Federasi Esports SMA Amerika Serikat dan Jepang Jalin Kerja Sama

NASEF dan JHSEF berusaha untuk menjadikan esports sebagai alat edukasi

North America Scholastic Esports Federation (NASEF) dan Japan High School Esports Federation (JHSEF) mengumumkan kerja sama dalam rangka untuk mengembangkan esports di tingkat SMA. Dalam situs resminya, NASEF mengatakan bahwa misi mereka adalah menjadikan esports sebagai platform bagi para siswa untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan kemampuan menyelesaikan masalah sehingga mereka bisa sukses di dunia nyata. Mereka menyebutkan, mereka mencoba untuk mencari hubungan antara esports dan pelajaran di sekolah untuk membuat kurikulum di tingkat SMP dan SMA.

Metode yang digunakan oleh NASEF dianggap sukses sehingga JHSEF tertarik untuk menggunakan metode yang sama di SMA di Jepang. Melalui kerja sama ini, NASEF dan JHSEF akan saling membantu untuk menggunakan esports sebagai platform edukasi bagi siswa SMA di Amerika Serikat dan Jepang. Selain itu, mereka juga akan membahas tentang tujuan mereka dalam memanfaatkan esports untuk mendukung edukasi dan pengembangan teknologi. Setelah tujuan ditetapkan, kedua federasi esports ini akan membuat sistem untuk merealisasikan tujuan mereka tersebut. Representative Director JHSEF, Kimito Kubo mengatakan bahwa kerja sama antara kedua federasi memungkinkan keduanya untuk berdiskusi dan saling bertukar riset akademis terkait esports serta memperluas kesempatan akan pemberdayaan esports di sekolah-sekolah Jepang.

Pusat esports di UC of Berkeley | Sumber: PC Gamer

"Kami bangga karena JHSEF memutuskan untuk bekerja sama dengan NASEF," kata Gerald Solomon, Executive Director dari Samueli Foundation dan pendiri dari NASEF, seperti dikutip dari InvenGlobal. "Kami senang melihat para pendidik di seluruh dunia yang memiliki visi jauh ke depan menyadari potensi dari model pembelajaran kami yang menggabungkan esports dan edukasi. Jelas bahwa program kami bisa digunakan pada semua generasi muda; tidak ada batasan -- seperti etnis, geografi, gender -- yang membatasi anak-anak untuk belajar dan tumbuh berkembang dengan bermain."

Di Amerika Serikat, esports memang telah mulai merambah sekolah, walau kebanyakan sekolah hanya menjadikan esports sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Menariknya, menurut survei yang diadakan oleh Extreme Networkws dan eCampus News, keberadaan program esports bisa mendorong siswa untuk menjadi lebih rajin pergi ke sekolah. Tingginya minat akan esports di sekolah ini membuat munculnya berbagai startup yang berusaha menyediakan platform esports khusus bagi siswa SMA, seperti PlayVS dan All-Star eSports League. Tak hanya itu, mulai banyak sekolah dan universitas yang memberikan beasiswa pada atlet esports, walau para penerima beasiswa esports masih mengalami sejumlah masalah. Di Indonesia sendiri, Menteri Pemuda dan Olahraga sempat membuat wacana untuk memasukkan esports ke dalam kurikulum SMA, walau rencana itu tak pernah direalisasikan.