Pendapatan Naik di Tahun 2022, Ini Rencana Agate di 2023?

Agate ingin fokus untuk membuat game dengan dana dan skala yang lebih besar

Agate International mengadakan konferensi pers pada Kamis, 2 Februari 2023. Dalam acara ini, mereka menjelaskan pencapaian selama 2022 dan rencana mereka pada 2023.

Mereka mengungkap, pendapatan mereka pada 2022 naik hingga lebih dari 2 kali lipat berkat popularitas game Web3. Namun, di 2023, mereka berencana untuk mengubah strategi perusahaan.

Rencana Agate di 2023

CEO Agate International, Shieny Aprilia menyebutkan bahwa pemasukan perusahaan di 2022 naik 158% jika dibandingkan dengan tahun 2021. Dia menjelaskan, pemasukan Agate meningkat pesat berkat naiknya permintaan untuk membuat game Web3. Tak hanya itu, selama 2022, Agate juga mempekerjakan 134 staf baru. Dengan begitu, total karyawan di perusahaan game asal Bandung itu kini mencapai lebih dari 300 orang.

Lebih lanjut, Shieny menjelaskan, secara total, Agate mengerjakan 20 proyek di 2022. Rata-rata, sebuah proyek dikerjakan oleh 12 orang. Dari semua proyek yang Agate garap di tahun lalu, Mythic Protocol merupakan proyek mereka yang paling ambisius. Tidak tanggung-tanggung, tim yang bertanggung jawab atas game tersebut terdiri dari 60 orang.

Sementara itu, Chief Business Officer dan Interim CEO, Cipto Adiguno mengatakan, walaupun game blockchain dan Non-Fungible Token (NFT) mendorong pemasukan Agate di 2022, perusahaan memutuskan untuk tidak lagi terlalu fokus pada game Web3 di 2023.

Sebagai gantinya, Agate justru ingin menjadi "top 10 global game developer partner". Alasannya, karena Agate melihat, semakin banyak perusahaan game yang melakukan outsourcing. Agate menjadikan Keywords Studios sebagai acuan.

Keywords Studios merupakan perusahaan game asal Irlandia yang didirikan pada 1998. Berbeda dengan kebanyakan developer game yang ingin merilis game sendiri, Keywords justru tidak berencana untuk melakukan hal itu. Sebagai gantinya, mereka menawarkan jasa untuk membantu developer dalam membuat game.

Meskipun begitu, sepanjang 2019-2021, pemasukan mereka mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Di 2019, pemasukan Keywords hanya berkisar pada EUR300-an juta. Dan pada 2021, angka itu naik menjadi lebih dari EUR500 juta.

Agate percaya, industri game masih akan tumbuh di 2023. | Sumber: Agate

Untuk merealisasikan harapan Agate menjadi salah satu rekan pengembang game terbesar di dunia, Cipto menjelaskan, perusahaan menjalankan tiga strategi.

Pertama, Agate akan melakukan ekspansi global. Kedua, mereka akan membuat game dengan skala dan dana yang lebih besar. Ketiga, mereka akan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif demi meningkatkan kemampuan para karyawan mereka.

"Kami akan mencari klien dari luar negeri. Kami juga akan menaikkan kualitas dari produk kami, membuat produk dalam skala lebih besar," ungkap Cipto. "Untuk kita, kita akan memerlukan talenta terbaik."

Lebih lanjut, Cipto menjelaskan, selama ini, perusahaan yang menjadi klien Agate cenderung awam dalam bidang pengembangan game. Di tahun ini, Agate ingin mencari klien yang memang sudah tahu tentang cara membuat game, tapi memilih untuk melakukan outsourcing dalam mengembangkan game mereka.

"Tantangan terbesar kami adalah bagaimana cara untuk mendapatkan first project. Karena proyek pertama akan menjadi portofolio kami, membuktikan bahwa kami memang bisa memenuhi apa yang klien minta," katanya.

Lanskap Industri Game Indonesia

Berdasarkan data dari Newzoo, di 2020, industri game di Indonesia bernilai US$1,74 miliar. Dengan itu, Indonesia duduk di peringkat 16 dalam daftar negara dengan industri game terbesar. Tentu saja, mobile memberikan kontribusi paling besar pada total industri game Indonesia, yaitu US$1,38 miliar. Sementara PC memberikan kontribusi sebesar US$242 juta dan konsol US$112 juta.

Selain memiliki pasar yang besar, pasar game Indonesia juga tumbuh dengan pesat. Faktanya, Indonesia juga merupakan salah satu negara yang industri game-nya tumbuh pesat.

Mengutip data.ai, Febrianto Nur Anwari, Deputy of Business Development, Asosiasi Game Indonesia (AGI) mengatakan, di Indonesia, total download dari game mobile mencapai 3,4 miliar downloads. Dengan begitu, Indonesia masuk dalam daftar 5 negara dengan jumlah downloads paling banyak di 2022.

Sementara berdasarkan data dari Niko Partners, pada 2021, jumlah pemain game mobile di Indonesia mencapai 121,7 juta orang dan pemain game PC 53,4 juta orang. Sayangnya, dari segi pemasukan, industri game Indonesia masih belum bisa bersaing dengan negara-negara lain.

Perbandingan jumlah gamers mobile dan PC di Indonesia. | Sumber: Niko Partners

Data dari Niko Partners menunjukkan, pada 2021, total pemasukan industri game mobile di Indonesia mencapai US$755,5 juta, sementara pemasukan untuk game PC adalah US$318,8 juta.

Sebagai perbandingan, nilai industri game untuk kawasan Asia-10 pada 2022 mencapai US$35,9 miliar. Terkait hal ini, Cipto mengatakan, hal ini terjadi karena total spending dari para gamers Indonesia memang cenderung lebih kecil dari gamers di negara-negara maju, seperti Jepang dan Korea Selatan.

"Di Indonesia, tidak semua orang bisa membeli konsol terbaru," kata Cipto, dalam konferensi pers Agate. "Tapi, bagi gamers di Jepang atau Inggris, harga konsol terbaru itu tidak seberapa, jika dibandingkan dengan gaji mereka." Dia mengaku, masalah ini bukan sesuatu yang bisa diselesaikan dengan mudah. Pasalnya, daya beli konsumen, dalam kasus ini gamers, juga tergantung pada keadaan ekonomi makro di sebuah negara.

Total pendapatan industri game Indonesia. | Sumber: AGI

Tak hanya gamers, jumlah developer game di Indonesia juga terus bertambah. Febri mengatakan, pada 2021, jumlah developer di Indonesia mencapai 73 developer, naik dari 67 developer di tahun sebelumnya. Dia menjelaskan, biasanya, developer game baru muncul berkat acara gaming, seperti game jam atau inkubasi developer.

Dari semua developer yang ada di Indonesia, sebanyak 61,3% masih menggunakan dana pribadi. Hanya 10,2% developer yang menggunakan dana dari angel investor dan 9,8% yang menggunakan dana dari incubator/accelerator. Untuk target pasar, sebanyak 56,1% developer menargetkan pasar game global. Hanya 30,5% developer yang menyasar pasar Indonesia secara khusus.

Target pasar developer Indonesia. | Sumber: AGI

Menariknya, meskipun sebagian besar gamers di Indonesia merupakan gamers mobile, platform PC justru memberikan kontribusi paling besar pada pemasukan developer lokal.

Pasar PC menyumbangkan Rp9,1 miliar, dengan Rp8,5 miliar dari pasasr PC global dan Rp539 juta dari pasar PC lokal. Sementara itu, pasar mobile Indonesia memberikan kontribusi sebesar Rp3,65 miliar dan pasar mobile global Rp2,56 miliar. Konsol menjadi kontributor paling kecil, yaitu sebesar Rp1,8 miliar.