Xiaomi Luncurkan seri Redmi Note 11, Berjanji Masalah Kelangkaan Chipset sudah menjadi Stabil

Xiaomi meluncurkan seri redmi note 11 dan membeberkan strategi mereka di tahun 2022

Xiaomi mengakhiri kuartal pertama tahun 2022 dengan meluncurkan 3 perangkat baru yang akan membanjiri pasar smartphone di kelas mid range. Ketiga perangkat ini sendiri merupakan penerus langsung dari lini seri Redmi Note 10. Diluncurkan pada tanggal 15 Maret 2022, Xiaomi menghadirkan lini Redmi Note 11 di Indonesia. Acara peluncuran ini sendiri diadakan secara live streaming melalui kanal Youtube resmi Xiaomi Indonesia.

Country Director Xiaomi Indonesia, Alvin Tse menyampaikan, “Hari ini dengan penuh semangat kami resmi meluncurkan Redmi Note 11 Series, yang memiliki julukan Jawaranya Semua Tantangan. Julukan itu sangat tepat mendeskripsikan Redmi Note 11 Series yang menawarkan performa berkualitas melalui spesifikasi dan fitur-fitur luar biasa yang ditujukan bagi mereka yang siap menjadi generasi jawara, baik untuk produktivitas, hobi, maupun entertainment.”

Seri Redmi Note 11 sendiri terdiri dari Redmi Note 11, Redmi Note 11 Pro, dan Redmi Note 11 Pro 5G. Ketiga perangkat ini sendiri sudah menggunakan layar Super AMOLED dengan refresh rate 120 Hz untuk Pro dan 90 Hz untuk non Pro. Calvin Nobel selaku Product Marketing Manager Xiaomi Indonesia mengatakan bahwa semua seri Redmi Note 11 sudah dilengkapi dengan NFC. Redmi Note 11 Series dilengkapi dengan LiquidCool Technology, sehingga akan menahan panas yang berlebih saat digunakan.

Redmi Note 11 Pro dan 5G menggunakan kamera 108 MP dan Redmi Note 11 menggunakan kamera dengan resolusi 50 MP. Untuk Redmi Note 11 dan Redmi Note 11 Pro menggunakan konfigurasi 4 kamera dan Redmi Note 11 Pro 5G tidak menggunakan kamera depth sehingga hanya memiliki 3 kamera saja. Kamera depan dari seri pro menggunakan kamera 16 MP dan non Pro menggunakan 13 MP. Baterai ketiga perangkat ini memiliki kapasitas 5000 mAh, dengan seri Pro memakai daya 67 watt dan non Pro hanya 33 watt.

Spesifikasi dari ketiga perangkat yang diluncurkan adalah sebagai berikut

Redmi Note 11Redmi Note 11 ProRedmi Note 11 Pro 5G
SoCQualcomm Snapdragon 680Mediatek Helio G96Qualcomm Snapdragon 695
CPU4 x 2.4 GHz Kryo 265 Gold + 4 x 1.9 GHz Kryo 265 Silver2 x 2.05 GHz Cortex-A76 + 6 x 2.0 GHz Cortex-A552 x 2.2 GHz Kryo 660 Gold + 6 x 1.7 GHz Kryo 660 Silver
GPUAdreno 610Mali G57 MC2Adreno 619
RAM4 GB dan 6 GB LPDDR4X6 GB dan 8 GB LPDDR4X8 GB LPDDR4X
Storage128 GB UFS 2.2
Layar6,43" 2400x1080 AMOLED 90 Hz6,67" 2400x1080 Super AMOLED 120 Hz
Dimensi159.9 x 73.9 x 8.1 mm164.2 x 76.1 x 8.1 mm
Bobot179 gram202 gram
Baterai5000 mAh 33 watt charger5000 mAh 67 watt charger
Kamera50 MP utama, 8 MP ultrawide, 2 MP makro, 2 MP depth, 13 MP selfie108 MP utama, 8 MP ultrawide, 2 MP makro, 2 MP depth, 16 MP selfie108 MP utama, 8 MP ultrawide, 2 MP makro, 16 MP selfie
OSAndroid 11 MIUI 13

Seri Redmi Note 11 juga merupakan perangkat pertama yang menggunakan antar muka MIUI 13 langsung dari pabriknya. MIUI 13 sendiri dijanjikan menawarkan kecepatan yang lebih baik dibandingkan dengan MIUI 12.5. Saya juga melihat adanya update MIUI ke 13.0.4.0 pada saat mengikuti sesi unboxing yang diadakan pada kantor Xiaomi. Dan ternyata memang MIUI 13 yang terpasang terasa lebih responsif.

Redmi Note 11 dapat di pre-order mulai hari ini, 15 Maret 2022 dan penjualan perdana Redmi Note 11 akan dimulai pada 22 Maret 2022 serta Redmi Note 11 Pro Series pada 30 Maret 2022. Redmi Note 11 dengan RAM 4 GB dijual dengan harga Rp. 2.499.000 dan RAM 6 GB pada harga Rp. 2.799.000. Untuk Redmi Note 11 Pro 6 GB dijual dengan harga Rp. 3.499.000 dan 8 GB pada harga Rp. 3.799.000. Terakhir Redmi Note 11 Pro 5G dijual pada harga Rp. 4.299.000.

Seri Redmi Note 11 tanpa 4K Recording

Saat sesi unboxing, saya menemukan bahwa ketiga perangkat yang diperlihatkan memiliki satu fitur yang hilang dari generasi sebelumnya, yaitu absennya fitur perekaman 4K. Memang, mungkin tidak banyak yang menggunakan resolusi 4K untuk melakukan perekaman. Namun, para pembuat konten kerap menggunakan resolusi tersebut agar memiliki headroom yang lebih baik untuk melakukan downscaling agar membuat hasilnya lebih baik. Saya menanyakan hal ini kepada Alvin Tse dan Calvin Nobel pada saat sesi tanya jawab.

Calvin terlebih dahulu mengatakan kepada saya bahwa sebenarnya ini adalah limitasi dari chipset yang digunakan. Penggunaan chipset Snapdragon 695 memang lebih ditujukan untuk mereka yang gemar bermain game dan melakukan editing konten yang lebih berat kepada penggunaan CPU. Calvin sendiri mengatakan bahwa jika dilakukan benchmarking, Snapdragon 695 lebih kencang dari Snapdragon 732G dengan beda poin sekitar 100.000 pada Antutu.

Calvin juga mengatakan bahwa Xiaomi akan melihat bagaimana respon pasar. Untuk resolusi 4K sendiri seharusnya bukan masalah karena memang tidak banyak yang menggunakan resolusi tersebut saat merekam video. Namun jika memang pasar merespon untuk menginginkan kembali fitur tersebut pada seri Redmi, tentu saja Xiaomi akan mendengarkan para penggunanya.

Alvin juga menambahkan bahwa memang fitur 4K merupakan salah satu poin dalam merekam sebuah video, namun Xiaomi mempertimbangkan sisi lainnya seperti kinerja, karena pada seri Redmi Note Xiaomi selalu memberikan chipset dengan kinerja tertinggi pada rentang harganya. Hal tersebut tentu saja akan memberikan tenaga pada saat bermain game, mengambil gambar pada kamera, dan lain sebagainya. Sisi lainnya, pada rentang harga yang diberikan Redmi Note, pengguna malah lebih memikirkan daya tahan baterai yang diberikan.

Jika melakukan perekaman dengan menggunakan resolusi 4K, tentu saja kita akan melihat bahwa baterainya akan terkuras dengan lebih cepat. Untuk menyeimbangkan penggunaannya, Xiaomi memutuskan untuk tidak menghadirkan resolusi perekaman tersebut.

Apakah akan terkena isu kelangkaan chipset lagi? Apa strategi di 2022?

Xiaomi pernah mengatakan bahwa mereka terkena imbas dari kelangkaan chip yang saat ini tengah terjadi. Hal tersebut tentu saja akan mengganggu ketersediaan barang yang mereka jual. Dengan peluncuran seri Redmi Note 11 ini, apakah akan terjadi lagi kasus ghoib yang dulu terjadi pada penjualan perangkat Xiaomi?

Alvin mengatakan bahwa memang mereka terkena imbas kelangkaan chipset selama beberapa bulan. Namun kabar baiknya adalah permasalahan tersebut saat ini sudah stabil. Alvin yakin bahwa mulai dari kuartal kedua tahun 2022 ini, masalah kelangkaan chipset sudah teratasi sehingga Xiaomi bisa menjual smartphone tanpa adanya masalah.

Xiaomi juga akan melihat permintaan di pasar. Karena walaupun memiliki chipset yang cukup namun permintaannya kurang, maka akan terjadi oversupply dari chipset tersebut. Hal ini terjadi dengan beberapa industri yang ada. Jadi, Xiaomi juga akan melihat produk mana saja yang bakal diinginkan dan diminati masyarakat Indonesia.

Dalam pasar yang saat ini sedang menurun dikarenakan pandemi Covid-19, Alvin mengatakan bahwa strategi pemberian harga mereka masih menjadi yang paling bisa diandalkan di industri smartphone. Xiaomi juga masih terus mengembangkan strategi mereka pada 4 hal, yaitu

  1. Xiaomi ingin membuat brand mereka menjadi lebih premium.
  2. Xiaomi juga akan memfokuskan pada penjualan AIoT.
  3. Membangun lebih banyak jaringan Xiaomi Shop dan Xiaomi Stores di mana pengguna akan bisa membeli perangkat dengan harga resmi.
  4. Memperkuat tim regional agar bisa memiliki strategi tersendiri dan bukan selalu terfokus pada regional terbesar seperti Jakarta.