Dark
Light

Saham Baidu Meroket, GoDaddy Tinggalkan China, Menyusul Dell

1 min read
March 26, 2010

Setelah Google kemarin mengumumkan kepergiannya dari China dengan mengalihkan akses untuk user dari China dari Google.cn ke Google.com.hk, kini dua perusahaan besar US lain ambil ancang-ancang untuk meninggalkan China juga.

GoDaddy salah satu penyedia domain terbesar asal US mengumumkan berhenti menyediakan domain ‘.cn’ sebagai jawaban atas perubahan peraturan dari pemerintah China yang menambahkan beberapa peraturan tentang syarat pendaftaran user yang ingin memimliki domain ‘.cn’, yang salah satunya harus menyertakan full photo identification.

Seperti yang di laporakan oleh Telegraph, Christine Jones, vice president dari GoDaddy mengatakan bahwa mereka sangat concern pada keamanan dari individu dari user mereka terutama setelah munculnya peraturan baru pemerintah China ini yang tentunya ini menyangkut keamana user mereka yang mendaftarkan diri untuk mendapatkan nama domain ‘.cn’.

Pendapat lain diberikan oleh Christine N. Jones, general councel of the GoDaddy Group yang saya kutip dari Washington Post, bahwa konsumen mereka yang menggunakan domain China ternyata lebih sering terkena peringatan sebagai situs yang tidak pantas oleh pemerintah China dan ketika sebuah situs ditutup para user pun tidak diberkan alasan tentang penutupan situs tersebut.

Sebagai salah satu penyedia jasa domain  terbesar di dunia, keluarnya GoDaddy dari China memperkuat jalan yang dipilih Google. Masih seperti yang diungkapkan Telegraph selain dua perusahaan ini Dell juga dikabarkan akan memindahkan operasi mereka dari China ke India. Bahkan Michael Dell, founder yang kini menjabat chief executive telah bertemu perndana menteri India untuk membicarakan perkembangan ini.

Pertarungan menjadi semakin memanas, karena seperti yang dikabarkan TechCrunch saham Baidu meroket, meski Baidu memang menjadi pemimpin pasar di negeri mereka sendiri, China tapi kepergian Google jelas memberikan pengaruh.

Perdagangan saham Baidu di AS mengalami kenaikan sampai sebesar $600 dan ini merupakan titik tertinggi yang pertama kali di capai oleh Baidu, dan kepergian Google mungkin juga akan memuluskan strategi Baidu yang berencana mendirikan mall on line terbesar di China yang bekerjasama dengan Rakuten asal Jepang.

Meski agak bermuatan politik, tapi berita tentang perkembangan para giant  dengan pemerintah China ini tidak bisa dilewatkan karena tidak menutup kemungkinan beberapa perusahaan AS akan mengikuti Google, dan mungkin saja akan berpengaruh pada pasar internet Asia secara keseluruhan.

Meski sedikit keluar topik, saya jadi berandai-andai, ada gak ya niatan giant yang memindahkan operasi mereka dari China ke Indonesia? Well, ketegangan antara Google dan pengikutnya dengan pemerintah China pasti tidak akan berhenti sampai di sini, setelah GoDaddy, siapa lagi yang akan keluar dari China? Kita tunggu berita selanjutnya.

Wiku Baskoro

Penggemar streetphotography, penikmat gadget, platform agnostic gamers, build Hybrid.co.id to make impact.

1 Comment

  1. klo para giant pindah ke indonesia, itu namanya mimpi. kondisi sosial politik kita blum stabil utk bisnis..sebenarnya ngarep juga sih

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Bing Siapkan Hasil Pencarian di Foursquare

Next Story

Google Bookmark List dan Fitur Keamanan Gmail Baru

Latest from Blog

Don't Miss

Era Teknologi Pemasaran AI dari Google Untuk Pengiklan di Indonesia

Google menggelar acara Google Marketing Live Indonesia di Jakarta. Acara

Google Luncurkan Model AI Generatif Gemma 2 untuk Para Peneliti dan Pengembang

Tren AI generatif terus berkembang untuk mengisi berbagai kebutuhan dan