Dark
Light

True Money Indonesia Hentikan Sertifikasi E-Money Syariah, Kini Lebih Fokus Kembangkan Remitansi

3 mins read
November 28, 2017
Direktur Operasional True Money Rio da Cunha / DailySocial

True Money Indonesia, salah satu perusahaan uang elektronik, mengungkapkan telah berhenti memperpanjang sertifikat e-money syariah dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak Agustus 2017. Alasannya karena biaya rutin yang harus dikeluarkan perusahaan tiap bulannya tidak sejalan dengan belum adanya pendapatan yang dikontribusikan produk tersebut.

“Waktu itu ambil sertifikat e-money syariah karena sebatas langkah untuk masuk ke komunitas pesantren dan perusahaan keuangan berbasis syariah. Namun, itu sampai sekarang belum kami lakukan. Terlebih ada biaya flat yang harus kami bayarkan tiap bulannya ke MUI,” terang Direktur Operasional True Money Indonesia Rio da Cunha, Senin (27/11).

Rio merasa strategi yang tepat untuk terjun ke layanan keuangan syariah harus membentuk entitas tersendiri, tidak bercampur dengan bisnis utama. Sebab jika masih dalam satu entitas, gerak bisnis syariah akan sulit karena berbentur dengan bisnis konvensional. Alhasil, kedua bisnis tersebut jadi tidak bisa berkembang.

“Mungkin pada masa mendatang, akan kami buat entitas tersendiri untuk menjalankan bisnis yang syariahnya.”

Dengan berhentinya perpanjangan sertifikat e-money syariah yang sudah dikantongi sejak Agustus 2016, kini True Money Indonesia hanya mengantongi dua izin bisnis. Yaitu sertifikasi e-money dan remitansi dari Bank Indonesia.

Geser fokus bisnis

Selain menghentikan untuk sementara bisnis syariah, True Money Indonesia juga akan lebih fokus mengembangkan bisnis pengiriman uang tunai atau remitansi. Kendati demikian, pergeseran tersebut tidak akan menghentikan bisnis uang elektronik yang sudah dikembangkan perusahaan.

Rio menuturkan bisnis remitansi yang baru dimulai perusahaan pada Oktober 2017 memiliki perkembangan yang cukup baik. Terlihat dari pencapaiannya hingga 26 November 2017, telah mencatatkan 180 ribu transaksi dengan nilai sekitar Rp70 miliar.

Pencapaian tersebut didapat hanya dari satu kemitraan antara perusahaan dengan jaringan Alfa Group. Bahkan diklaim, layanan remitansi True Money Indonesia menguasai 40% pangsa pasar dibandingkan seluruh layanan remitansi yang sudah bermitra dengan di Alfa Group.

“Untuk layanan PPOB kami untuk bisnis e-money transaksinya perhari sekitar 40 ribu sampai 45 ribu dengan nilai sekitar Rp3 miliar. Karena perbandingannya yang jauh, kami menilai untuk lebih serius menggarap bisnis remitansi.”

Pihaknya menargetkan sampai akhir tahun ini dapat menyentuk 300 ribu transaksi dengan kenaikan nilai transaksi hingga Rp200 miliar. Bahkan sampai akhir tahun depan ditargetkan dapat naik 4 kali lipat dari perolehan tahun ini atau sekitar Rp800 miliar.

Untuk mencapai target tersebut, perusahaan akan menggandeng lima perusahaan untuk perpanjangan bisnis remitansi dan mulai merambah pengiriman uang dari luar negeri. Selain itu, membentuk divisi baru yang bakal didedikasikan menggarap bisnis remitansi, total pekerjanya diperkirakan sekitar 250 orang.

Salah satu perusahaan remitansi yang akan digandeng adalah TransferTo, bakal diumumkan pada kuartal I tahun depan. TransferTo adalah perusahaan yang sudah mengantongi izin bisnis remitansi berbasis di Singapura.

Nantinya, lewat jaringan TransferTo, para pengguna akan dapat mengirim uangnya ke Indonesia dari Malaysia, Hong Kong, Taiwan. Penerima uang dapat mencairkan uangnya di seluruh jaringan Alfa Group di seluruh Indonesia.

Rencananya, pengirim uang dengan nilai kiriman Rp1 juta bahkan bisa mengirimkan uangnya ke dalam negeri. Biaya adminnya akan dibuat tidak jauh berbeda dengan pengiriman uang dalam negeri. Besaran biaya yang dibebankan pengirim uang dalam negeri untuk besaran maksimal Rp1 juta dikenakan sebesar Rp15 ribu, sedangkan untuk besaran pengiriman Rp1 juta sampai Rp5 juta biayanya Rp25 ribu.

Dari biaya admin tersebut, True Money Indonesia membagi komisi dengan Alfa Group dengan besaran porsi masing-masing sebesar 50%.

Tahun depan True Money Indonesia juga akan mengembangkan lebih lanjut bisnis remitansi ke tahap yang lebih mutakhir. Saat ini, layanan remitansi yang dihadirkan baru bersifat cash-to-cash, yaitu kirim dan terima tunai tanpa harus memiliki rekening bank dan tanpa menjadi anggota True Money Indonesia.

Peningkatan layanan remitansi yang sedang disiapkan adalah cash-to-account/cash-to-wallet. Jadi setelah menerima dana, pengguna dapat bertransaksi dalam ekosistem True Money Indonesia untuk pembayaran sehari-hari, transfer dana, atau dicairkan kembali.

“Pelan-pelan kami kenalkan cash-to-cash terlebih dahulu, baru bergerak ke cash-to-account pada tahun depan. Arahnya akan tetap dukung cashless society [yang] mendukung inisiatif pemerintah.”

Tambah konten layanan produk e-money

Pendekatan True Money Indonesia untuk mengembangkan layanan produk e-money memanfaatkan agen sebagai perpanjangan tangan perusahaan untuk melayani transaksi kebutuhan sehari-hari. Seperti menjual layanan voucher elektronik untuk isi ulang pulsa dan token PLN, pembayaran tagihan BPJS, telepon rumah, PDAM, internet, TV kabel dan sebagainya.

Saat ini ada dua jenis agen yang dimiliki True Money Indonesia, yakni yang menggunakan EDC dan memanfaatkan aplikasi dari smartphone sendiri. Untuk agen yang menggunakan EDC jumlahnya mencapai 20 ribu dengan 85% diantaranya adalah agen aktif. Sedangkan agen yang memanfaatkan aplikasi jumlahnya mencapai 18 ribu dengan 50% diantaranya adalah agen aktif.

Untuk strategi pengembangan produk e-money, fokus perusahaan yang akan dilakukan adalah memperbanyak konten produk. Tujuannya agar produk yang dijual makin variatif, sehingga dapat mendongkrak produktivitas agen.

Strategi yang bakal dilakukan adalah bekerja sama dengan salah satu perbankan untuk memasarkan produk Laku Pandai. Agen True Money Indonesia akan menjadi agen Laku Pandai dari bank. Nantinya dalam aplikasi True Money Indonesia akan menyediakan layanan Laku Pandai terkait pembukaan rekening, transfer/kirim dana, hingga menyimpan dana. Kerja sama tersebut akan diumumkan pada awal Desember 2017 mendatang.

“Jadi tahun depan kami akan fokus mengembangkan bisnis remitansi akan menyasar pengiriman dari luar negeri. Juga memperbanyak konten produk dalam aplikasi True Money dengan menjadikan agen kami sebagai agen Laku Pandai,” pungkas Rio.

Application Information Will Show Up Here
masked android
Previous Story

Masked, Game Roguelike 3D yang Mirip The Binding of Isaac

Next Story

Facebook Manfaatkan Kecerdasan Buatan untuk Cegah Keinginan Bunuh Diri

Latest from Blog

Don't Miss

Lebih Parah dari Kasus Doni Salmanan, Inilah 7 Kasus Penipuan Terbesar di Industri Teknologi

Startup selalu berusaha mencari cara untuk mendisrupsi status quo menggunakan
Startup fintech payment gateway Xendit merambah sektor perbankan dengan mendirikan PT Bank Perkreditan Rakyat Xen (BPR Xen) yang berlokasi di Depok

Xendit Rambah Perbankan, Dirikan Bank Perkreditan Rakyat Xen

Ekspansi bisnis startup unicorn di sektor fintech, Xendit, kini sudah