PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk baru-baru ini meluncurkan program baru yang bertajuk “Kampung UKM Digital”, dengan pilot project di Keranggan, Tangerang Selatan. Sebuah gerakan yang dirancang untuk membantu UKM bergerak menuju era digital dengan bantuan sejumlah produk-produk Telkom, seperti Jarvis Store, BosToko, Blanja, dan Direktori UKM Smart Bisnis. Sebuah gerakan yang layak diapresiasi tujuannya namun ada hal yang perlu dipertanyakan terkait perhatian Telkom dalam program ini.
Selain berupaya untuk membantu UKM di suatu daerah menyambut era digital, Telkom juga mengedepankan produk-produknya sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan UKM yang baru atau akan memasuki ranah digital.
Salah satu program Kampung UKM Digital yang sudah diresmikan dan mulai pengembangannya adalah Galeri UMKM Kelurahan Keranggan Setu Kota Tangerang Selatan yang bekerja sama dengan Pemkot Tangerang Selatan. Dengan program ini Telkom akan membantu mengoptimalkan pemasaran dan proses bisnis produk-produk UKM setempat seperti kripik pisang, enye singkong, opak, rengginang, dan lain sebagainya.
Melalui program ini Telkom akan memudahkan proses UKM memasuki era digital dengan menggunakan produk-produk Telkom seperti BosToko untuk aplikasi POS, Jarvis-store untuk layanan pembuatan situs, dan Blanja sebagai platform marketplace. Fokus utama Telkom tentu dipertanyakan, apakah pada UKM goes to digital atau pada penggunaan produk-produknya.
Seperti yang diungkapkan Direktur Enterprise & Business Service Telkom Muhammad Awaluddin, “Konsep Kampung UKM Digital adalah pemanfaatan TIK secara komprehensif dan terintegrasi untuk mendukung proses bisnis yang berjalan dalam satu kampung, sehingga para pelaku UKM yang ada semakin maju, mandiri dan modern.”
Tentu saja tidak ada yang salah dengan harapan Telkom supaya UKM tersebut memasuki pasar digital dengan kemudahan-kemudahannya yang diberikannya. Tujuan utama program ini adalah bagaimana membantu UKM tersebut untuk tak hanya berjualan di pasar atau melalui distribusi tradisional, tetapi juga merambah pasar yang lebih luas meskipun dengan pengetahuan produk digital yang terbatas.
Kami berharap langkah Telkom ini tak hanya terbatas soal bagaimana UKM-UKM ini memanfaatkan produk yang dimilikinya, tetapi juga mengerti bahwa berjualan di Internet tak hanya sekedar menyediakan outlet online. Diperlukan pola pikir dan strategi pemasaran yang berbeda untuk merengkuh konsumen yang lebih luas di ranah digital. Semoga kampanye bukan sekedar ajang jemput bola mencari konsumen bagi produk-produk jualannya.