Setelah PG.Barracx terpilih untuk mewakili Indonesia untuk cabang esports Dota 2 di SEA Games 2019, kali ini giliran cabang esports AOV yang telah menemukan wakilnya. Mereka adalah EVOS Esports.
Ada 8 tim yang berebut kesempatan mewakili Indonesia untuk SEA Games 2019 Esports AOV. Empat tim datang dari peringkat empat besar di pekan ketiga ASL Indonesia S3 by ESL Indonesia yang berisikan: EVOS Esports, Bigetron Esports, Saudara e-Sports, dan COMEBACK.
Empat tim lagi datang dari perwakilan Arena of Valor National Championship (ANC), yang berisikan: SFI Esports, PG.Barracx, Hertz, dan Power Danger. Para tim diadu di dalam grup yang berisi campuran dari 8 tim tersebut.
Dari fase grup empat tim berhasil lolos, yaitu EVOS Esports, Bigetron Esports (BTR), Saudara e-Sports (SES), dan COMEBACK (CMBK). Setelah pertandingan best-of-3, single elimination, babak final mempertemukan EVOS dengan BTR.
Kendati Bigetron sudah menunjukkan permainan terbaiknya, namun dominasi EVOS ternyata masih sama kuatnya seperti ketika mereka bertanding di ASL Indonesia Season 3. Bertanding dalam seri best-of-5, dominasi EVOS sudah terlihat sejak dari game pertama.
EVOS berkali-kali menunjukkan manuver agresif. Sementara Bigetron masih cukup kelimpungan dengan berbagai manuver agresif yang dilancarkan oleh EVOS. Alhasil, Wiraww dan kawan-kawan melumat habis Bigetron Esports, berhasil jadi juara dengan skor 3-0, dan akan mewakili Indonesia di SEA Games 2019 cabang esports AOV.
Menghadapi SEA Games 2019, Vietnam dan Thailand sepertinya masih akan jadi musuh terberat Indonesia untuk esports AOV. Vietnam punya tim juara Arena of Valor World Cup 2019, yaitu Team Flash. Sementara Thailand punya scene yang lebih kompetitif, membuat mereka jadi salah satu regional dengan banyak talenta berbakat.
Priyagung “RuiChen” Satriono, Coach tim EVOS AOV juga mengakui hal tersebut. Tapi menariknya ia justru tidak terlalu waspada dengan Team Flash. Selain karena mereka gagal lolos mewakili Vietnam untuk SEA Games, mereka juga punya tim lain yang lebih kuat.
Tim tersebut adalah Mocha ZD (MZ), tim yang mengalahkan Team Flash pada babak final #RoadToSEAGames30. “Jujur, sebetulnya kita merasa akan lebih berat lawan MZ daripada Team Flash.” Agung membuka omongan soal SEA Games 2019 nanti.
“Gue merasa playstyle EVOS lebih cocok untuk lawan Team Flash yang bertumpu sama jungler. Sementara kalau MZ itu bertumpu pada ADC (Archer). Ini bakal jadi masalah besar, apalagi kalau si ADC tersebut bermain dengan sangat mahir dan anggota tim lainnya bisa melindungi habis-habisan si ADC tersebut.”
Terakhir kali perjuangan EVOS di kancah internasional, mereka terhenti di fase group stage. Namun, mereka telah memberikan perlawanan terbaiknya, bahkan berhasil menahan Vietnam dan tim Tiongkok seri 1-1.
Jadi, akankah EVOS menjadi calon penyumbang emas untuk esports di SEA Games 2019. Memang selain dari Mobile Legends, AOV juga jadi cabang lain yang berpotensi mendapatkan emas (atau setidaknya perak) di gelaran SEA Games 2019 cabang esports.
Akhir kata, lagi-lagi mari kita dukung dan doakan semoga esports Indonesia bisa mendapatkan hasil yang gemilang di SEA Games 2019 nanti.