Walaupun tahun ini merupakan tahun yang cukup baik untuk Square Enix, nampaknya hasil yang mereka peroleh belum dirasa cukup memuaskan. Melalui laporan keuangan tahunan yang baru saja dirilis, mereka mulai merancang sejumlah strategi untuk menghadapi tantangan di tahun-tahun mendatang.
Banyak hal yang diungkapkan mengenai rencana dan upaya di masa depan, mulai dari tidak lagi menjadikan Jepang sebagai tolok ukur kesuksesan game mereka, mematangkan lagi game mereka untuk pasar global, hingga tanggapan terhadap “Blockchain Entertainment”, yang akan menjadi faktor kunci pertumbuhan mereka.
Alasan mengapa Square Enix tidak lagi terlalu fokus terhadap pasar di Jepang adalah karena adanya faktor demografis yang terus menurun. Tidak hanya itu, dengan tingginya biaya produksi sebuah game, Square Enix ragu bisa tetap bertahan jika tidak bersaing lebih all-out di pasar global.
Mereka juga menyematkan hasil penjualan sejumlah game pada laporan keuangan tersebut, khususnya pada pasar global, seperti seri Kingdom Hearts (36 juta kopi), Dragon Quest (85 juta kopi), dan Final Fantasy (173 juta kopi). Tiga franchise Square Enix ini sangatlah populer di Jepang, namun sayangnya hanya seri Final Fantasy saja yang mampu bersaing di pasar global, dibandingkan dengan dua judul lainnya.
Game Final Fantasy selalu berhasil menarik perhatian komunitas, karena konsisten menyajikan berbagai game dengan kualitas yang bagus. Seri terbaru dari franchise ini, yaitu Final Fantasy XVI, juga direncanakan rilis sekitar pertengahan tahun 2023.
https://www.youtube.com/watch?v=yr6PtdY0i7M
Salah satu upaya yang sudah mereka lakukan adalah divestasi atau pembuangan aset. Di tahun ini, Square Enix telah menjual 3 studio, yaitu Crystal Dynamics, Eidos-Montréal, dan Square Enix Montréal. Ketiga studio ini (beserta sejumlah IP game seperti Tomb Raider, Deus Ex, Thief, Legacy of Kain, dan 50 IP lainnya) dijual dengan harga sekitar $300 juta atau sekitar Rp4,3 miliar ke Embracer Group.
Alasan yang Square Enix berikan terkait langkah ini adalah untuk menjaga pertumbuhan melalui seleksi dan konsentrasi terhadap sumber daya perusahaan, demi menyelaraskan fungsi publikasi untuk luar negeri dengan organisasi di Tokyo, dan mengubah portofolio grup bisnis mereka.