Twitter siap gugat Elon Musk karena membatalkan kontraknya untuk mengakuisisi Twitter. Apa saja rencananya?
Beberapa bulan yang lalu, Twitter dan Elon Musk sempat viral diperbincangkan banyak orang perihal keinginan bos dari Tesla ini untuk membeli media sosial berlogo burung biru tersebut.
Kini keduanya kembali ramai dibicarakan namun tidak lagi menjadi partner, melainkan sebagai rival. Lebih tepatnya, Twitter dilaporkan telah menggugat dan menuntut Elon Musk untuk menyelesaikan akuisisinya.
Sebelumnya, Musk memang berencana untuk membeli Twitter senilai $44 miliar atau sekitar Rp 660 triliun. Dalam berkas gugatannya, Twitter meminta pengadilan Delaware, Amerika Serikat untuk meminta Musk agar menuntataskan kesepakatan untuk merger setelah memenuhi kondisi-kondisi yang harus diselesaikan.
Pada bulan April lalu, Musk memang berencana ingin membeli Twitter untuk dapat merealisasikan impiannya untuk membuat “platform kebebasan berbicara di seluruh dunia”. Namun rencana ini memang tidak berjalan mulus, karena pada bulan Mei Musk mengumumkan penangguhan perjanjian.
Twitter deal temporarily on hold pending details supporting calculation that spam/fake accounts do indeed represent less than 5% of usershttps://t.co/Y2t0QMuuyn
— Elon Musk (@elonmusk) May 13, 2022
Hal ini dikarenakan Musk ingin menginvestigasi masalah akun palsu/spam yang ada di Twitter. Investigasi yang dilakukan tim dari Musk tersebut kemudian membuat salah satu orang terkaya di dunia ini menuduh kepemimpinan Twitter gagal memberikan informasi yang akurat.
Ketidakjelasan inilah yang akhirnya berbuntut pada keinginan Elon Musk untuk membatalkan rencananya membeli Twitter. Yang sayangnya tidak seseimpel itu, karena Twitter merasa bahwa Musk harusnya tetap melanjutkan proses pembelian yang sudah disepakati di awal.
“Musk tampaknya percaya bahwa dia, tidak seperti pihak lain yang harus tunduk pada hukum kontrak Delaware. Dan bebas untuk mengubah pikirannya, merusak perusahaan, mengganggu operasinya, menghancurkan nilai saham, dan pergi begitu saja,” demikian isi gugatan dari Twitter.
Lebih lanjut, gugatan tersebut juga menyebut Musk berulang kali mengubah dan juga memperluas tuntutan pengungkapan datanya. Twitter pun mengklaim bahwa mereka telah berusaha untuk memenuhi permintaan tersebut untuk menghindari gagalnya kesepakatan tersebut.
Dalam gugatannya tersebut, Twitter juga mengajukan mosi untuk mempercepat proses hukum untuk kasus tersebut. Mereka meminta persidangan atas perselisihan dengan Elon Musk tersebut dapat diselesaikan pada September mendatang.
Gugatan ini diperkirakan bisa menjadi salah satu pertikaian meja hijau terbesar dalam sejarah Wall Street. Karena melibatkan salah satu pengusaha terbesar dan juga salah satu perusahaan media sosial terbesar di dunia yang menyoroti tentang masalah perjanjian akuisisi.