Dark
Light

Tantangan yang Dihadapi NASCAR untuk Terjun ke Dunia Esports

2 mins read
September 12, 2019
NASCAR Heat 3

Anda mungkin sudah mendengar tentang eNASCAR Heat Pro League, liga esports baru yang diumumkan oleh NASCAR di akhir tahun lalu dan mulai berjalan di awal tahun 2019 ini. Asosiasi stock car racing Amerika Serikat itu bekerja sama dengan 704Games yang merupakan pengembang di balik game NASCAR Heat 3. Tak hanya menyuguhkan permainan kompetitif, NASCAR juga ingin mencari talenta esports yang bisa merepresentasikan tim-tim NASCAR dengan baik, terutama di depan kamera.

Bila dibandingkan dengan beberapa cabang balapan lain, terjunnya NASCAR Heat ke dunia esports sebetulnya tergolong terlambat. Game seperti Gran Turismo (yang didukung FIA) dan Formula 1 sudah memiliki program esports sejak bertahun-tahun lalu. Apa yang membuat NASCAR memasuki esports di tahun 2019 ini? Apa saja faktor yang mendukung dan menghambat? Jason Wilson dari VentureBeat belum lama ini mewawancarai Manager of Esports 704 Games, Ed Martin, untuk mengetahui jawabannya.

Anda dapat membaca percakapan lengkapnya melalui tautan berikut, akan tetapi faktor pertama yang disebutkan oleh Ed Martin adalah faktor teknologi. Esports balap mobil NASCAR memang melibatkan berbagai fitur besar yang perlu dirancang dengan baik, misalnya multiplayer hingga 40 orang sekaligus. Tapi tak hanya itu.

Fitur lainnya yang sangat penting adalah broadcasting. 704Games harus merancang sebuah sistem yang bisa menampilkan balapan dari segala macam sudut pandang. Ini tidak seperti FIFA atau PES, di mana seluruh lapangan bisa terlihat sekaligus. Dalam NASCAR dibutuhkan juga kamera di dalam kokpit, di atas kendaraan, di tribun penonton, dan banyak lagi. Semua ini harus diterapkan sehingga bisa memfasilitasi 40 pemain. Bila tidak demikian, tayangan balapannya tidak akan menarik seperti balap NASCAR asli.

Dalam prosesnya, pengembangan teknologi broadcasting ini memerlukan kerja sama yang erat antara pihak developer dengan pihak produksi NASCAR. Berbeda dengan liga balap sungguhan, semua yang ada di eNASCAR berwujud digital, termasuk “kamera” yang digunakan untuk menyoroti balapan. Kedua pihak kemudian mengeksplorasi hal-hal baru apa yang membuat kompetisi bisa disajikan secara lebih menarik, termasuk menciptakan sorotan dari tempat-tempat yang mustahil di dunia nyata.

Itu masih belum semua. 704Games juga perlu mengembangkan sistem scoring, sistem anti-cheat, simulasi perbaikan kerusakan mobil, pit stop, dan lain-lain. Ringkasnya, untuk terjun ke dunia esports, baik NASCAR maupun 704Games harus sudah menyiapkan produk mereka dari awal untuk mendukung ekosistem esports. Untuk bisa mewujudkan hal itu, perlu waktu yang cukup lama.

Ed Martin
Ed Martin di “control booth” esports NASCAR | Sumber: 704Games via VentureBeat

Masalah lain yang tak kalah rumit adalah masalah lisensi. Bila kita berbicara American Football misalnya, pengurusan lisensi bisa dilakukan lewat tiga jalur saja: John Madden, NFL, dan Players Inc. Begitu juga dengan olahraga lain, misalnya sepak bola dengan FIFA dan FIFPro. Tidak demikian dengan NASCAR. Tim-tim di NASCAR memegang hak lisensi sendiri-sendiri, dan setiap tim bisa memiliki klausul kontrak berbeda.

Lisensi tim, ditambah lisensi segala properti intelektual lain (misalnya mobil, sirkuit, billboard, dan lain-lain) menjadikan 704Games cukup kesulitan menyatukan semuanya di bawah satu program. Menurut Martin, ketika dulu bekerja EA Sports, ia sempat terlibat dalam penerbitan game NASCAR dan prosesnya membutuhkan persetujuan serta lisensi atas lebih dari 2.000 properti!

Untungnya, 704Games dibantu oleh Executive Director di Race Team Alliance, Jonathan Marshall. Race Team Alliance (RTA) adalah aliansi yang menaungi 13 tim besar di NASCAR, dan Jonathan Marshall sangat mendukung perkembangan esports. Berkat kerja sama dengan RTA ini, 704Games bisa merancang skema kerja sama yang tepat untuk tim-tim NASCAR, juga menyatukan mereka semua di bawah satu program bersama.

Mana yang lebih sulit dalam eNASCAR, menyiapkan aspek teknologi atau aspek bisnisnya? Menurut Martin, aspek bisnisnya relatif lebih mudah. 704Games dan NASCAR sudah punya kesepahaman akan ke arah mana mereka bergerak, dan bantuan dari RTA membuat segalanya jadi lebih terkoordinasi. Pihak-pihak yang terlibat pun bersedia mengambil risiko dan menyiapkan pendanaan yang diperlukan.

Sebaliknya, perancangan dan implementasi teknologi melibatkan sejumlah besar fitur yang belum ada di game mereka sebelumnya. Apa yang mereka kembangkan bukan “sekadar video game”, tapi sesuatu yang lebih besar. Semua ini menurut Martin lebih sulit daripada mengurusi masalah bisnis.

eNASCAR Heat Pro League - 2019 Season Schedule
Sumber: eNASCAR

eNASCAR Heat Pro League Season 2019 saat ini telah berjalan, dan mulai memasuki babak playoffs sejak tanggal 11 September. eNASCAR sudah menyiapkan jadwal playoffs hingga bulan Oktober, akan tetapi belum menetapkan waktu pasti untuk pertandingan finalnya.

Selain eNASCAR Heat Pro League (ENHPL), NASCAR juga bekerja sama dengan game simulasi iRacing. Mereka memiliki program kompetisi musiman bernama eNASCAR PEAK Antifreeze iRacing Series, juga kompetisi khusus pemain muda (13 – 16 tahun) dengan nama eNASCAR Ignite Series. Seperti apa pengembangan esports NASCAR ke depannya nanti, kita tunggu saja bersama.

Sumber: VentureBeat, eNASCAR

Previous Story

Grab is Said to be In Talk to Merge Ovo and Dana

Next Story

5 Tool Riset Trending Topik di Media Sosial

Latest from Blog

Don't Miss

Renault F1

Renault Terapkan Latihan Driver Formula 1 Sungguhan untuk Atlet Esports

Kedekatan antara esports balap mobil dengan dunia balap mobil sungguhan
NASCAR Heat 4

eNASCAR Heat Pro League Temukan Juaranya, Langsung Siapkan Musim Kedua

Liga esports perdana NASCAR, eNASCAR Heat Pro League, akhirnya telah