Beberapa waktu yang lalu, Valve selaku developer dan publisher Dota 2 akhirnya membuka suara di tengah carut-marut skena kompetitifnya di lingkup global. Melalui sebuah rilis resmi yang dilansir di laman blog mereka, Valve memberikan sedikit titik terang mengenai Dota Pro Circuit dan beberapa hal lainnya.
Gelombang protes menghantam Valve dikarenakan minimnya respon dan perhatian kepada kompetisi profesional Dota 2 dalam situasi pandemi sejak awal tahun 2020. Kekosongan musim kompetisi menjadikan turnamen di tahun 2020 dijalankan oleh esports organizer untuk sekadar membuka ruang kompetisi bagi tim-tim Dota 2 profesional di beberapa region. Kabar terakhir yang terdengar dari Valve hanyalah pencapaian prizepool dan penundaan gelaran The International 10.
Setidaknya Valve mengakui lambat dan minimnya informasi terkait kepastian DPC tahun 2020. Valve memberikan konfirmasi akan ketiadaan turnamen DPC sampai akhir tahun ini. Pihak ketiga diberikan keleluasaan untuk menjalanakan turnamen dan liga sampai akhir tahun 2020. Selama 8 bulan berselang di tahun 2020, Valve menghadapi kesulitan dalam mengambil keputusan seiring dengan perkembangan situasi pandemi yang belum menunjukkan perbaikan.
Dalam keterangannya Valve juga menyatakan, dalam waktu dekat sudah ada beberapa turnamen yang terkonfirmasi akan digelar oleh pihak ketiga. Rencananaya akan ada 4 turnamen yang berlangsung di region Eropa dan 3 turnamen yang akan digelar di region Tiongkok.
Secara eksplisit tidak disebutkan akan adanya turnamen di region Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Asia tenggara. Region yang disebutkan sebelumnya seolah-olah menjadi anak tiri di tengah jalannya kompetisi Dota 2 selama ini. Salah satu berita memilukan yang terdengar dari region Asia Tenggara adalah pembubaran tim Dota 2 Reality Rift dan Geek Fam. Tidak menutup kemungkinan dalam waktu dekat akan ada tim Dota 2 lainnya yang berguguran karena ketiadaan kompetisi.
Correct me if I'm wrong but when they say "upcoming competitive season" they are not referring to the DPC, but more so the shit fest that is online gaming as we know it without a DPC in place. Looks like more than ever you can't play Dota in NA if you want to aspire to be a pro. pic.twitter.com/hdj4dWm254
— Clinton Loomis (@FearDotA) September 4, 2020
Lebih jauh mengenai pernyataan Valve, Clinton “Fear” Loomis sebagai atlet esports memberikan tanggapannya. Dalam tweetnya Fear menyatakan tidak puas dengan inisiatif yang minim dari Valve, setidaknya menyangkut kekosongan turnamen sampai akhir tahun ini.
Respon keras yang datang dari atlet dan organisasi esports terasa lumrah dikarenakan tidak berjalannya musim kompetisi yang sudah barang tentu memberi dampak yang beragam, termasuk dampak finansial.
Di waktu yang sama Valve juga angkat bicara mengenai Dota TV streaming rights. Dalam pembaruan yang akan diterapkan di tanggal 15 September 2020 mendatang, Valve akan mewajibkan esports organizer untuk menjalin kerja sama dengan community streamer.
Langkah ini ditempuh agar menjadi jalan tengah di antara esports organizer dan community streamer, karena Valve tidak dapat memungkiri, keduanya memiliki peran bagi kelangsungan Dota 2. Sebagai penutup Valve menjanjikan akan memulai DPC di awal tahun 2021 dan berharap bisa melangsungkan The International di Stockholm.