Di tengah usaha untuk terus memajukan ekosistem internet Indonesia, bisnis internet rupanya digadang-gadang bakal memberi jasa besar terhadap roda pergerakan ekonomi bangsa. Seperti yang diprediksi oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), dalam dua tahun ke depan, bisnis internet diperkirakan akan memberi kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional hingga mencapai sebesar US$ 26 miliar, atau setara dengan sekitar Rp 314 triliun.
Secara teori, angka fantastis tadi yang juga diklaim memberi sumbangsih sebesar 2,8% dari PDB nasional, diraih dari perkiraan jumlah pengguna internet Indonesia yang juga bakal terus menanjak secara signifikan di tahun-tahun mendatang.
“Jumlah pengguna internet di negara ini menyumbang 28% dari total penduduk Indonesia saat ini, di mana itu juga telah menyumbang sekitar 1,3% dari PDB. Kami yakin bahwa angka $26 miliar dapat tercapai, karena kami memprediksi jumlah pengguna internet akan mencapai 120 juta pada tahun 2016,” ungkap Samuel Pangerapan, Ketua Umum APJII seperti yang dikutip dari pemberitaanThe Jakarta Post.
Masih menurutnya, dalam momen yang pas, dari tangan pemerintahan baru yang sebentar lagi akan bergulir diharapkan bisa memuluskan target ini demi kemajuan ekonomi dan ekosistem internet tanah air. Menurut Semuel, harapannya itu didapuk oleh jajaran kabinet baru yang nantinya diharapkan bisa lebih mengembangkan industri internet, di kala bisnis ini tengah menanjaki menjadi pemain penting dalam upaya meningkatkan perekonomian negara.
Jika masih ingat, sang presiden terpilih, Joko Widodo sendiri dalam masa kampanye Pilpres beberapa waktu lalu sangat erat dengan ranah internet, dan konon dirinya juga memiliki janji mulia terhadap kemajuan sektor industri IT Indonesia sebagai salah satu bentuk perwujudannya menjalankan roda pemerintahan yang transparan.
Sebagai catatan tambahan, seperti yang kembali dikatakan oleh Semuel Pangerapan, untuk bisa merealisasikan target yang dipasangnya, persebaran konsumsi internet yang merata dan menyeluruh juga menjadi kunci utama yang tak bisa ditinggalkan. Pihaknya berharap, dalam lima tahun ke depan, sebanyak 80% dari total penduduk Indonesia bisa memiliki akses internet yang mumpuni dan terjangkau. Ia pun mencontohkan kesenjangan yang cukup nyata perihal biaya konsumsi internet saat ini.
“Kami juga ingin harga layanan internet di Indonesia bagian timur bisa semurah seperti di pulau Jawa. Di Jawa, cukup dengan mengeluarkan Rp 300.000, orang dapat mengakses internet dengan kecepatan 2Mb, sedangkan di Indonesia bagian timur, orang perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 6 juta untuk bisa menikmati kecepatan yang sama. Ini adalah salah satu problem yang harus diperbaiki oleh pemerintahan baru,” papar Semuel dikutip dari sumber yang sama.
Harapan itu sendiri sebenarnya saat ini tengah mulai digalakkan. Dengan program Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019 yang belum lama ini telah diterbitkan secara resmi oleh presiden SBY, persebaran konsumsi internet yang merata dan terjangkau bisa terwujud. Begitu pula dengan jangkauan wilayah Indonesia timur, salah satu upayanya bisa terlihat dari langkah Telkom Internasional beberapa waktu lalu yang telah bergabung dengan konsorsium SEA-US. Konon, kerja sama ini bakal membentangkan jaringan internet dari wilayah Amerika Serikat, hingga wilayah Indonesia timur.
[ilustrasi foto: Shutterstock]
—
Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro. Ada perubahan pada judul dari artikel asli, tanpa mengubah maksud dan isi tulisan.