Dark
Light

StatCounter: BlackBerry Kalahkan Symbian di Indonesia untuk Pengaksesan Internet

1 min read
July 21, 2011

StatCounter sebagai lembaga independen yang men-track statistik pengaksesan Internet memiliki suatu web app yang disebut sebagai GlobalStats. Jika kita tilik data yang ditangkap oleh StatCounter di Indonesia, ternyata ada pergeseran monumental di bulan Juni 2011. Untuk pertama kalinya pengaksesan Internet via BlackBerry mengalahkan ponsel berbasis Symbian. Margin-nya sangat kecil, hanya bagian desimal dari share 38%. Secara pergerakan, value yang dimiliki oleh ponsel BlackBerry tidak bertambah signifikan, tapi ponsel Symbian mengalami penurunan yang cukup drastis. Dari nilai 52% di bulan Mei 2011, ponsel Symbian tumbang ke angka 38% di bulan Juni 2011.

Sebagai perbandingan, untuk bulan Juni 2011 secara global Symbian masih memimpin untuk pengaksesan Internet dengan nilai 33%. iOS, Android, dan BlackBerry membuntuti dengan nilai masing-masing 20%, 18%, dan 12%. Secara global ada tren kenaikan untuk Symbian dan Android, sementara diperoleh tren penurunan untuk iPhone dan BlackBerry.

Kembali ke Indonesia, penurunan pengaksesan via Symbian ini tentu saja tidak mengherankan. Untuk kalangan pengakses Internet via mobile [yang notabene terkonsentrasi di kota-kota besar], ponsel berbasis Symbian [Nokia] memang penyusutan peminat. Platform Ponsel seperti BlackBerry, Android, dan iOS mendapatkan porsi spotlight yang lebih besar. Belum lagi jor-joran operator yang menurunkan tarif penggunaan Internet [unlimited] untuk ponsel pintar, terutama BlackBerry, membuat konsumen banyak yang beralih untuk kenyamanan personal.

Meskipun demikian, secara statistik, pengaksesan Internet melalui feature phones Sony Ericsson dan Samsung masih lebih besar ketimbang Android dan iPhone di Indonesia. iPhone [iOS] di grafik tersebut belum menunjukkan angka yang signifikan dan berkisar di bawah 1% dari total pengaksesan.

Sekali lagi angka ini tidak menunjukkan kepemilikan. Pastinya saya yakin secara sales penjualan ponsel-ponsel kelas menengah Nokia [yang berbasis S40] masih lebih besar ketimbang BlackBerry. Meskipun demikian, angka tersebut membuka informasi bahwa belum tentu pengguna ponsel Nokia tersebut menggunakannya untuk berselancar via ponsel. BlackBerry sendiri mulai menunjukkan taji sejak bulan September lalu dengan melejit langsung di urutan kedua.

Patut diperhatikan bahwa ponsel “unknown” menduduki posisi ketiga. Unknown berarti namanya tidak dikenal dalam percaturan pasar telepon seluler global. Saya mengasumsikan bahwa unknown ini terdiri dari ponsel-ponsel “Cina” berbasis MTK seperti Nexian, CSL Blueberry, dan lain-lain. Secara keseluruhan nilainya mengambil 8% share. Android sendiri mengalami sedikit penurunan dari Mei ke Juni 2011, mencatat share 3.9%.

Statistik yang ditampilkan oleh StatCounter diperoleh dari pencatatan 15 miliar hit per bulan berdasarkan tracking yang dipasang di lebih dari 3 juta situs. Pengaksesan dari Indonesia saja di bulan Mei 2010 tercatat sudah menjadi sekitar 450 juta hit dan pastinya tahun ini sudah bertambah drastis. Meskipun tren mobile bergerak sangat kencang di Indonesia, StatCounter mencatat bahwa perbandingan pengaksesan antara desktop dan mobile di sini tidak jauh bergeser dari angka 85% dan 15% untuk desktop.

2 Comments

  1. ngomong2, apa yang terjadi antara agustus-september 2010 lalu? blackberry mulai dijual bebas, hadir versi terjangkau, operator mulai gencar bikin iklan, atau ada sebab lain?

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

MediaWave Tentang Strategi dan Perkembangan Lain Pasca Investasi Oleh Frontier Consulting Group

Next Story

Startup Indonesia Di Mata Investor Luar

Latest from Blog

nubia V60 Design Hadir di Indonesia

ZTE Mobile Devices Indonesia secara resmi memperkenalkan smartphone terbarunya, nubia V60 Design di Indonesia. Smartphone ini dirancang dengan menghadirkan estetika dan teknologi,

Don't Miss

Niko Partners: Pertumbuhan Industri Game Indonesia di 2023 Melambat

Game menjadi salah satu industri yang justru tumbuh selama pandemi
Bekerja di OPPO

Seperti Ini Pengalaman Bekerja Sebagai Trainer di OPPO Indonesia

Deni Suwasta sudah bekerja selama delapan tahun di OPPO Indonesia,