Tim Esports Amerika Serikat Mulai Buka Divisi Apex Legends

Atlet NRG Esports dari divisi Fortnite pun sudah memainkan dan menyukai Apex Legends.

Apex Legends belakangan sedang menjadi fenomena yang menghebohkan industri game sedunia. Walau dirilis tiba-tiba tanpa ada marketing sama sekali, karya terbaru Respawn Entertainment ini berhasil menggaet lebih dari 10 juta pemain dalam waktu tiga hari saja. Respawn juga telah bekerja sama dengan Twitch untuk mengadakan turnamen berhadiah US$200.000, sebuah gerakan yang disebut oleh beberapa orang sebagai strategi post-release marketing.

Digadang-gadang sebagai game battle royale terbaik di pasaran, bahkan “Fortnite killer”, tampaknya hanya soal waktu sampai Apex Legends masuk menjadi salah satu cabang esports populer. Electronic Arts dan Respawn Entertainment memang belum mengumumkan adanya liga atau turnamen resmi, namun hal itu tak mencegah organisasi esports untuk mempersiapkan diri menyambut tren baru yang akan segera datang.

NRG Esports membuka lowongan untuk atlet Apex Legends | Sumber:

" target="_blank">NRG Esports

Salah satu organisasi esports yang mencuri start itu adalah NRG Esports, organisasi asal Amerika Serikat yang didirikan oleh co-owner tim NBA Sacramento Kings. NRG Esports saat ini bergerak di belasan cabang olahraga elektronik, mulai dari Counter-Strike: Global Offensive, Hearthstone, hingga Super Smash Bros. Ultimate. Dan mereka telah membuka perekrutan untuk pemain serta content creator khusus Apex Legends.

Lowongan terbuka ini diumumkan oleh NRG Esports lewat akun Twitter resmi mereka pada hari Sabtu, 9 Februari lalu. Menurut mereka, jumlah pendaftar sudah sangat banyak dan dalam waktu dekat mereka akan mengumumkan pemain pertama yang masuk ke dalam roster tim Apex Legends. Di luar divisi khusus ini, atlet-atlet NRG Esports yang sudah ada pun banyak yang sudah memainkan Apex Legends. Contohnya

" target="_blank">KingRichard (Richard Nelson), streamer sekaligus atlet NRG Esports divisi Fortnite.

Masuknya Apex Legends ke dalam NRG Esports terbilang cocok, karena sepanjang tahun 2018 organisasi ini telah menunjukkan prestasi yang memuaskan di bidang first-person shooter. Divisi CS:GO mereka berhasil menjadi juara di dua turnamen bergengsi, yaitu cs_summit 3 (turnamen CS:GO buatan Beyond the Summit), serta Intel Extreme Masters (IEM) XIII Shanghai yang digelar oleh ESL. Tim Overwatch mereka juga menjuarai Overwatch PIT Season 3, namun sayangnya pencapaian di Overwatch League masih perlu ditingkatkan.

Kesuksesan Apex Legends juga mendatangkan imbas luar biasa terhadap kondisi finansial penerbitnya, Electronic Arts (EA). Bloomberg baru-baru ini melaporkan bahwa nilai saham EA telah meroket begitu cepat, hingga menyentuh angka US$97. Nick Licouris, konsultan investasi industri game, bahkan berkata, “Saya tidak pernah melihat begini banyak ledakan antusiasme dari gamer saat sebuah game keluar, apalagi dari game battle royale.”

Namun ada kekhawatiran bahwa suksesnya Apex Legends justru dapat berimbas buruk terhadap game terbitan EA lainnya. Battlefield V misalnya, direncanakan untuk mendapatkan update mode battle royale bernama Firestorm pada bulan Maret 2019. EA juga akan merilis third-persoon shooter berjudul Anthem di akhir Februari ini.

Meski bisa saja tiga game ini memiliki pangsa pasar berbeda, tidak menutup kemungkinan Apex Legends dapat menenggelamkan minat para gamer terhadap Firestorm dan Anthem. Apalagi Apex Legends gratis, dan telah terbukti memiliki kualitas yang sangat terpoles rapi. Dulu, Titanfall 2 buatan Respawn Entertainment kurang laku karena dirilis berdekatan dengan judul-judul shooter besar lain. Akankah kali ini Respawn memutarbalikkan nasib tersebut?

Sumber: VP Esports, Bloomberg,

" target="_blank">NRG Esports, Polygon