Belum juga Kuala Lumpur Major dan DreamLeague Season 10 berakhir, kini kita sudah mendapat kepastian turnamen apa yang bakal menjadi arena pertempuran Dota Pro Circuit berikutnya. Turnamen itu ialah The Bucharest Minor, kompetisi berhadial total US$300.000 dengan jadwal tanding mulai 9 – 13 Januari 2019.
Bucharest Minor mengumpulkan delapan tim terbaik di kota Bucharest, Romania, untuk memperebutkan 500 DPC Point serta kesempatan khusus tampil di turnamen Major yang terkait. Bila Anda belum familier dengan sistem kompetisinya, pada dasarnya Dota Pro Circuit musim 2018 – 2019 ini terbagi menjadi 10 kompetisi, yaitu 5 turnamen Major dan 5 turnamen Minor yang saling berpasangan. Turnamen Major pendamping Bucharest Minor sendiri saat ini justru belum diumumkan.
Berbeda dengan DreamLeague Season 10 yang berada di bawah organizer DreamHack, penyelenggaraan Bucharest Minor ditangani langsung oleh PGL Esports. Mereka jugalah yang menjadi organizer ajang Kuala Lumpur Major, serta berbagai turnamen besar lain seperti The International 2016 dan 2017.
Venue pertandingannya pun menggunakan fasilitas milik PGL sendiri yang dikenal dengan nama PGL Studios. Meski kapasitasnya tidak terlalu besar, PGL Studios memiliki berbagai fasilitas canggih untuk pengalaman esports terbaik. Mulai ruang khusus analis, tempat bertanding dilengkapi komputer canggih, player camera, serta monitor background, hingga studio khusus para shoutcaster.
Pendaftaran untuk babak Open Qualifier Bucharest Minor saat ini telah dibuka. Tim-tim terbaik di Open Qualifier nantinya berhak maju ke babak Closed Qualifier, kemudian delapan tim juara Closed Qualifier akan tampil di babak utama. Wilayah PNM, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Asia Tenggara masing-masing mendapat jatah satu tim, sementara Eropa dan Tiongkok berhak mengirim dua tim.
Babak Open Qualifier akan dilaksanakan mulai tanggal 1 – 5 Desember 2018. Pembagian slot kualifikasi Bucharest Minor sedikit berbeda dari DreamLeague Season 10, di mana tim yang mendapat jatah dua slot adalah Amerika Utara dan Eropa. Entah apa penyebabnya. Mungkinkah performa tim-tim Amerika Utara dinilai sedang menurun?
Bila memang itu alasannya, cukup masuk akal. Sebetulnya di The International 2018 lalu ada tiga tim Amerika yang berhasil masuk delapan besar (Evil Geniuses, OpTic Gaming, dan VGJ.Storm). Tapi salah satu di antaranya, yaitu OpTic Gaming, baru saja bubar. Sementara itu VGJ.Storm baru saja mengalami restrukturisasi dan mengganti nama menjadi J.Storm.
Memang ada tim-tim Amerika Utara lain yang tengah naik daun seperti Forward Gaming dan ROOONS, tapi masih belum jelas apakah performa mereka bisa konsisten. Kita lihat saja apakah tim-tim tersebut bisa mengangkat kembali level permainan Dota 2 di Amerika, atau malah semakin kalah dengan wilayah lainnya.
Sumber: PGL, GosuGamers