16 March 2022

by Glenn Kaonang

Stadia Bakal Persilakan Konsumen Menjajal Koleksi Game-nya Tanpa Perlu Mendaftar Akun

Fitur Click to Pay Trials baru satu dari strategi baru yang Google siapkan untuk membenahi Stadia

Google menggelar acara Google for Games Developer Summit 2022, dan dalam presentasi pembukanya, mereka menjabarkan rencana-rencana ke depannya terkait segmen gaming. Tanpa perlu terkejut, Google juga cukup banyak membahas mengenai perkembangan layanan cloud gaming-nya, Stadia.

Google pada dasarnya telah menyiapkan beberapa strategi baru untuk membenahi Stadia. Yang paling utama, Google bakal segera menerapkan perubahan supaya situs Stadia beserta katalog game lengkapnya bisa dinavigasikan tanpa mewajibkan konsumen untuk mendaftar dan masuk dengan akunnya masing-masing.

Ini merupakan kabar baik tak hanya buat konsumen saja, melainkan juga buat kalangan developer. Pasalnya, kalau konsumen bisa mengakses katalog lengkap Stadia secara anonim dan tanpa perlu login terlebih dulu, itu berarti developer punya kesempatan yang lebih besar untuk mengekspos karya-karyanya.

Agar lebih besar lagi dampaknya, developer juga diberi kebebasan untuk menawarkan uji coba gratis (free trial) kepada konsumen. Menurut Google, developer hanya perlu menentukan durasi free trial-nya, maka game-nya sudah bisa langsung dicoba oleh konsumen di situs Stadia. Namun yang paling penting, konsumen lagi-lagi tidak diharuskan untuk mendaftarkan akun lebih dulu. Cukup buka tautan game-nya, lalu klik tombol "Play trial", maka game-nya dapat langsung dimainkan di browser selama beberapa waktu, sesuai dengan batasan durasi yang ditentukan oleh masing-masing developer.

Google menamai fitur ini Click to Pay Trials, dan mereka sebenarnya sudah mengujinya dengan beberapa developer sejak Oktober 2021. Data internal Google menunjukkan bahwa konsumen cenderung lebih menerima promosi Click to Pay Trials ketimbang yang sebatas menampilkan tautan untuk mengklaim atau membeli game-nya di Stadia. Mulai tahun 2022 ini, fitur Click to Pay Trials dapat dimanfaatkan oleh semua developer tanpa terkecuali.

Selain aspek discovery, problem lain Stadia sebenarnya adalah perkara kelengkapan katalog. Google bilang Stadia sejauh ini sudah punya 200 lebih judul game, dan tahun ini mereka bakal menambahkan sekitar 100 judul game baru lagi. Namun guna semakin menarik minat developer untuk menghadirkan karya-karyanya di Stadia, Google pun juga akan segera menyediakan sejumlah tool baru untuk memudahkan proses porting game ke platform Stadia.

Terakhir, Google juga memperkenalkan inisiatif baru dari tim Stadia yang bernama Immersive Stream for Games. Inisiatif ini pada dasarnya dimaksudkan agar perusahaan lain bisa melisensikan teknologi streaming milik Stadia untuk keperluannya masing-masing. Buat yang mengikuti perkembangan Stadia, Anda pasti tahu bahwa ini sejalan dengan rumor yang beredar belum lama ini, yang pada dasarnya mengatakan bahwa Stadia akan pivot menjadi layanan B2B.

Well, kata "pivot" mungkin kurang tepat, karena layanan cloud gaming Stadia sebenarnya masih akan beroperasi seperti biasa, hanya saja mereka sekarang sudah resmi membuka diri untuk bekerja sama dengan perusahaan lain yang tertarik menggunakan teknologinya. Google mengonfirmasi bahwa klien pertama Immersive Stream for Games adalah AT&T, yang tahun lalu menyajikan game Batman: Arkham Knight secara cuma-cuma buat para pelanggannya.

Dalam waktu dekat, AT&T juga akan menghadirkan game lain dengan memanfaatkan teknologi streaming Stadia yang sama. Namun yang lebih penting adalah, konsumennya nanti tak hanya bisa streaming game-nya via PC atau laptop saja, melainkan juga melalui smartphone.

Google berniat membeberkan lebih banyak detail soal inisiatif Immersive Stream for Games ini dalam beberapa bulan mendatang.

Via: Ars Technica.