Biaya Akuisisi Pemain Android 4x Lebih Murah dari Pemain iOS

Biaya akuisisi pemain mobile game memang tengah mengalami penurunan

Dari tahun ke tahun, biaya akuisisi pemain mobile game terus turun. Menurut laporan 2020 Mobile Gaming Apps dari Liftoff, rata-rata biaya akuisisi pemain mobile game kini hanya US$1,47 turun 66% dari tahun lalu, yang mencapai US$4,37. Tak hanya itu, biaya untuk mendorong pemain mendaftarkan diri dalam sebuah mobile game juga turun, dari menjadi US$5,72 per pemain dari US$9,17 pada tahun lalu.

Studi yang dilakukan oleh Liftoff juga menunjukkan, developer game yang memiliki dana terbatas sebaiknya meluncurkan game mereka di Android terlebih dulu. Pasalnnya, biaya akuisisi pemain di Android 4 kali lipat lebih murah daripada di iOS. Menariknya, baik Android dan iOS memiliki return-on-ad-spend (ROAS) yang kurang lebih sama. Memang, meski biaya akuisisi pemain baru di iOS lebih mahal, belanja pemain iOS juga lebih tinggi.

Selama ini, para pemain iOS memang dikenal rela untuk menghabiskan uang lebih banyak saat bermain game jika dibandingkan dengan pemain Android. Alasan lain mengapa biaya akuisisi pemain iOS lebih mahal adalah karena pengguna iPhone dianggap memiliki ekonomi yang lebih baik, karena harga iPhone lebih mahal dari kebanyakan harga ponsel Android, walau juga ada smartphone Android premium.

Tingkat return on ad spending per 7 hari berdasarkan genre game. | Sumber: Liftoff

Menariknya, walaupun biaya untuk mengakuisisi pemain baru turun, biaya untuk membuat pemain menghabiskan uang dalam game justru naik. Saat ini, biaya rata-rata untuk mendorong pemain berbelanja di game naik menjadi US$43,88 dari US$35,42, lapor GamesIndustry.

"Meski para pemain tertarik untuk mencoba game baru, mereka kurang tertarik untuk membeli item dalam game," kata Liftoff, seperti dikutip dari Forbes. "Biaya untuk membuat pemain melakukan in-app purchase (IAP) naik 24% menjadi US$43,88, yang merupakan rekor tertinggi sejak 2018. Tingkat konversi install ke IAP juga turun 46%. Kemungkinan, hal ini terjadi karena resesi dan turunnya pemasukan siap dibelanjakan."

Tampaknya, pandemi COVID-19 juga mulai memberikan dampak buruk pada industri game. Selama ini, industri game justru diuntungkan karena masyarakat diminta untuk tetap di rumah. Buktinya, total belanja gamer di AS sempat mengalami kenaikan. Begitu juga dengan industri game di Tiongkok.

Sumber header: Engadget