24 August 2021

by Galih

Dianggap Mengeksploitasi Para Kreatornya, Model Bisnis Roblox Dikritik

Praktek bisnis yang diterapkan kepada kreatornya dianggap tidak adil.

Roblox dikenal sebagai salah satu game yang disenangi sekaligus aman untuk dimainkan anak-anak di seluruh dunia. Dengan beragam mode gameplay menarik yang ditawarkan, Roblox mampu bertahan sejak 2006 dan terus berkembang hingga sekarang.

Diestimasi ada lebih dari 200 juta pemain setiap bulannya yang memainkan Roblox. Dengan basis pengguna inti yang mayoritas adalah anak-anak dengan umur antara 9 hingga 15 tahun.

Namun di balik popularitasnya, Roblox ternyata tengah mendapatkan perhatian banyak pihak terkait dengan bisnis model yang mereka usung. Para pemain Roblox memang bisa mendapatkan uang dengan membuat mode permainan di dalam game-nya.

Tetapi permasalahannya adalah pihak Roblox hanya memberikan sedikit uang kepada para kreator ini yang jauh lebih rendah dari standar industri untuk para pengembang video game.

Credit: Roblox

Para kreator Roblox tadi hanya mendapatkan bagian 24,5% dari total keuntungan yang didapat game-nya. Hal ini dirasa jauh lebih kecil dibandingkan dengan bagian yang diberikan oleh Steam dengan 70% ataupun Epic Game Store yang mencapai 88%.

Masalah tersebut diperburuk dengan masifnya jumlah kreator game di dalam Roblox. Game-game buatan para kreator ini harus berjuang keras untuk mendapatkan pemain dan bisa populer. Apalagi Roblox dengan sengaja membuat platform-nya memiliki fitur pencarian yang sangat terbatas, dengan hanya menampilkan kurang lebih 1.000 game di halaman depannya.

Para kreator yang game-nya tenggelam hanya mampu berharap agar apa yang mereka buat bisa populer secara organik. Namun Roblox juga menyediakan fitur berbayar agar game tersebut bisa ditampilkan di halaman depan.

Mata uang dalam game Roblox yang bernama Robux (image credit: Roblox)

Penerapan iklan bagi para kreator pun hanya memberikan kesempatan yang lebih baik. Sehingga dengan membayar pun, tidak ada jaminan bahwa game yang mereka iklankan tersebut pasti akan muncul di halaman depan dan mendapatkan banyak pemain.

Masalah yang terakhir adalah penerapan dari Robux, mata uang di dalam Roblox yang digunakan untuk semua transaksi di dalam game-nya. Meskipun terlihat seperti mata uang dalam game pada umumnya, namun Roblox memiliki praktek yang tidak biasa dalam penerapannya.

Robux dapat dibeli oleh para pemainnya menggunakan uang asli ataupun didapatkan dari menjual game dan konten-kontennya kepada pemain lainnya.

Namun proses pencairan dana dari dalam game-nya cukup aneh. Para kreator yang ingin mencairkan uangnya harus memiliki minimal 100.000 Robux yang berarti sekitar US$1.000 atau Rp14 juta. Namun karena sistem potongan yang diterapkan maka para kreator tersebut hanya menerima $350 atau Rp5 juta saja.