Fighting game merupakan salah satu genre esports tertua di dunia, bahkan mungkin yang tertua. Semenjak Street Fighter II: The World Warrior muncul pada tahun 1991, para pemain fighting game sudah lazim mengadakan kompetisi di pusat-pusat arcade meskipun skalanya tentu tidak begitu besar. Ajang fighting game terbesar dunia, Evolution Champion Series (EVO), awalnya pun hanya kompetisi kecil-kecilan antar komunitas. Tapi lihat sekarang, EVO telah menjadi sebuah festival akbar yang melibatkan sponsor-sponsor besar industri game.
Tradisi grassroot di dunia fighting game selalu menciptakan kisah-kisah menarik dalam perjalanannya. Begitu pula di Indonesia. Contohnya perjalanan tim DRivals yang saat ini dikenal memiliki pemain-pemain Tekken yang hebat, bahkan salah satunya menjadi pemain timnas untuk SEA Games 2019. Hybrid berbincang-bincang dengan leader DRivals, Jovian Yoe Cobus alias Cobus, untuk mengenal lebih jauh bagaimana tim ini dibentuk hingga menjadi seperti sekarang. Simak pemaparannya di bawah.
Tim muda yang punya karya
Sebetulnya DRivals adalah tim yang usianya masih tergolong muda. Bermula sebagai komunitas biasa, DRivals didirikan pada tahun 2018 oleh dua pemain yaitu saudara kembar Aldi (NoDrop) dan Aldo (Jackbosstin). “Nama DRivals awalnya dari PSN ID mereka saja, terus temen-temen pada ikutin pake tag pas turnamen,” kata Jovian. Di dunia fighting game memang lazim ditemui penambahan nama tim di depan nama pemain untuk menunjukkan keanggotaan. Contohnya pemain bernama Jackbosstin dari tim DRivals, dalam turnamen akan ditulis sebagai DRivals | Jackbosstin.
Jovian bercerita, “Mungkin DRivals itu kayak pelopor tim Tekken di Indonesia sih. Sebelumnya ga ada yang pakai tim paling, tapi sejak DRivals pakai nick tag team di turnamen jadi banyak muncul-muncul tim/dojo/klan lah ya sebutnya di turnamen Tekken. Contoh kayak tim UWU, WIF, Chaos, Myth, dan lain-lain.”
Reputasi DRivals di kancah Tekken Indonesia semakin meningkat ketika kedatangan tiga orang yang menamakan diri mereka tim Palem Rangers. Mereka adalah Javier (Ayase), Anthony (TJ), serta Jovian (Cobus) yang semuanya lebih berpengalaman dalam bermain Tekken dibanding anggota-anggota awal DRivals.
Tim Palem Rangers sendiri sebetulnya memiliki anggota-anggota lain, namun sayangnya di era Tekken 7 kebanyakan sudah tidak aktif. Jadi peleburan dua tim ini memberi banyak manfaat bagi DRivals karena mereka bisa meningkatkan skill dengan bantuan anggota yang lebih senior.
Terbukti, sejak bergabung dengan Tim Palem Rangers, reputasi DRivals semakin menanjak karena nama mereka sering muncul sebagai juara. Reputasi ini tidak hanya didapat oleh pemain-pemain seniornya. Pemain-pemain lainnya pun terus berlatih dan meningkatkan skill sehingga banyak meraih prestasi.
Deretan pencapaian tim DRivals antara lain:
- Juara 3 Kratingdaeng Indonesia Esports Championship 2018 – DRivals | TJ
- Juara 1 AFAPLAY C3AFA Jakarta 2018 – DRivals | TJ
- Juara 3 AMD eSports FIGHT! Championship 2018 – DRivals | TJ
- Juara 2 Uppercourt Tournament – DRivals | Ayase
- Juara 2 KASKUS Battleground 2018 – DRivals | TJ
- Juara 3 Technofest 2018 – DRivals | Cobus
- Juara 4 Technofest 2018 – DRivals | NoDrop
- Juara 1 MSI Cup – DRivals | Cobus
- Juara 2 MSI Cup – DRivals | NoDrop
- Juara 2 Fight Fest 2019 – DRivals | TJ
- Juara 2 ESL Indonesia Championship 2019 – DRivals | Ayase
- Juara 2 Tokopedia IENC 2019 Road to SEA Games – DRivals | TJ
- Juara 3 Tokopedia IENC 2019 Road to SEA Games – DRivals | Ayase
- Juara 2 Fighting Game Championship GJUI 25 – DRivals | Cobus
Tumbuh bersama ekosistem Tekken lokal
Franchise Tekken di Indonesia sudah terkenal bahkan sejak zaman Tekken 2 di PS1 dulu. Namun begitu Tekken 7 dirilis untuk console dan PC pada pertengahan 2017 lalu, popularitas Tekken di negara kita ini mendadak mengalami ledakan hebat. Tekken 7 sekarang menjadi judul fighting game yang paling ramai peminat, bukan hanya di ranah kasual tapi juga di dunia kompetitifnya di berbagai penjuru Nusantara.
“Kalau menurut saya sih sekarang lagi berkembang banget ya. Emang ga bisa dipungkiri Tekken massanya paling banyak dibanding FGC (fighting game community) lain, seperti Pak Bram dari Advance Guard juga bilang gitu,” ujar Jovian, “Kalau Tekken pesertanya 100, mungkin game lain hanya 20 udah susah kumpulnya.”
DRivals pun demikian, mengalami peningkatan yang sangat pesat dalam waktu kurang dari setahun saja. Sebelumnya DRivals sama sekali bukan tim unggulan di turnamen karena notabene anggotanya adalah newcomer. Tapi dengan banyak melakukan gathering, latihan, hingga streaming, tim ini bisa menunjukkan performa yang terus membaik.
Saat ini kegiatan DRivals yang paling utama adalah streaming sekaligus latihan. Mereka membuat jadwal streaming tiap hari Selasa untuk Tekken 7 versi Steam, dan Kamis untuk PS4. Selain itu mereka kerap berkumpul untuk berlatih bersama di rumah NoDrop dan Jackbosstin saat akhir pekan, ditambah berkumpul di Hybrid Dojo baik untuk gathering ataupun turnamen kasual. DRivals juga aktif menciptakan konten di channel YouTube DRivals on Air, baik itu berupa streaming, challenge, analisis pertandingan, talk show, dan lain-lain.
Selama kurang lebih satu tahun perjalanannya, DRivals pun sudah mengalami datang dan perginya anggota tim. Kini DRivals memiliki anggota sebanyak 9 pemain, yaitu:
- DRivals | TJ
- DRivals | Ayase
- DRivals | Cobus
- DRivals | NoDrop
- DRivals | Jackbosstin
- DRivals | Kids
- DRivals | RTM
- DRivals | Adnairoon
- DRivals | Retardo
Dari komunitas ke profesional
Tokopedia IENC 2019 menjadi titik awal baru bagi DRivals yang saat ini tengah berevolusi dari tim biasa menjadi tim profesional. Jovian berkata, “Setelah momen juara TJ dan Ayase di IENC 2019 dan mewakilkan Indonesia ke SEA Games maka kami memutuskan untuk lebih serius di dalam scene Tekken 7, dan memutuskan untuk menjadi tim profesional dengan mencari sponsor dengan tujuan untuk lebih bisa mengharumkan nama Indonesia terutama di luar negeri.”
Menariknya, TJ dan Ayase sempat mendapat tawaran untuk bergabung dengan tim esports lain. Namun mereka lebih ingin tetap membawa bendera DRivals, dan justru ingin mencari sponsor untuk seluruh tim (bukan perorangan) supaya tim ini bisa berdiri sendiri sebagai tim esports profesional. “Sekarang kami sudah menjalin kerja sama dengan beberapa pihak, salah satunya yaitu Hybrid.co.id sebagai media partner kami,” kata Jovian.
Dengan begitu banyak pencapaian yang telah diraih, patut diakui bahwa TJ adalah pemain terkuat DRivals saat ini. Tapi uniknya TJ justru mengaku termasuk jarang berlatih, dalam artian jam bermainnya relatif rendah dibandingkan anggota-anggota lainnya. TJ lebih banyak menghabiskan waktu untuk menganalisis pertandingan-pertandingan di luar negeri dan cara bermain para pro player.
“Dia lebih banyak belajar di sana sih, dan emang mental turnamen dia sudah bagus karena sering juara,” papar Jovian. “Dia juga sempat ngalahin Meat satu kali di Winners Bracket (Tokopedia IENC 2019), yang di mana itu adalah kekalahan 1 set pertama Meat selama di turnamen Indonesia, yang bikin Meat harus ke Losers Bracket berjuang dari sana dan akhirnya ketemu TJ lagi Grand Final dia menang dan juara 1.”
Sebagai bagian dari pelatnas SEA Games 2019, Meat dan TJ sempat dijadwalkan bertandang ke Malaysia untuk mengikuti turnamen Tekken World Tour (TWT) di FV Cup 2019. Namun sayangnya TJ batal berangkat karena satu dan lain hal. Sementara Meat sempat meraih kemenangan di sana namun terhenti sebelum maju ke babak Top 32. Nantinya mereka juga direncanakan berpartisipasi di TWT Rev Major (Filipina) pada bulan September, TWT Tokyo Masters (Jepang) di bulan Oktober, hingga puncaknya di bulan November – Desember yaitu SEA Games 2019.
Jovian sebagai leader tim DRivals ingin SEA Games ini bisa menjadi momen yang mendongkrak popularitas fighting game agar bisa menyaingi cabang-cabang esports lain, seperti Mobile Legends atau PUBG. Ia percaya bahwa potensi esports di Indonesia sangat besar—baik di fighting game atau di genre lainnya. Langkah pemerintah untuk mendukung esports di SEA Games memang sudah bagus, tapi tentunya masih ada hal-hal yang dapat diperbaiki.
“Harapan saya sih untuk DRivals yah terus berlatih sih ya, sama berkembang karena ekosistem kompetitif di Tekken 7 ini sangat ketat. Lawan juga tambah kuat dari waktu ke waktu. Dan kalau bisa semua nyusul skill TJ supaya bisa ganti-gantian wakilin Indonesia baik individu maupun bawa bendera negara di luar negeri. Dan berharap juga ada sponsor yang bisa mendukung kita untuk go internasional,” tutur Jovian.
–
Tahun 2019 ini merupakan tahun yang sangat mengasyikkan bagi dunia fighting game berkat banyaknya judul berkualitas dan ekosistem esports yang masih terus tumbuh. Bagi DRivals, momen ini adalah langkah awal untuk menjadi tim profesional sejati dengan pemain-pemain bertalenta yang mampu mengharumkan nama bangsa. Dibandingkan waktu pertama berdiri memang tim ini sudah banyak berkembang, tapi masih banyak ruang untuk berkembang lebih jauh lagi.
Bila Anda ingin memantau perkembangan tim dan komunitas DRivals lebih jauh, Anda bisa follow kanal-kanal media sosial DRivals di Facebook, Instagram, dan YouTube. Jangan lupa tonton siaran streaming DRivals on Air setiap Selasa dan Kamis untuk konten-konten menarik seputar Tekken, khususnya di Indonesia.
–
Disclosure: Hybrid adalah media partner DRivals.