Dark
Light

[Review] Apex Legends – Pilih Setia atau Pulang Tinggal Nama

6 mins read
February 6, 2019
Apex Legends

“Oh, battle royale lagi.” Mungkin begitu reaksi Anda ketika mendengar tentang Apex Legends, produk terbaru dari para kreator seri Titanfall. Sama, saya juga berpikiran demikian. Game bergenre battle royale belakangan ini sudah begitu banyak, bahkan berbagai franchise lama seperti Call of Duty dan Counter-Strike pun ikut “latah” masuk ke dunia battle royale juga. Saya tidak merasa kita butuh game battle royale baru, apalagi pada dasarnya saya juga bukan penggemar genre ini.

Andai nama developer di belakangnya bukan Respawn Entertainment, mungkin saya tidak akan berminat mencicipi Apex Legends. Tapi saya tahu bahwa Respawn adalah developer jagoan, jadi saya penasaran ingin melihat seperti apa karya mereka yang satu ini. Apalagi harga jualnya sangat murah, yaitu nol rupiah. Tidak ada ruginya saya install, paling-paling kalau tidak suka tinggal hapus saja.

Hal berikutnya yang saya tahu adalah saya begadang dari malam hingga jam sembilan pagi gara-gara main Apex Legends.

“Overwatch Battle Royale”

Cara tergampang untuk menggambarkan Apex Legends adalah menggunakan tiga kata di atas: Overwatch Battle Royale. Sebetulnya sih tidak sesederhana itu juga. Memang separuh aspek game ini adalah team-based shooter seperti Overwatch, sementara separuh lainnya adalah battle royale seperti PlayerUnknown’s Battlegrounds. Tapi Apex Legends adalah sesuatu yang lebih daripada sekadar “Overwatch digabung dengan PUBG”. Banyak inovasi serta desain gameplay yang membuat game ini layak disebut sebagai evolusi berikutnya dari genre battle royale.

Mirip seperti battle royale pada umumnya, di sini Anda akan bertempur melawan sejumlah besar pemain lainnya di medan yang kian lama kian mengecil, hingga akhirnya hanya tersisa satu pemenang. Bedanya, di sini Anda tidak pernah bermain sendirian. Anda selalu tergabung dalam Squad yang berisi tiga orang, dan masing-masing anggota Squad harus memilih karakter berbeda.

Mirip seperti team-based shooter pada umumnya, setiap karakter dalam Apex Legend punya keunikan. Dari segi mobilitas serta penggunaan senjata semuanya sama rata, tapi tiap karakter punya tiga kemampuan yang terdiri dari Passive Ability, Tactical Ability, dan Ultimate Ability. Cara main Anda ketika mengontrol Gibraltar yang memiliki role Tank pasti akan berbeda dengan Lifeline yang seorang Medic.

Apex Legends - Screenshot 1
Apex Legends punya kualitas visual yang cukup keren | Sumber: Sony

Nah, kemiripan dengan Overwatch dan PUBG berakhir hanya sampai di sini. Sisanya, Apex Legends adalah game yang sangat berbeda. Bila battle royale biasanya mempertarungkan 100 orang sekaligus, satu ronde di Apex Legends hanya diikuti oleh 60 orang (20 Squad). Bila biasanya setiap orang yang mati akan langsung terdepak dari permainan, di sini Anda bisa respawn dengan bantuan teman satu Squad. Dan masih banyak perbedaan lainnya.

Didesain untuk kerja tim

Ada dua poin utama yang tampaknya menjadi landasan akan segala keputusan desain dalam Apex Legends, yaitu kerja tim dan strategi. Respawn memang menyebut game ini sebagai sebuah “strategic battle royale”, jadi sudah pasti ada banyak sekali unsur yang mendorong Anda untuk memutar otak. Dan serunya, Anda tidak akan memutar otak sendirian.

Inovasi paling keren dalam Apex Legends menurut saya adalah adanya tombol khusus untuk berkomunikasi secara kontekstual dengan teman. Dengan menekan tombol R1, karakter Anda akan mengatakan sesuatu sesuai dengan apa yang sedang Anda sorot di kursor. Contohnya, bila Anda menyorot sebuah tempat, maka si karakter akan berkata, “Ayo kita pergi ke sana.” Bila Anda menyorot sebuah Health Pack, dia akan berkata, “Ada Health Pack di sini.”

Apex Legends - Screenshot 2
Bloodhound punya kemampuan mendeteksi lokasi musuh di sekitarnya | Sumber: Respawn Entertainment

Komunikasi kontekstual ini variasinya luar biasa banyak, dan dapat digunakan untuk melaporkan segala macam kondisi yang Anda temukan pada teman setim. Anda kehabisan amunisi untuk shotgun? Sorot senjata itu di inventory dan tekan R1, maka si karakter akan berkata, “Saya butuh shotgun ammo.” Anda menemukan supply box yang sudah terbuka? Anda bisa melaporkan bahwa, “Sepertinya tadi ada musuh lewat sini.”

Meski tanpa mengetik atau menggunakan voice chat, saya senantiasa mengobrol dengan teman satu Squad saat pertandingan. Komunikasi, yang biasanya sulit dilakukan di first-person shooter, betul-betul difasilitasi dan dimudahkan. Ini membuat saya merasa bagaikan anggota sebuah kesatuan pasukan khusus yang bahu-membahu di tengah medan perang penuh marabahaya.

Tanpa ada anggota tim yang sengaja menekan tombol R1 pun, game ini selalu memberi petunjuk audio visual agar kita tahu kondisi yang dialami teman kita. Ketika ada kawan yang mengalami baku tembak, mundur untuk melakukan reload, atau berlindung sambil menyembuhkan diri misalnya, Apex Legends memberi tahu Anda kejadian tersebut lewat percakapan antar karakter serta perubahan-perubahan ikon di antarmuka.

Apex Legends - Screenshot 3
Temukan Respawn Beacon untuk menghidupkan kawan | Sumber: Respawn Entertainment

Saya sangat salut pada Respawn akan sistem komunikasi yang mereka ciptakan dalam Apex Legends. Ini fitur yang harus dicontek oleh developer game multiplayer lain di masa depan, karena efeknya benar-benar membuat medan pertempuran jauh lebih hidup!

Adu tangkas adu cerdas

Walau punya kemiripan dengan Overwatch sebagai sesama team-based shooter, rasa permainan dalam Apex Legends masih kental dengan nuansa survival. Jangan harap Anda bisa menekan satu tombol ultimate RYUU GA WAGA TEKI WO KURAU lalu Squad lawan akan wipeout secara instan. Di sini memang ada berbagai macam Ability, tapi Ability itu harus digunakan dengan benar bila Anda ingin berhasil.

Saat ini Apex Legends masih cukup baru jadi kita belum bisa melihat meta game pastinya seperti apa. Namun dari pengalaman bermain sejauh ini, saya merasa bahwa tidak ada Ability dalam Apex Legends yang bisa memutarbalikkan keadaan secara instan. Sebagian besar keberhasilan kita justru ditentukan dari cara bermain, sementara Ability hanyalah fasilitas untuk mengeksekusi suatu taktik tertentu.

Apex Legends - Screenshot 4
Hati-hati, salah lokasi mendarat bisa membuat timmu gugur bersamaan

Desain arena dalam Apex Legends juga terasa sangat memfasilitasi permainan taktis, dengan begitu banyak tempat untuk berlindung, pintu, jalan tembus, serta vertikalitas yang cukup tinggi (meski tidak seekstrem Titanfall 2). Jarang sekali ada lahan terbuka tanpa perlindungan, dan untuk menuju satu tempat biasanya kita dapat menggunakan banyak alternatif jalur. Ini terasa berbeda sekali dengan misalnya Fortnite, tapi memang Fortnite punya fitur bangunan yang bisa dibuat sendiri, sih.

Arena yang begitu padat sangat selaras dengan opsi mobilitas dalam Apex Legends yang cukup tinggi. Anda tidak akan menemukan wall-run atau double jump seperti Titanfall 2, tapi Anda dapat melakukan sliding, vaulting (memanjat), serta memanfaatkan kabel-kabel (zipline) untuk berpindah tempat dengan cepat. Bila perlu, Anda bahkan bisa mencari balon udara yang tersebar untuk melakukan redeployment, alias terjun kembali ke lokasi yang berbeda.

Satu hal lagi yang unik. Dalam Apex Legends, ketika Anda melakukan deployment awal, Anda tidak akan terjun sendiri-sendiri. Game ini memiliki fitur bernama Jumpmaster, di mana satu orang akan ditunjuk untuk memilih lokasi terjun seluruh Squad bersamaan. Anggota Squad bisa memilih untuk melepaskan diri dari formasi, tapi secara default, turun bersamaan tentu lebih aman daripada berpencar-pencar. Hati-hati, bila Anda bertemu dengan musuh, artinya Anda juga akan langsung bertemu satu Squad sekaligus! Pemilihan lokasi terjun ini sangat penting, dan seperti aksi-aksi lainnya, kita dapat berkomunikasi dengan tombol R1 untuk memilih lokasi yang optimal.

Apex Legends - Screenshot 5
Medan pertempuran didesain dengan kreatif | Sumber: Sony

Respawn sang developer baik

Tidak ada game yang sempurna di dunia ini, tapi saya merasa bahwa sepertinya Apex Legends hampir tidak punya hal yang bisa saya komplain. Dari segi gameplay, game ini sudah sangat keren, dan punya potensi besar untuk menjadi esports. Visualnya pun keren, apalagi performanya stabil 60 FPS meski di PS4 Fat. Paling ada framerate drop sedikit ketika sedang deployment, karena seluruh pulau yang demikian besar ditampilkan sekaligus.

Bila harus ada yang dikomplain, mungkin saya akan menunjuk pada konten yang masih sangat sedikit untuk saat ini. Hanya ada delapan karakter tersedia, itu pun dua di antaranya (Caustic dan Mirage) harus di-unlock dengan Apex Coins (mata uang premium) atau Legend Tokens (didapat dari bermain). Arena yang disediakan hanya ada satu (Outlands), begitu pun mode permainan juga masih satu (Training tidak termasuk).

Akan tetapi komplain tentang konten ini jadi tak berarti karena Apex Legends adalah game gratisan. Lambat laun Respawn pasti akan menambahkan konten-konten baru di masa depan. Lagi pula dengan konten yang ada sekarang pun saya rasa tidak akan membosankan walau dimainkan hingga puluhan jam.

Apex Legends - Screenshot 6
Harga Apex Coin cukup bersahabat

Saya juga sangat senang melihat bagaimana Respawn menangani transaksi mikro dalam game ini. Harga Apex Coin yang ditawarkan cukup terjangkau, yaitu 1.000 Coin untuk US$9,99. Satu karakter bisa dibeli seharga 750 Coin, atau bila dikonversi ke rupiah mungkin sekitar Rp105.000. Bila Anda membeli Apex Coin dalam jumlah besar, harganya lebih murah lagi. Itu pun tidak wajib, karena karakter bisa dibuka dengan mata uang Legend Tokens.

Mirip seperti Overwatch, Anda akan memperoleh loot box yang disebut Apex Pack setiap kali Anda level up. Apex Pack ini berisi tiga item, dan uniknya, Respawn menerapkan algoritma “bad luck detection”, sehingga pemain pasti akan mendapat item langka setelah sekian kali membuka Apex Pack. Item yang didapat dari Apex Pack juga tidak akan pernah duplikat, dan semua item ini hanya bersifat kosmetik.

Lebih asyik lagi, Respawn berjanji tidak akan ada item yang tersedia eksklusif dari loot box berbayar, dan mereka akan membuka rasio kemungkinan perolehan item secara publik. Sungguh developer panutan!

Apex Legends - Screenshot 7
Tidak akan ada kosmetik eksklusif loot box berbayar | Sumber: Respawn Entertainment

Kesimpulan: Semper Fi or Die

Apex Legends adalah kejutan yang sangat menyenangkan. Para penggemar seri Titanfall yang menanti Titanfall 3 masih harus bersabar lebih lama, tapi untuk orang-orang lainnya, kehadiran Apex Legends adalah hiburan baru yang sangat mengasyikkan. Bahkan saya yang tidak suka genre battle royale pun berhasil dibuat ketagihan olehnya. Respawn juga berencana mengimplementasikan fitur cross-play, pastinya akan membuat komunitas di sekitar game ini semakin seru.

Fitur komunikasi yang dirancang sangat intuitif, gameplay taktis dan menegangkan, serta kualitas grafis top adalah daya tarik utama dari Apex Legends. Kerja sama tim sangat penting di sini, seperti kalimat yang sering dilontarkan karakter Bangalore, “Setia kawan atau mati.” Saya benar-benar berharap Apex Legends sukses besar, supaya Respawn Entertainment dapat terus menciptakan karya-karya keren seperti ini. Sampai bertemu di Outlands!

Sparks:

  • Gabungan formula team-based shooter dan battle royale menghasilkan sesuatu yang baru, unik, dan asyik
  • Fitur komunikasi sangat bervariasi, dipadukan dengan antarmuka intuitif yang membuat pertempuran terasa sangat hidup
  • Desain arena yang menarik, baku tembak sangat dipengaruhi oleh strategi kita memanfaatkan lingkungan
  • Kualitas visual keren dengan performa solid
  • Transaksi mikro yang bersahabat

Slacks:

  • Konten masih sedikit
Previous Story

AT&T Jalin Kerjasama Tahunan Dengan NBA, Termasuk 2K League

Global Venture Summit 2019
Next Story

Global Venture Summit 2019 Segera Diadakan di Bali

Latest from Blog

Don't Miss

Kenapa Battle Royale Populer?

Sekarang, battle royale jadi salah satu genre populer, apalagi di

Tutup Apex Legends Mobile, Apa Strategi Mobile EA?

Minggu lalu, Electronic Arts (EA) mengumumkan bahwa mereka akan menutup