Square Enix Tertarik Kembangkan Game-as-a-Service dan Esports

Square Enix mencari Brand Manager yang memahami model bisnis GAAS dan berpengalaman dalam esports

Square Enix membuka lowongan baru sebagai Brand Manager di kantor cabang mereka di London, Inggris. Dalam iklan lowongan kerja yang mereka buat, Square Enix menyebutkan bahwa seorang Brand Manager akan menjadi bagian dari tim Brand dan akan bertanggung jawab dalam pengembangan Intelectual Property (IP) baru yang akan menggunakan model bisnis game-as-a-service (GAAS). Menariknya, Square Enix juga mencari orang yang paham tentang esports. Hal ini menjadi bukti bahwa mereka tertarik untuk mengembangkan ekosistem esports dari game mereka.

"Individu yang kami cari memiliki pengalaman terkait model bisnis games-as-a-service dan sektor esports. Dia akan bekerja bersama tim pengembangan, marketing, dan komunikasi untuk membuat strategi dalam mengakuisisi, mempertahankan, dan memonetisasi para pengguna," tulis Square Enix dalam lowongan kerja mereka, dikutip dari VG247.

Square Enix juga menyebutkan, salah satu tugas Brand Manager adalah untuk merealisasikan ambisi Square Enix untuk mengembangkan esports, termasuk menjalin hubungan baik dengan komunitas esports di semua tingkat. Inilah alasan mengapa salah satu persyaratan yang Square Enix tetapkan dalam mencari Brand Manager adalah memiliki pengalaman dalam dunia esports. Idealnya, sang pelamar juga memiliki pengetahuan mendalam tentang sektor esports.

Square Enix tertarik untuk mengembangkan esports dari IP mereka. | Sumber: Digicodes

Beberapa tahun belakangan, semakin banyak perusahaan game yang menggunakan model bisnis GAAS. Ketika sebuah developer/publisher game menjadikan game sebagai layanan, mereka akan meluncurkan konten baru secara rutin. Dengan begitu, diharapkan para pemain tidak akan bosan untuk memainkan game tersebut. Memang, salah satu keuntungan dari penggunaan model bisnis GAAS adalah umur game yang lebih lama. Contoh perusahaan yang sukses menerapkan model GAAS pada game-nya adalah Ubisoft dengan Rainbow Six Siege.

Ubisoft meluncurkan Rainbow Six Siege pada 2015. Per Februari 2020, game tersebut memiliki 55 juta pemain. Sementara pada November 2016, jumlah pemain Siege hanya mencapai 10 juta orang. Hal ini menunjukkan bahwa Ubisoft sukses untuk membuat game buatannya semakin diminati dari tahun ke tahun. Faktanya, pada Februari 2020, jumlah pemain Siege di Steam justru mencatat rekor tertinggi. Salah satu kunci kesuksesan Ubisoft adalah esports. Mereka mengembangkan ekosistem esports dari Siege sebagi bagian dari strategi marketing mereka.