Dark
Light

Telkom Internasional Indonesia Gabung Konsorsium Global SEA-US Bangun Jaringan Kabel Bawah Laut

2 mins read
September 4, 2014

Demi mewujudkan kebutuhan jaringan internet yang menyeluruh dan mumpuni, pembangunan infrastruktur yang kuat jelas merupakan suatu keharusan yang tak dapat ditawar. PT Telkom Internasional Indonesia (Telin) baru-baru ini bergabung dengan konsorsium global SEA-US dalam mewujudkan pembangunan jaringan kabel bawah laut. Pembangunan ini diharapkan bisa langsung menyambungkan jaringan Indonesia dan Amerika Serikat, sekaligus memperkuat infrastruktur internasional Telin.

Mendampingi Telin dalam proyek konsorsium global SEA-US ini adalah tujuh perusahaan telekomunikasi berskala global, yakni Globe Telecom, GTI Telecom, RAM Telecom International (RTI), Teleguam Holdings (GTA), Hawaiian Telcom, dan Telkom USA. Telkom USA sendiri merupakan anak perusahaan Telin.

Seperti yang disampaikan dalam siaran pers, Syarif Syarial Ahmad selaku Presiden Direktur Telin mengungkapkan bergabungnya Telin ke dalam proyek konsorsium global tersebut sejalan dengan program-program domestik Telkom yang juga mendukung program pemerintah Indonesia.

“Proyek SEA-US ini terhubung dengan sempurna dengan program-program domestik Telkom. Proyek tersebut juga akan menghubungkan antara Indonesia dan Amerika Serikat. Proyek ini juga akan berkontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia serta program Master Plan for Acceleration and Expansion of Indonesia’s Economic Development (MP3EI). Kami telah memulai proyek ini sejak 2013, dan kami sangat bangga dapat menjadi bagian dari proyek bersejarah ini, karena ini merupakan gerbang pertama bagi Indonesia bagian timur untuk bisa mendunia,” ungkap Syarif.

Dijelaskan, proyek kabel bawah laut SEA-US akan melintasi lima wilayah yang menghubungkan langsung wilayah benua Asia dan Amerika dengan total bentangan sepanjang 15.000 km dan dibangun menghindari daerah rawan gempa. Seperti yang bisa disimak dalam peta di bawah ini, kabel bawah laut tersebut akan disambungkan dari Los Angeles, Oahu (Hawaii), Piti (Guam), kemudian diteruskan ke wilayah Davao (Filipina), dan berakhir di kota Manado, Sulawesi Utara.

Jika tak ada aral melintang, mega-proyek yang berkisar senilai US$ 250 juta ini diharapkan akan selesai pada kuartal keempat di tahun 2016 mendatang. Bentangan kabel bawah laut tersebut diklaim akan memboyong jaringan berkapasitas 20TB per detik dan akan menyediakan teknologi tinggi 100G untuk menopang kebutuhan bandwidth yang masif di kedua benua.

Terkait bergabungnya Telin dalam proyek besar tersebut, Arief Yahya selaku Presiden Direktur Telkom memberikan tanggapan bahwa proyek ini menjadi momentum yang baik bagi Telin untuk bisa menjadi poros jaringan Internet di wilayah Asia.

“Selama ini titik temu trafik Internet di Asia itu ada di Singapura, Hong Kong, atau Jepang. Telkom ingin Indonesia menjadi hub internet juga untuk kawasan Asia karena punya potensi dari sisi trafik dan pertumbuhan pengguna,” ujar Arief seperti yang dikutip dari pemberitaan Republika (28/8).

Bisa diprediksi, jika proyek ini terwujud tanpa halangan, langkah Telin untuk menjadi salah satu perusahaan telekomunikasi raksasa di dunia bisa terealisasi dengan mudah. Sebelumnya, langkah Telin untuk membesarkan nama di industri telekomunikasi global juga sempat dilakukannya dengan usaha akuisisi sebagian saham Spark Selandia Baru beberapa waktu yang lalu.

Terlepas dari langkah Telin yang kian menggurita, tentu yang tak patut ditinggalkan adalah dampaknya terhadap Infrastruktur internet di Indonesia. Selama ini infrastruktur menjadi salah satu hal yang paling disorot menyusul lambatnya pertumbuhan infrastruktur internet yang menyeluruh ketimbang produk dan jasa internet lokal yang malah terus bertumbuh. Semoga saja dengan dibangunnya jaringan kabel bawah laut yang mendarat di wilayah Manado ini, pertumbuhan infrastruktur internet yang mampu mencapai wilayah-wilayah terpinggir Indonesia dapat terwujud di masa mendatang.

[foto: Telin | gambar: Telin]

Previous Story

Malesbanget Gets Funded by Rebright Partners and 500 Startups

Next Story

Samsung Ungkap Perangkat Virtual Reality Gear VR, Didukung Teknologi Oculus Rift

Latest from Blog

Don't Miss

Dampak AI Pada Transformasi Bisnis di Indonesia: TELKOM, BUMA, dan DANA Berbagi Pengalaman

Sadar akan potensi besar yang ada pada teknologi AI ini,
Telkom Metaverse MetaNesia

Telkom Luncurkan Platform Metaverse MetaNesia, Apa Saja Fitur-Fiturnya?

Di titik ini, kita tidak perlu kaget melihat ada banyak