Dark
Light

Setelah Google Dictionary, Selanjutnya?

1 min read
December 7, 2009

googleSetelah kata Google yang sudah masuk kamus, kini gantian, kamus yang masuk Google. 🙂

Meski aplikasi ini tidak terlalu baru, tapi yang menarik untuk dicermati adalah visi atau ide dibalik aplikasi yang kini berada pada alamat resmi Google.com/dictionary.

Google dictionary menyediakan definisi untuk 28 bahasa serta menyediakan fasilitas kamus yang akan memberikan definisi dari sebuah kata, frasa-frasa terkait dan akses definisi ke web service lain seperti Wikipedia, tentu dalam satu halaman dan hanya beberapa klik saja.

Saya termasuk salah satu penggemar Google Translate, meski hasil terjemahan kadang sangat buruk, terutama untuk proses terjemahan bahasa Indonesia ke Inggris, juga mungkin bahasa lain. Tapi jika kita menuliskan sumber kata dalam bentuk bahasa baku, maka proses edit terjemahan akan lebih ringan Kehadiran Google Dictionary ini melengkapi fasilitas Google Translate.

Memang banyak juga pesaing Google translate ini, seperti yang populer adalah Dictionary.com dan Answer.com yang memiliki fasilitas jauh lebih lengkap. Saya juga mencoba mencari bahasa Indonesia dan memang tidak termasuk dalam fasilitas Google dictionary. Tapi untuk bahasa Prancis, Inggris, Mandarin serta beberapa bahasa populer lain tersedia di Google Dictionary ini.

Seperti yang saya tulis di awal, bahwa yang menarik tentu bukan saja sebatas melihat dan memakai fasilitas kamus ini, karena dengan kemampuannya tentu Google bisa mendirikan apikasi ini dengan cukup mudah. Tapi yang menarik adalah melihat kembali sampai sejauh mana dominasi Google sekarang dan tentu kedepannya. Dengan menggabungkan beberapa fungsi saja, misalkan translate, dictionary, wave, maps dan search engine, kita bisa membayangkan sejauh mana data-data dari web yang bisa dihadirkan Google.

Meskipun dictionary ini memang akan melayani para low end user yang menggunakan kamus untuk keseharian saja, sedangkan untuk para ahli dan mereka yang menggunakan kamus untuk berbagai persoalan yang lebih profesional pasti akan menggunakan kamus ‘beneran’ atau situs kamus yang lebih lengkap, tapi seperti kita tau, setelah browser Chrome beredar lalu OS Chrome juga hampir resmi diintegrasikan oleh pabrikan komputer, belum lagi beberapa akuisi serta kerjasama dengan Twitter, semuanya akan mempengaruhi kekuatan mereka dalam pertarungan antar perusahaan internet.

Sampai sejauh ini, saya masih menggunakan Google sebagai bahan pintu untuk aplikasi yang berbasis internet, tapi siapa tau anda punya pendapat lain, mari share komentar anda pada kolom komentar.

Wiku Baskoro

Penggemar streetphotography, penikmat gadget, platform agnostic gamers, build Hybrid.co.id to make impact.

7 Comments

  1. Fitur Google dict ini menguatkan ungkapan Ben Parr:

    Google equation -> time on the web = money

    Google memang ingin orang-orang spend more time di web karena dengan begitu, chance mereka untuk mendapatkan pendapatan menjadi semakin besar. Di mana pun kita pergi sekarang, selama masih di web, kita akan betemu dengan secuil Google; paling banyak dalam bentuk ads dan ya… expect ads untuk nongol di google dictionary juga 😀

  2. IMHO, kalo liat dari produk2 google lainnya. gw agak ragu google mau masukin ads ke dictionary. YouTube, Google Analytics, Feedburner, Maps gak ada ads-nya meskipun Google tetep bisa menghasilkan revenue dari produk2 itu. Lagipula, Google gak perlu repot2 come up with a solid business model toh nanti partner2 yang lain yang inisiatif mengadakan revenue-generating partnership dengan Google seperti yang terjadi di YouTube.

  3. Untuk youtube, kalau tidak salah ingat, ads-nya ditampilin kalau videonya udah selesai kita tonton. Tapi sepertinya belum semua video di youtube yang udah 'di-embed' dengan ads.

  4. klo gk salah, itu ads yang nampilin adalah si user yang upload video. So, Google gak ngambil banyak dari situ. Rencana Google gaet production house untuk nampilin film dan serial berbayar di YouTube juga pasti menguntungkan untuk Google. Google Maps versi corporate (berbayar) juga menguntungkan, API ANalytics yang prremium (berbayar) juga banyak yang pake.. So, it's not necessarily for Google to monetize using ads.

  5. Oh, itu yang nampilin si user yang upload yah. Kirain dari google-nya. Udah gratis, bisa nampilin ads pula di video kita. Salut lah ama google.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Friendster Belum Siap Mati

Next Story

Versi Ringan YouTube

Latest from Blog

Don't Miss

Era Teknologi Pemasaran AI dari Google Untuk Pengiklan di Indonesia

Google menggelar acara Google Marketing Live Indonesia di Jakarta. Acara

Google Luncurkan Model AI Generatif Gemma 2 untuk Para Peneliti dan Pengembang

Tren AI generatif terus berkembang untuk mengisi berbagai kebutuhan dan