Pada September 2021, Netflix VP of Gaming, Mike Verdu mengungkap bahwa Netflix akan membuka studio game baru. Kepada TechCrunch, dia menyebutkan, studio itu akan dipimpin oleh Chacko Sonny, mantan Executive Producer dari Overwatch.
Satu bulan setelahnya, pada akhir November 2022, Netflix membuka belasan lowongan pekerjaan untuk Netflix Games Studio, yang terletak di Los Angeles, Amerika Serikat. Dari lowongan itu, diketahui bahwa Netflix sedang mencari game director untuk mengembangkan “game PC AAA baru”.
Kali ini bukan pertama kalinya Netflix menunjukkan ketertarikan untuk membuat game. Mereka resmi meluncurkan layanan game mereka pada November 2021.
Namun, selama ini, Netflix cenderung fokus untuk membuat game mobile, yang bisa dimainkan di smartphone atau tablet. Jika dibandingkan dengan game mobile, proyek untuk membuat game AAA untuk PC dan konsol biasanya membutuhkan dana dan tim yang lebih besar.
Masalah yang Dihadapi oleh Netflix
Selama ini, Netflix dikenal sebagai platform streaming video yang berhasil merevolusi industri film. Masalahnya, kesuksesan Netflix mendorong perusahaan-perusahaan besar untuk membuat layanan streaming video mereka sendiri. Alhasil, persaingan di industri streaming video menjadi semakin ketat. Seolah hal itu tidak cukup buruk, Netflix juga kesulitan untuk mempertahankan pelanggan mereka.
Dalam laporan keuangan yang berakhir di Juni 2022, Disney mengungkap bahwa jumlah pelanggan dari tiga layanan sttreaming mereka — Disney Plus, Hulu, dan ESPN — mencapai 221,1 juta orang. Sementara itu, jumlah pelanggan Netflix hanya mencapai 220,7 juta orang. Memang, dalam satu tahun terakhir, jumlah pelanggan Netflix cenderung menunjukkan tren turun.
Di Q2 2021, Netflix kehilangan 400 ribu pelanggan di Amerika Serikat dan Kanada. Sementara di Q2 2022, Netflix memperkirakan bahwa mereka akan kehilangan dua juta pelanggan di tingkat global. Melihat persaingan yang semakin ketat di industri streaming video, Netflix mencoba untuk tampil unik dengan menyediakan game di platform mereka. Hal ini diungkapkan oleh Chief Operating Officer dan Chief Product Officer, Netflix, Greg Peters.
Selain itu, dengan membuat game, Netflix juga bisa mengembangkan intellectual property (IP) mereka. Contohnya, setelah seri TV Stranger Things sukses, Netflix bekerja sama dengan developer Next Games untuk membuat game mobile dari seri tersebut.
Strategi Netflix di Industri Game
Jika dibandingkan dengan media hiburan lain — seperti film atau novel — game memiliki satu keunikan: game merupakan media interaktif. Saat bermain game, pemain bisa mengambil keputusan yang bisa mempengaruhi alur cerita. Tak hanya itu, game juga memungkinkan pemainnya untuk berinteraksi dengan karakter dan dunia yang ada. Dan dalam game, pemain punya kebebasan untuk menghabiskan waktu sebanyak yang mereka mau untuk menjelajah dunia dalam game.
Fakta bahwa game merupakan media interaktif, Netflix menyadari hal itu, ungkap Peters. Dari game, Netflix ingin mengumpulkan data tentang selera konsumen. Data ini akan mereka gunakan untuk membuat game yang memang sesuai dengan keinginan para audiens.
Tak hanya itu, tidak tertutup kemungkinan, mereka akan menjadikan data yang mereka dapat dari game sebagai acuan dalam membuat konten baru. Misalnya, jika ada karakter yang disukai oleh banyak gamers, Netflix akan menambahkan screentime dari karakter tersebut di seri TV yang mereka buat.
Sebelum memutuskan untuk terjun ke game pun, Netflix memang sudah dikenal karena mereka menggunakan data pelanggan untuk memberikan rekomendasi film sesuai dengan selera mereka.
“Suatu hari, mungkin kita akan membuat film atau seri TV yang didasarkan pada game,” kata Peters pada CNBC. Menurutnya, menyajikan sebuah IP menggunakan media yang berbeda-beda — seperti seri TV, film, dan game — memungkinkan sang kreator untuk membuat cerita yang saling terhubung dengan satu sama lain. Memang, sekarang, semakin banyak game yang diadaptasi menjadi film dan begitu juga sebaliknya.
Peters merasa, membuat game yang didasarkan pada IP orisinal Netflix memungkinkan mereka untuk mengembangkan game yang unik. Harapannya, hal ini akan menarik perhatian para gamers. Dengan membuat game berdasarkan IP orisinal mereka, Netflix juga berusaha untuk memuaskan fans dari IP tersebut.
Peters berkata, “Kami tahu, fans dari IP kami ingin melihat narasi yang lebih dalam dan lebih memikat. Keuntungan dari media interaktif seperti game adalah Anda bisa menciptakan dunia yang bisa dijelajahi oleh para audiens.”
Selain interactivity, game sebagai media hiburan juga punya kelebihan lain jika dibandingkan dengan film atau seri TV. Game bisa dinikmati dalam waktu yang lebih lama. Tidak sedikit game yang memiliki playtime hingga puluhan jam.
Side quests dan mini game juga bisa membuat gamers menghabiskan waktu lebih banyak untuk bermain game. Tak berhenti sampai di situ, game juga memiliki faktor replayability, membuatnya bisa dimainkan berulang kali.
Membuat game berdasarkan IP yang populer memang merupakan salah satu strategi Netflix. Meskipun begitu, Peters mengungkap, Netflix juga berencana untuk membuat game orisinal atau membeli lisensi untuk game yang berasal dari IP lain.
Untuk menunjukkan keseriusannya dalam industri game, sejauh ini, Netflix telah mengakuisisi tiga studio game: Boss Fight Entertainment, Night School Studio, dan Next Games. Selain itu, mereka juga telah membuat studio baru di Helsinki, Finland. Studio itu dipimpin oleh Marko Lastikka, mantan General Manager dari Zynga.
Walau sudah mengeluarkan investasi yang tidak sedikit untuk memasuki industri game, Netflix sadar, mereka tidak bisa serta-merta mendulang untung dari game. CEO Netflix, Reed Hastings mengungkap, saat ini, Netflix merupakan platform yang fokus untuk menawarkan satu produk — streaming konten — tapi juga memiliki banyak elemen pendukung, seperti game.