Seiring dengan bertumbuhnya industri esports, semakin besar pula hadiah yang ditawarkan bagi para atlet esports profesional. Hadiah yang dimenangkan oleh pemain dan tim esports kini menyaingi atau bahkan melewati pendapatan atlet olahraga konvensional. Salah satu turnamen esports terbesar di dunia, The International, menawarkan hadiah total US$34 juta. Tim OG, yang menjadi tim pertama yang bisa memenangkan The International dua tahun berturut-turut, mendapatkan hadiah US$15 juta. Itu artinya, setiap anggota tim OG mendapatkan US$3 juta, lebih banyak dari hadiah yang diterima Simona Halep dan Noval Djokovic ketika memenangkan Wimbledon. Keduanya “hanya” mendapatkan US$2,7 juta.
Muda, kaya, dan berbakat, itulah reputasi yang kini melekat dengan pemain esports. Namun, menjadi atlet esports profesional tak semudah membalik telapak tangan. Ada beberapa hal yang harus dikorbankan oleh para pemain profesional untuk bisa menjadi sukses. Salah satunya adalah kesehatan, baik kesehatan fisik ataupun mental. Menurut Gonzalo “ZeRo” Barrios, yang pernah menjadi top player di Super Smash Bros. Brawl, komunitas yang tak suportif juga merupakan masalah yang dia hadapi.
“Anda tidak mau jadi pemain terbaik dalam sebuah game,” kata Barrios melalui akun resmi Twitter miliknya. “Menjadi juara sebenarnya tidak menyenangkan. Semua orang tidak akan mendukung Anda dan justru ingin Anda kalah. Lebih baik Anda menjadi pemain top 5 atau pemain terbaik kedua. Anda masih tetap sering menang, dan tetap disukai para fans, terutama ketika Anda melawan sang nomor satu.”
Barrios menjadi salah satu pemain terbaik dalam turnamen Smash 4 sejak awal. Dia mempertahankan posisinya sampai edisi kelima dari Panda Global Rankings. Dia juga merupakan salah satu pemain terbaik Super Smash Bros. Brawl dan sempat dinobatkan menjadi pemain Smash for Wii U terbaik setelah memenangkan 53 turnamen berturut-turut dalam periode antara November 2014 sampai Oktober 2015. Barrios mengumumkan keputusannya untuk mundur pada Januari 2018. Ketika itu, dia mengaku bahwa dia akan fokus untuk melakukan siaran di Twitch dan membuat konten untuk YouTube. Sekarang, selain fokus pada pembuatan konten, dia juga berusaha hidup lebih sehat. Salah satunya dengan menurunkan berat badannya.
Komentar ZeRo memunculkan kontroversi di kalangan komunitas Smash. Mereka merasa, salah satu alasan ZeRo sangat sukses sebagai streamer dan kreator konten adalah karena dia pernah memegang gelar sebagai pemain terbaik. Namun, ZeRo membantah hal ini. Menurutnya, skill bukanlah satu-satunya hal penting bagi kreator konten, walau dia tak memungkiri bahwa reputasinya turut membantunya sukses sebagai streamer. Cerita ZeRo tentang komunitas Smash didukung oleh Jason “Mew2King” Zimmerman dari Echo Fox, yang mengatakan bahwa dia juga memiliki pengalaman buruk sebagai salah satu pemain Brawl terbaik.
Mew2King mengaku dia memiliki pengalaman serupa dengan ZeRo terkait komunitas Brawl. “Menghabiskan ratusan atau bahkan ribuan jam untuk berlatih dan memikirkan teori sendiri untuk menjadi pemain terbaik (saya memegang gelar itu lebih dari lima tahun) tapi fans tak pernah mendukung saya. Walau saya mengalami hal serupa di game lain, tapi tidak separah di Brawl.”
Adam “Armada” Lindgren memiliki pendapat yang agak berbeda dari ZeRo. Lindgren adalah salah satu mantan pemain profesional Super Smash Bros. Melee terbaik. Melalui Twitter, dia menyebutkan, pengalamannya sebagai salah satu top player sedikit berbeda dari ZeRo. Dia merasa, perbedaan ini terjadi karena perbedaan sifat pada setiap pemain profesional. Dalam kicauannya, dia mengatakan bahwa fans selalu ingin dia kalah, baik ketika dia telah menjadi top player atau ketika dia masih menjadi pemain tak bernama.
I honestly think it really depends on the person.
For me I honestly did not notice THAT much of a differenceSome extra hate when I was number 1 but the masses overall always wanted me to lose, even when I was the underdog.
1/2
— Adam Lindgren (@ArmadaUGS) September 1, 2019
Cerita ZeRo menunjukkan bahwa menjadi atlet esports terbaik tak melulu menyenangkan. Memang, stres dan burnout adalah salah satu masalah yang mungkin dihadapi oleh para pemain profesional. Karena, ketika Anda memutuskan untuk menjadi seorang profesional, Anda tak lagi bermain untuk bersenang-senang. Pemain profesional akan dituntut untuk meningkatkan kemampuannya dan memenangkan turnamen. Bermain game memang menyenangkan, tapi memainkan satu game dalam waktu lama terus menerus justru bisa membuat Anda bosan dan tak lagi tertarik untuk bermain.
Sumber: Dotesports
Sumber header: Twitter