Dengan banyaknya atlet lokal yang meraih prestasi di kancah global, serta kemunculan beragam event berskala besar dan berkualitas tinggi belakangan ini, ekosistem esports Indonesia seolah mendapat suntikan gairah baru. Meskipun tentu masih ada yang ragu, sebetulnya sebesar apa potensi industri ini di dalam roda perekonomian sebuah negara.

Saat ini esports Indonesia memang sudah ramai, tapi sebetulnya kita tergolong negara yang cukup terlambat dalam pengembangan esports. Negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Tiongkok sudah lebih dahulu terjun ke dalamnya, dan kini pun industrinya sudah lebih besar dan maju dibandingkan esports negara kita. Pencapaian negara-negara tersebut bisa kita jadikan pelajaran sekaligus gambaran akan kemungkinan yang dapat dicapai oleh industri esports kita di masa depan.

Worlds 2018 - Photo 1
Sumber: Riot Games

Salah satu pelajaran itu bisa kita ambil dari Tiongkok, yang sudah diakui sebagai salah satu wilayah esports paling kompetitif dunia. Belum lama ini, China Central Television (CCTV) melaporkan perkembangan terbaru industri esports di negara tersebut, serta proyeksi perkembangan dalam setahun ke depan. CCTV adalah stasiun televisi milik negara yang populer di Tiongkok, dan merupakan sumber informasi terpercaya dengan pemirsa mencapai 1 miliar orang.

Dilansir dari Esports Insider, laporan CCTV itu menyebutkan bahwa nilai pasar esports Tiongkok di tahun 2018 telah mencapai 8,48 miliar Yuan (sekitar Rp17,8 triliun). Sementara nilai total output industri ini diperkirakan akan mencapai 21,1 miliar Yuan (sekitar Rp44,1 triliun) pada tahun 2020 mendatang.

Sementara dari sisi tenaga kerja, CCTV menyebutkan saat ini telah ada lebih dari 50.000 orang yang bekerja di industri esports Tiongkok. Sama seperti nilai industrinya, penyerapan tenaga kerja tersebut diperkirakan akan meningkat pesat bahkan hingga 250.000 jiwa di tahun 2020. Tenaga kerja ini bukan hanya atlet, tapi meliputi semua elemen profesi dalam dunia esports.

Invictus Gaming
Sumber: Invictus Gaming

Bang Xu, Vice President Tomorrowland Esports Ltd, mengungkapkan kepada CCTV, “Tiga tahun lalu, mungkin bisa butuh dua atau tiga bulan untuk mendapat satu atau dua aplikasi untuk posisi direktur sebuah liga esports. Jumlah liga esports di tahun 2016 masih kurang dari 10. Sekarang, kita bisa mendapatkan lusinan aplikasi dalam sebulan, dan jumlah liga esports (di Tiongkok) telah melebihi 100.”

Angka demikian mungkin terlihat besar, tapi menurut Xu sebetulnya masih kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan tenaga kerja di industri ini. “Meskipun makin banyak orang yang mau masuk ke dalam industri esports, talenta-talenta esports jumlahnya masih kurang dibandingkan kecepatan perkembangan industrinya,” ujar Xu. Untuk mendorong munculnya talenta-talenta tersebut, sejumlah kampus di Tiongkok telah membuka pendidikan yang berkaitan dengan esports, termasuk di bidang event management, event operation, esports broadcasting, serta esports streaming.

Worlds 2018 - Photo 2
Sumber: Riot Games

Pemerintah Tiongkok juga mulai awal tahun 2019 ini telah mengakui esports professional dan esports operator sebagai bidang profesi resmi. Bahkan beberapa pemerintah daerah di Tiongkok sudah menjadikan esports sebagai salah satu fokus dalam strategi pengembangan kota. Misalnya dengan membangun fasilitas-fasilitas esports, serta menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan untuk mengadakan event dan pendidikan esports.

Kecepatan pertumbuhan industri esports memang sedang sangat tinggi. Bahkan negara dengan jumlah penduduk sebanyak Tiongkok bisa sampai kesulitan mencari talenta untuk mengisi industri ini. Potensi serupa pun ada di Indonesia, namun untuk merealisasikan potensi itu butuh kontribusi dari banyak elemen. Baik dari talenta-talenta atlet esports itu sendiri, partisipasi brand, hingga dukungan dari pemerintah.

Mudah-mudahan saja di masa depan industri esports Indonesia bisa berkembang subur dan sehat, tidak kalah dengan negara-negara maju lainnya. Atlet-atlet esports kita sudah membuktikan bahwa kita punya sumber daya manusia yang mampu bersaing. Kini giliran elemen-elemen industri di sekitarnya untuk membuktikan hal yang sama.

Sumber: Esports Insider

Previous Story

Regarding Acquisition Rumor, Bareksa Confirms the Ongoing Process to Raise Series B Funding

DStour kali ini mengunjungi kantor Sribulancer di coworking space Huddle Hub. Mereka mencoba meminimalisir penggunaan ruangan yang tidak diperlukan
Next Story

DStour #64: Mengunjungi Kantor Sribulancer di Coworking Space Huddle Hub

Latest from Blog

Don't Miss

Wawancara Eksklusif: Alasan Galaxy Racer Jajaki Industri Esports Indonesia

Galaxy Racer berencana untuk melakukan ekspansi ke Indonesia. Salah satu

Telkomsel Mitra Inovasi Reportedly Involved in the Funding of EVOS Esport

Telkomsel Mitra Innovation (TMI) is reportedly involved in the series