Dark
Light

Pentingnya Mempelajari Seluk Beluk Kripto sebagai Aset Digital

2 mins read
July 12, 2021
Perkembangan Aset Kripto di Indonesia
Mengeksplorasi lebih jauh penggunaan kripto sebagai aset digital di Indonesia / Depositphotos.com

Sebelum harga Bitcoin mengudara di publik, Lawrence Samantha, yang saat ini menjabat sebagai Founder & CEO di sebuah platform investasi cryptocurrency bernama “Nobi”, sudah mulai tertarik mempelajari aset digital yang berbasis teknologi blockchain ini. Berlatar belakang seorang programmer, ia mulai mengeksplorasi ragam jenis mata uang digital ini hingga akhirnya meyakini bahwa kripto merupakan aset digital yang paling sempurna.

Namun dibalik kesempurnaan aset kripto, ada banyak hal yang harus dipelajari hingga bisa paham seluk beluk penggunaannya. Meskipun saat ini aset kripto di Indonesia terbatas sebagai komoditas, sudah ada beberapa platform yang menawarkan cara mudah mendapatkan keuntungan dari berbagai jenis aset kripto, salah satunya Nobi.

Selain itu, Lawrence juga mengungkap beberapa alasan lain untuk mendorong masyarakat berinvestasi pada aset kripto. Teknologi desentralisasi di atas platform blockchain memungkinkan pengguna untuk memantau pergerakan dan melakukan transaksi tanpa perantara, dengan kata lain teknologi ini menawarkan sistem yang lebih transparan. Dari segi harga, salah satu jenis aset kripto yaitu Bitcoin disebut sebagai aset dengan peningkatan paling tinggi selama 10 tahun terakhir.

Tentunya beberapa fakta di atas terdengar menggiurkan bagi sejumlah orang. Namun, dengan segala keuntungan yang ditawarkan, penting sekali untuk mempelajari seluk beluk kripto sebagai aset digital.

Profil risiko dan volatilitas tinggi

Dengan keamanan tingkat tinggi yang ditawarkan, aset kripto juga dikenal memiliki volatilitas tinggi, berarti harganya bisa naik tinggi dengan cepat lalu tiba-tiba turun dengan cepat juga. Lalu muncul pertanyaan, apakah aset kripto cocok dengan pasar di Indonesia?

Mengutip dari Coindesk, “Pasar Crypto mudah berubah karena sistem desentralisasi yang menyebabkan ketiadaan otoritas pusat untuk menghentikannya. Oleh karena itu, harga aset kripto dapat dianggap mewakili sentimen investor secara lebih adil. Hal ini mengisyaratkan pasar yang murni”.

Lawrence turut menyampaikan bahwa Indonesia sebenarnya cukup ketinggalan dalam hal aset kripto dengan persentase pemahaman hanya sekitar 2%, sementara di Amerika Serikat terdapat lebih dari 10% masyarakat yang sudah menggunakan produk ini. Terkait risiko tinggi, Lawrence menegaskan, “Semua investasi akan memiliki risiko tinggi kalau tidak ada keinginan untuk belajar.”

Ragam jenis aset kripto

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat investor aset kripto hingga Mei 2021 sudah tembus ke angka 6,5 juta orang dengan nilai transaksi Rp370 triliun. Besaran angka tersebut sudah melebihi jumlah investor pasar modal di Bursa Efek Indonesia. Hal ini membuktikan tingginya minat investasi masyarakat Indonesia terhadap aset kripto.

Terdapat lebih dari 3,000 jenis aset kripto yang beredar di seluruh dunia, dan akan semakin banyak ke depannya. Belum lama ini Bappebti menerbitkan daftar 229 aset kripto yang dapat diperdagangkan di Indonesia. Beberapa jenis yang sering digunakan antara lain Ethereum, Dogecoin, Ripple, Stellar dan yang paling popular Bitcoin. Bitcoin sendiri hanya ada sejumlah 21 juta di seluruh dunia.

Di antara sekian banyak aset kripto dengan volatilitas tinggi yang beredar, ternyata ada yang berkategori stablecoin. Dilansir dari Coinbase, Stablecoin merupakan mata uang digital yang dipatok dengan aset cadangan yang “stabil” seperti dolar AS atau emas. Stablecoin dirancang untuk mengurangi volatilitas yang terkait dengan mata uang kripto yang tidak dipatok seperti Bitcoin.

Proses belajar yang terus berlangsung

Ketika memulai sesuatu, selalu ada proses pembelajaran yang harus dijalani. Tidak jauh berbeda ketika internet pertama kali masuk ke Indonesia, tidak semua orang mengerti cara menggunakannya. Namun seiring waktu berjalan serta manfaatnya semakin terasa, orang pun semakin berminat untuk mempelajari lebih jauh.

Begitu pula dengan aset kripto, yang juga disebut sebagai alternatif investasi di era digital ini. Dari sisi teknologi, ada banyak sekali inovasi yang muncul dalam sepuluh tahun terakhir dalam dunia cryptocurrency. Semakin banyak produk turunan dari kripto sebagai aset digital. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang berkecimpung dalam industri ini, akan semakin banyak inovasi yang hadir.

Sebagai seorang yang mempelajari aset kripto sejak awal, Lawrence berpesan agar setiap orang yang ingin terjun ke dalam investasi aset kripto harus mau belajar. Pahami hal yang paling fundamental dalam investasi dan produknya [aset kripto]. Kenali sifatnya serta terus pantau pergerakannya. Seperti pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang.

Gambar Header: Depositphotos.com

Previous Story

Bermain RPG: Mengaburnya Batasan antara Dunia Nyata dan Fiksi

Next Story

TED Bakal Hadirkan Konten Eksklusif di Clubhouse

Latest from Blog

Don't Miss

AVITA Umumkan 2 Seri Laptop Baru untuk Indonesia: SATUS S dan PURA A+

Pandemi COVID-19 mengubah kebiasaan banyak orang dalam bekerja dan belajar.
Sega batalkan rencana kembangkan game blockchain

Berubah Haluan, Sega Batalkan Rencananya Kembangkan Game Blockchain

Pamor game blockchain belakangan relatif meredup. Termakan hype AI itu