8 February 2019

by Yabes Elia

Pemerintah Tiongkok Akui Esports Sebagai Profesi Resmi

Yang disahkan oleh Kementrian Tenaga Kerja dan Perlindungan Sosial di sana.

Tanggal 25 Januari 2019, Kementrian Tenaga Kerja dan Perlindungan Sosial Tiongkok (Ministry of Human Resources and Social Security - CMHRSS) memberikan pengumuman resmi yang menyatakan bahwa esports professional dan esports operator akan diakui sebagai 2 profesi baru, bersama dengan 13 profesi lainnya seperti A.I engineer, big data engineer, dan drone pilot.

Menurut laman resminya, CMHRSS sendiri merupakan kementrian yang bertugas untuk membuat kebijakan dan perundang-undangan tenaga kerja di Tiongkok sana yang bertugas memberikan dukungan kepada industri dan perusahaan yang intensif dalam hal sumber daya manusia agar mampu memberikan lapangan pekerjaan yang lebih luas.

Kabar tentang 2 profesi esports baru tadi sebenarnya cukup mengejutkan karena, sebelumnya, hubungan antara pemerintah dan industri game secara umum di sana tidak terlalu kondusif. Pemerintah di sana sebelumnya mengkaji 20 judul game dan menolak 9 judul karena dianggap tidak memiliki konten yang layak. Sedangkan 11 judul game lainnya diharuskan untuk digarap ulang agar menghilangkan hal-hal yang dianggap berbahaya bagi moral.

Sumber: CMHRSS

Di sisi lainnya, Kementrian Kesehatan Tiongkok juga sebelumnya menyatakan bahwa game dapat berakibat buruk bagi kesehatan mata. Karena itulah, pemerintah sana juga menahan ijin perilisan game sejak Maret 2018; meski di Desember 2018 ada 80 game yang akhirnya disetujui dirilis. Menariknya lagi, dari 80 game tersebut, tidak ada satupun game rilisan Tencent yang bisa dibilang sebagai publisher game terbesar di dunia dan salah satu penggerak esports terbesar dari Tiongkok.

Meski demikian, hubungan antara pemerintah sana dan esports sepertinya mulai membaik. Muasalnya, pemerintah Shanghai memulai pendaftaran untuk program bagi atlet esports di Desember 2018 lalu.

Kembali ke 2 profesi esports yang baru saja diakui, menurut CMHRSS, esports operator adalah orang-orang yang mengorganisir turnamen esports dan hasil kontennya. Sedangkan esports profesional mengacu kepada para pemain esports profesional yang berkompetisi di turnamen, tampil di event esports, ataupun yang bertanding dan berlatih melawan pemain profesional lainnya.

Sumber: Valve via Flickr

Lucunya, salah satu pekerjaan utama dari esports professional itu tadi termasuk account boosting atau, bahasa kerennya, jasa joki. Buat yang belum familiar dengan istilah tersebut, jasa joki mengacu pada layanan yang diberikan oleh pemain untuk meningkatkan rank pemain lainnya dengan bayaran tertentu. Padahal, jasa joki ini sebenarnya dilarang oleh sejumlah publishers ataupun organizers seperti Riot Games (LoL), EA (FIFA), dan beberapa yang lainnya.

Bagaimana kelanjutannya dari perkembangan industri dan ekosistem esports di Tiongkok sana nantinya? Lalu, kapan ya kira-kira profesi industri game di Indonesia bakal diakui pemerintah?