Strategi Sony untuk Mempopulerkan PS Plus

Sony tidak mau memasukkan game baru ke dalam PS Plus di saat game itu diluncurkan

Belakangan, model bisnis subscription mulai populer di kalangan perusahaan game. Buktinya, tahun lalu, Microsoft memperluas jangkauan dari layanan langganan game mereka, Game Pass. Tak hanya itu, Sony juga telah melakukan rebranding dari PS Plus. Sama seperti model bisnis lain, layanan langganan juga memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri.

Satu hal yang pasti, layanan langganan seperti Game Pass atau PlayStation Plus akan menguntungkan live game. Pasalnya, dengan memasukkan live game, seperti GTA Online, ke layanan subscription, developer punya kesempatan untuk menjaring pemain baru. Dan hal ini akan membuka kesempatan bagi developer untuk terus mendapatkan uang dari live game mereka. Karena, live game biasanya dilengkapi dengan microtransactions atau fitur monetisasi serupa.

Namun, apakah layanan subscription juga akan menguntungkan penyedia platform? Setelah PlayStation Plus dirombak dan diluncurkan pada tahun lalu, bagaimana performa dari layanan langganan tersebut?

Performa PlayStation Plus

Tahun lalu, Sony memperkenalkan versi baru dari PlayStation Plus, yang menggabungkan fungsi dari PS Plus dan PlayStation Now. Sony merombak layanan PS Plus untuk menjawab Xbox Pass dari Microsoft. Dengan PS Plus, pelanggan akan bisa mengakses ratusan game PS4 dan PS5 yang dibuat oleh PlayStation Studios maupun developer pihak ketiga.

Tak hanya itu, pelanggan PS Plus juga bisa memainkan game-game lawas untuk PS1, PS2, dan PSP. Versi baru dari PS Plus juga sudah dilengkapi dengan cloud streaming. Sehingga, pelanggan akan bisa bermain game tanpa harus mengunduh game yang ingin mereka mainkan.

Sony melakukan rebranding dari PS Plus tahun lalu.

Nick Maguire, Vice President & Global Head of Subscriptions, Sony mengatakan, sejak PS Plus dirombak pada tahun lalu, layanan itu mendapatkan sambutan yang baik dari para gamers. Dia mengatakan, dalam setahun, total waktu yang dihabiskan pelanggan PS Plus untuk bermain game telah menembus satu miliar jam. Dia juga menambahkan, di 2022, pelanggan PS Plus menghabiskan waktu tujuh kali lipat lebih lama jika dibandingkan dengan durasi penggunaan PlayStation Now di 2021.

Untuk melanjutkan momentum ini, Sony pun berencana untuk menawarkan layanan baru bagi pelanggan PS Plus Premium. Melalui layanan ini, pelanggan PS Plus Premium akan bisa mencoba game PlayStation 5 via layanan cloud streaming milik Sony. Rencananya, Sony akan memasukkan semua game di PlayStation Plus Game Catalog dan Game Trials ke layanan baru tersebut.

Bersamaan dengan itu, Sony juga mengumumkan bahwa mereka akan menambah katalog game yang bisa dimainkan melalui PS Plus. Beberapa game yang ingin Sony masukkan antara lain Far Cry 6, Shredder's Revenge, Rogue Legacy 2, dan Inscryption. Semua game itu akan bisa dimainkan baik di PS4 ataupun PS5.

Inscryption. | Sumber: Polygon

Sementara itu, pemilik PS5 juga akan bisa memainkan Soulstice, sementara pemilik PS4 akan mendapatkan kesempatan untuk memainkan Deus Ex: Mankind Divided serta Killing Floor. WWE 2K23 di PS4 akan tersedia dalam Game Trials, sementara game PSP, Killzone Liberation akan masuk dalam kategori Classics.

Strategi Sony untuk PS Plus

Menurut Maguire, kunci di balik kesuksesan PS Plus adalah karena layanan ini menawarkan daftar game yang beragam. Dengan begitu, berbagai jenis gamers akan bisa menemukan game yang cocok untuk mereka mainkan di PS Plus. Maguire mengungkap, beberapa game yang populer di kalangan pelanggan PS Plus antara lain Dead By Daylight, The Legend of Dragoon, Rainbow Six: Siege, dan game indie, Stray.

"Stray menjadi game yang dapat menarik gamers paling banyak dalam durasi 12 bulan sejak peluncuran," kata Maguire pada GamesIndustry. "Sementara Ghost of Tsushima memberikan kontribusi paling besar dari segi durasi gameplay. Para gamers menghabiskan banyak waktu untuk memainkan game tersebut."

Game indie, Stray.

"Dalam setahun terakhir, 4 dari 10 game paling populer merupakan game buatan PS Studios, seperti Spider-Man: Miles Morales, Horizon Forbidden West, dan bahkan Ratchet and Clank Rift Apart, yang baru saja tersedia di PS Plus tapi dengan cepat menarik perhatian banyak gamers setiap bulan," ungkap Maguire. "Game-game eksklusif PlayStation menjadi daya tarik bagi para gamers, membuat mereka mau berlangganan."

Walau game buatan PS Studios populer, Sony tidak ingin mengikuti jejak Microsoft dan memasukkan game baru ke dalam PS Plus. Perusahaan Jepang itu tetap kukuh dengan strategi mereka dan hanya akan menyertakan sebuah game di Plus beberapa saat setelah game itu diluncurkan.

"Kami puas dengan strategi kami," kata Maguire. "Tidak memasukkan game baru ke Plus berarti kami akan bisa menjangkau lebih banyak gamers 12, 18, 24 bulan setelah game diluncurkan. Kami melihat, para pelanggan tetap tertarik untuk memainkan game tersebut."

Maguire juga mengatakan, sebagian besar pengguna Plus merupakan pemilik PS5. Hal ini merupakan kabar baik bagi Sony. Karena, jumlah pelanggan PS Plus akan bertambah seiring dengan naiknya jumlah pemilik PS5.

Tier Premium Lebih Populer dari Tier Extra

Saat meluncurkan ulang PS Plus tahun lalu, Sony menawarkan tiga tier, yaitu Essential, Extra, dan Premium. Maguire mengatakan, pada awalnya, Sony mengira, tier Extra akan lebih populer daripada tier Premium. Namun ternyata, jumlah pelanggan Premium justru lebih banyak daripada Extra.

"Saya juga kaget ketika tahu bahwa ada banyak negara dan kawasan yang memiliki selera game serupa," ujar Maguire. "Tentu saja, ada pengecualian. Namun, biasanya, daftar game top 10 dan top 20 di berbagai negara memiliki isi yang sama. Walau, ada beberapa game yang memiliki urutan yang berbeda.  Dan memang, ada gamers di negara-negara tertentu yang menyukai game lain, tapi, rata-rata, gamers dari berbagai negara punya selera yang sama."

PS Plus jadi layanan langganan dari Sony.

Ketika PS Plus diluncurkan, pemasukan Sony dari layanan itu memang naik. Meskipun begitu, jumlah pelanggan justru mengalami penurunan. Maguire merasa, hal itu terjadi karena di era setelah pandemi, industri game memang cenderung menyusut. Dia meyakinkan, sekarang, layanan PS Plus telah kembali tumbuh. Dan Sony tidak merasa perlu untuk mengubah strategi yang mereka gunakan.

"Sekarang, hal penting yang harus kami lakukan adalah menambahkan fitur baru yang gamers memang inginkan, memasukkan game-game yang diminta para gamers, dan memberikan benefit lain yang diinginkan oleh pelanggan kami..." kata Maguire. "Kami harus memastikan layanan PS Plus tetap relevan untuk para pelanggan dan bisa memberikan manfaat yang bisa menarik pelanggan baru."