Dark
Light

Mimpi Besar Mythic Protocol Bertemu Investor, Raih Pendanaan Awal Sebesar $6.5 Juta

1 min read
September 20, 2023
Mythic Protocol

Mythic Protocol, sebuah perusahaan Singapura yang digagas oleh veteran industri video game, Arief Widhiyasa dan Igor Tanzil, telah mengumpulkan pendanaan seed series sebesar $6,5 juta. Pendanaan ini dipimpin oleh Shima Capital dan Alpha JWC, dan didukung oleh perusahaan modal terkemuka lainnya seperti  GDP Venture, Saison Capital, Planetarium Labs, Arcane Group, Presto Labs, MARBLEX, EMURGO Ventures, HYPERITHM, dan angel investor lainnya.

Mythic Protocol akan membangun ekosistem Collaborative Entertainment pertama di dunia yang memanfaatkan teknologi blockchain, AI, video game, dan media kreatif. Ekosistem ini akan memungkinkan pengguna untuk berkolaborasi dalam menciptakan konten dan pengalaman hiburan yang unik.

Pendanaan ini akan digunakan untuk pengembangan dan peluncuran produk inti Mythic Protocol, yaitu game action-shooter RPG kolaboratif yang digabungkan dengan sistem progres roguelite lintas platform (PC, konsol, dan gadget) berjudul RIFTSTORM.

Selain itu, pendanaan ini juga akan digunakan untuk pengembangan kumpulan sumber data yang diberi nama Decentralized Universal Meta (on Blockchain) atau DUMB untuk materi para kreator game, serta kelas aset digital yang berevolusi berdasarkan tindakan pengguna, sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan pendapatan aset LEGACY.

Mythic Protocol menargetkan dapat meluncurkan RIFTSTORM ke pasar global, khususnya Amerika Serikat, pada tahun 2024.

Dikutip dari rilis, CEO Mythic Protocol Arief Widhiyasa menambahkan, “Seperti putaran jam – setiap 25 tahun – industri video gim mengalami siklus teknologi. Dimulai dengan semikonduktor yang melahirkan industri video gim, diawali dengan fokus permainan yang menyenangkan. Dilanjutkan dengan internet dan gadget, siklus kedua berfokus dalam mempercepat adopsi video gim ke khalayak ramai – dengan menciptakan model bisnis free-to-play.” 

“Saya percaya bahwa siklus selanjutnya akan segera datang, Siklus ini akan digerakan oleh komputasi terdistribusi (blockchain) dan kecerdasan buatan (AI); dimana masalah baru yang harus dipecahkan adalah partisipasi kolektif untuk menghasilkan nilai di dalam suatu ekosistem, yaitu Collaborative Entertainment“, tutup Arief.

Previous Story

Xiaomi 13T Akan Rilis di Indonesia, Konfirmasi Kehadiran Langsung dari Xiaomi Indonesia

Next Story

Agate dan PQube Kembangkan Proyek Baru

Latest from Blog

Don't Miss

Game NFT asal Indonesia: Eizper Chain

6 Game NFT Asal Indonesia yang Dapat Dimainkan Sekarang Juga

Tak hanya marak di pasar internasional, tren game NFT juga

Potensi Game Web3, Haruskah Menggunakan Model Bisnis P2E?

Teknologi web3 mulai merambah ke industri game. Buktinya, sejumlah perusahaan