Dark
Light

[Vintagious] Anak-anak Generasi iPad dan Game Jaman Dulu

2 mins read
June 24, 2013

Kolom Vintagious kali ini mencoba membahas tentang bagaimana jika anak-anak generasi iPad diperkenalkan dengan dengan berbagai game yang ada di device jaman dulu yang berpenampilan sederhana 1-bit dan 8-bit.

Saat bermain game Tiny Tower & Pocket Planes buatan NimbleBit di iPad, anak-anak kami tertarik dengan gaya grafiknya yang kotak-kotak sederhana. Kami jelaskan, itu gaya 8-bit graphic seperti tampilan game-game di era 80-an. “Sepertinya asyik main game di jaman itu ya?” Tanya anak kami yang tertua.

Saatnya memperkenalkan anak-anak generasi iPad ini pada game-game era 80-an, saat penampilan masih kotak-kotak dengan suara beep beep sederhana. Bagaimana pendapat mereka?

Nintendo Game & Watch

[Sumber]

Masih ingat gimbot atau Game & Watch ini? LCD dengan warna hitam putih dan suara beep beep, dilengkapi tombol pengatur gerak karakter di layar. Sangat populer pada awal 80-an, tidak ada satu anak sekolah pun yang tidak kenal Game & Watch. Kami berikan anak kami Nintendo Game & Watch Popeye untuk dicoba.

Hasil pengujian dengan device dan game ini:

Device:

  • Nintendo Game & Watch Popeye buatan tahun 1981.

Pendapat:

  • Susah dimainkan karena gerakannya tidak responsif.
  • Membosankan karena dari awal tidak ada perubahan tantangan.
  • Suaranya kurang dramatis, berasa tidak realistis.
  • Layarnya terlalu kecil.

Tomy arcade game “TRON”

[Sumber]

Kebetulan anak-anak ini sempat menonton film TRON yang versi asli 1982, sehingga saat memainkan game TRON buatan Tomy ini terasa lebih asyik. Walau hanya berlayar LED dan bersuara sederhana (cenderung berisik) mereka lebih tertantang untuk memainkannya. Apalagi dalam game ini terdapat 3 scene permainan yang semakin lama dimainkan, levelnya semakin tinggi.

Hasil pengujian dengan device dan game ini:

Device:

  • Tomy TRON buatan 1981.

Pendapat:

  • Tampilannya lebih seru dengan ‘glowing character’.
  • Bisa berkhayal sedang memainkan tokoh TRON dalam game.
  • Suaranya terlalu berisik.

Atari 2600

[Sumber]

Dibanding dua gadget game sebelumnya, penampilan game Atari sangat jauh sederhana, baik dari warna, graphic  dan suara. Tapi satu hal yang membuatnya seru: bermain multiplayer di layar TV. Dengan dua joystick, anak-anak merasakan betapa serunya bermain bersama seperti terlihat di video. Padahal bentuk tank dan pesawat di game Combats hanya terdiri dari kotak-kotak sederhana.

Hasil pengujian dengan device dan game ini:

Device:

  • Atari 2600 buatan 1976.

Pendapat:

  • Tidak masalah dengan tampilannya yang sederhana, yang penting berasa seru bermain berdua.
  • Bentuk karakter object yang sederhana bisa memberikan imajinasi tersendiri.

King’s Quest di komputer

[Sumber]

[Sumber]

Permainan petualangan buatan Ken Williams & Roberta Williams yang dirilis tahun 1987 ini ternyata masih diminati anak-anak kami. Bentuk tampilan sederhana diterjemahkan secara imajinatif oleh mereka. Dari obyek, karakter, suasana dan lingkungan tergambar secara utuh dalam benak mereka. “Sir Graham-nya tampak gagah dan handsome.” Padahal wajah karakternya hanya kotak-kotak sederhana. Bahkan saat tiba-tiba muncul troll, mereka masih bisa berteriak terkejut.

Hasil pengujian dengan device dan game ini:

Device: Apple Macintosh 512k 1986

Pendapat:

  • Ceritanya seru. Bikin penasaran.

Dari hasil percobaan ini bisa terlihat bahwa kesederhanaan tampilan game jaman dulu tidak dipermasalahkan oleh anak-anak generasi iPad ini. Daya imajinasi mereka menerjemahkan tampilan audio visual 1-bit dan 8-bit dengan penuh warna dan suara realistis. Selain itu, faktor cerita dan permainan yang membuat mereka tertarik memainkannya. Lebih dari itu juga, mereka senang menekan tombol fisik. Mungkin sudah jenuh dengan layar sentuh.

[Sumber Gambar Post].

Profil Penulis:

Pinot W. Ichwandardi adalah seorang Graphic Designer. Pria asal Indonesia ini sejak 2007 tinggal di Kuwait bersama keluarganya. Dikenal juga sebagai pengoleksi gadget jadul, blog pribadinya bisa ditemukan di retrogizmo.blogspot.com, sedangkan Twitter di @pinot dan About.me/pinot.

2 Comments

  1. Gara-gara Wiku dan Chika di TL nih mampir sini
    Keren eksperimentasinya
    Dilema yang sebenarnya kami hadapi saat ini
    Kekuatan cerita (alur dan penghayatannya) versus kekuatan visual
    Karena ada kekhawatiran bahwa semakin bagus visual, bisa lebih menarik tapi sekaligus membuat daya imajinasi jadi pasif
    Eksperimen ini menunjukkan kekuatan cerita harus jadi prioritas. Bagaimana anak-anak menghayati alur cerita, bagaimana anak-anak mendapat tantangan dalam ceritanya

  2. Betul. Sebenarny di benak anak-anak sudah ada desain imajinatif yg lengkap. Dalam prinsipnya psikologi gestalt, anak bs melengkapi gambar sederhana dg imajinasinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Galaxy NX, Kamera DSLR Berbasis Android dari Samsung

Next Story

Indosat Segera Susul Tawarkan Carrier Billing bagi Pengguna Nokia Lumia

Latest from Blog

Don't Miss

Semua Hal yang Diumumkan NVIDIA pada Computex 2024

Dalam presentasi selama 1 jam 47 menit, CEO dan pendiri

Naming Rights Agreements in Esports

In recent years, more and more non-endemic brands have decided