23 September 2019

by Ayyub Mustofa

Serunya Aktivitas Liga Pokémon GO Silph Arena Season 1 di Indonesia

Inilah wujud gairah penggemar Pokémon GO untuk bermain kompetitif meski tanpa sirkuit resmi.

Bila kita berbicara tentang perkembangan esports, Pokémon GO adalah salah satu cabang dengan perkembangan yang unik. Secara resmi, baik Niantic maupun The Pokémon Company sebetulnya tidak memfasilitasi sirkuit esports untuk game ini. Akan tetapi sejak Niantic meluncurkan fitur PvP (player versus player) di akhir 2018 lalu, ekosistem kompetitif Pokémon GO telah tumbuh dengan kuat di akar rumput. Mirip seperti perkembangan fighting game kompetitif ketika esports belum mainstream seperti sekarang.

Uniknya lagi, Pokémon GO ini memiliki sebuah format kompetisi nonresmi yang bersifat global dan diikuti oleh komunitas-komunitas di seluruh dunia. Kompetisi itu bernama Silph League Arena, didirikan oleh The Silph Road yang merupakan jaringan penggemar dan penyalur informasi seputar Pokémon GO. Silph League Arena Season 1 diluncurkan pada bulan Januari 2019 kemarin, dan sudah berjalan aktif termasuk di Indonesia.

Apa sih Silph League Arena itu? Bagaimana sistem kompetisinya? Dan seperti apa perkembangan serta potensinya di negara kita? Hybrid berbincang salah satu anggota komunitas Pokémon GO Indonesia, Wahyu Widyantoro, untuk mengupas dunia esports akar rumput ini lebih dalam. Simak di bawah.

Format Kompetisi Silph League Arena

Secara simpel, Silph League Arena adalah sebuah liga yang didirikan dengan aturan menyerupai liga resmi, tapi sebenarnya tidak resmi. Bayangkan ada sebuah sistem kompetisi global yang terkoordinasi, seperti Dota Pro Circuit atau Capcom Pro Tour, tapi penyelenggaranya bukan penerbit resmi seperti Valve dan Capcom. Penyelenggaranya adalah The Silph Road, yang sebenarnya merupakan sebuah komunitas juga. Jadi bisa dibilang Silph League Arena adalah kompetisi “dari komunitas untuk komunitas” tapi dengan skala global.

Sumber: Dokumentasi Pokémon GO Indonesia

Musim pertama liga ini diluncurkan dengan judul Silph League Arena Season 1: Seeking the Very Best. Secara garis besar, satu musim Silph League Arena terbagi ke dalam tiga jenis turnamen atau event, yaitu:

  • Monthly Cup
  • Regional by Invitation
  • Arena World Championship

Monthly Cup, seperti namanya, adalah turnamen bulanan yang bisa diadakan oleh komunitas-komunitas Pokémon GO di mana pun mereka berada. Setiap bulannya, The Silph Road akan memberikan suatu tema turnamen dengan aturan tersendiri. Contohnya, tema bulan April 2019 adalah “Kingdom Cup”. Aturannya adalah setiap pemain hanya boleh membawa Pokémon yang memiliki tipe Fire, Ice, Dragon, atau Steel.

Berikut ini adalah tema Monthly Cup dalam Silph League Arena Season 1:

Setiap komunitas boleh menyelenggarakan Monthly Cup pada periode yang ditentukan, asalkan memenuhi syarat. Komunitas tersebut harus terdaftar di Silph League, juga harus bersedia memenuhi aturan dalam Silph League Code of Conduct. Saat artikel ini ditulis, Silph League telah memiliki 21.196 komunitas terdaftar dari berbagai belahan dunia.

Sumber: Dokumentasi Pokémon GO Indonesia

Komunitas yang menyelenggarakan kompetisi Silph League Arena akan didokumentasikan dalam sebuah peta yang disebut League Map. Ini merupakan salah satu fitur yang sangat keren (dan sangat niat) dari The Silph Road. Coba saja Anda kunjungi League Map lewat tautan berikut, niscaya Anda bisa melihat bahwa Indonesia memiliki kantong-kantong basis massa Pokémon GO yang tersebar di berbagai kota, termasuk Medan, Palembang, Jakarta, Blitar, Denpasar, dan banyak lagi!

Di tengah musim, tepatnya pada bulan Mei, diadakan sebuah turnamen yang lebih besar yaitu turnamen Regional by Invitation. Sederhananya, Regional by Invitation (atau singkatnya “Regional” saja) ini adalah turnamen all-star yang mempertandingkan pemain-pemain Pokémon GO terbaik di sebuah wilayah. Untuk mengikuti turnamen Regional, pemain harus menempati peringkat Global Rank Top 2.500 atau lebih tinggi di The Silph Road. Cara meningkatkan Global Rank, tentu saja, adalah dengan cara sering mengikuti turnamen yang diakui dan dicatat oleh The Silph Road.

Tidak hanya peserta saja yang punya syarat khusus, komunitas yang ingin menggelar turnamen Regional juga terkena beberapa syarat. Misalnya, komunitas itu harus sudah pernah menggelar turnamen dengan skala besar, dan jarak lokasinya tidak boleh terlalu dekat dengan komunitas host Regional lain.

Setelah periode turnamen Regional selesai, tahap berikutnya adalah Arena World Championship. Ya, sirkuit kompetisi tidak resmi ini memiliki turnamen skala international sendiri! Di Season 1 kemarin, terdapat tiga kompetisi Arena World Championship, terdiri dari:

  • North American Championship (15 Juli di Chicago, Amerika Serikat)
  • European Championship (6 Juli di Dortmund, Jerman)
  • South American Championship (17 Agustus di Santiago, Chili)

Sumber: Dokumentasi Pokémon GO Indonesia

Karena Silph League Arena merupakan turnamen tak resmi, semua biaya seperti akomodasi, transportasi, hadiah turnamen, venue, dan lain-lainnya harus ditanggung secara mandiri oleh komunitas yang menjadi host/organizer turnamen. Hal ini memang merupakan tantangan tersendiri, akan tetapi tak menghalangi komunitas-komunitas pecinta Pokémon GO untuk menggelar turnamen. Beberapa event yang telah mereka adakan bahkan tak kalah ramai dengan sirkuti kompetisi resmi di game lain, lho!

Silph League Arena di Indonesia

Sebelum masuk ke pembahasan Silph League Arena, Anda perlu tahu dulu seperti apa gambaran komunitas Pokémon GO di Indonesia. Secara kolektif, ada komunitas besar yang memayungi seluruh penggemar Pokémon GO dalam negeri, yang disebut Pokémon GO Indonesia (Wahyu merupakan salah satu pengurusnya). Akan tetapi sebetulnya Indonesia memiliki banyak komunitas kecil yang terpencar di setiap kota.

“Di database Pokémon GO Indonesia kami ada 84 komunitas Pokémon GO se-Indonesia sejauh ini, dari Aceh sampai Papua,” ujar Wahyu. Tentu akan terlalu panjang bila disebutkan semuanya di sini, tapi beberapa contoh komunitasnya adalah Raider Tangerang Kota United (RaiKoU), Trainers of Medan (ToM), Pika Bekasi, Aceh Trainer Team (ATT), Kebumen Raid Battle (KERABAT), dan masih banyak lagi.

“Setiap admin/koordinator komunitasnya tergabung di grup WhatsApp Pokémon GO Indonesia. Di situ kita suka koordinasi event maupun info seputar Pokémon GO. Satu komunitas satu orang perwakilan,” papar Wahyu.

Selain komunitas-komunitas per kota, Pokémon GO di Indonesia juga memiliki suatu komunitas spesial yang disebut sebagai Club 40. Komunitas ini berisi pemain-pemain senior yang telah mencapai level 40 dalam Pokémon GO. Di samping sebagai partisipan, Club 40 juga sering menjadi sponsor untuk turnamen-turnamen Pokémon GO yang ada di dalam negeri.

Silph League Arena itu sendiri di Indonesia telah berjalan dan banyak diadakan oleh komunitas. Setiap komunitas umumnya memiliki markas atau venue sendiri yang langganan dijadikan tempat menggelar turnamen, khususnya untuk Monthly Cup. Karena periode pelaksanaan Monthly Cup memiliki rentang yang cukup panjang (1 bulan), seorang pemain bisa saja mengikuti lebih dari satu Monthly Cup bila ia mau melakukan perjalanan ke lokasi komunitas lain.

“Kalau saya di Mall Dharmawangsa, ini komunitas Hunters (Jakarta). Itu kan siang yah, nah sorenya saya lanjut naik kereta ke Bogor. Di situ ikut juga turnamen komunitas Bogor,” demikian pengalaman Wahyu mengikuti dua Monthly Cup sekaligus. Kebetulan pada bulan Agustus kemarin memang ada komunitas yang menggelar turnamen pada hari yang sama.

Akan tetapi Silph League Arena memiliki aturan tentang batas maksimal keikutsertaan turnamen. Semakin banyak Monthly Cup yang diikuti seseorang, semakin sedikit perolehan poinnya, dan setelah melebihi 10 turnamen maka ia tidak akan memperoleh poin lagi. Pemain juga boleh memilih satu event Monthly Cup per bulannya sebagai “weighted cup”, di mana bila ia berhasil memenangkan turnamen itu ma ia akan mendapat poin Global Rank sebesar 10 kali lipat.

Menurut Wahyu, peserta satu Monthly Cup di Indonesia cukup bervariasi tergantung dari ukuran komunitas, minat mereka terhadap kompetisi, dan waktu turnamen itu diadakan. Rata-rata kurang lebih satu Monthly Cup dihadiri oleh 32 peserta, namun pernah juga hanya 16 dan bisa juga mencapai 50 orang. Untuk turnamen yang lebih besar (misalnya Regional) jumlahnya tentu lebih banyak, dan dibandingkan komunitas Pokémon GO negara-negara lain, basis massa di Indonesia tergolong besar.

“Kalau dilihat dari jumlah peserta PvP, Indonesia ada di urutan 7 terbesar di dunia. Jadi market untuk promosinya juga besar untuk brand naikin awareness di kalangan anak muda yang memang jadi target market mereka. Apalagi kalau turnamen besar, yang potensinya sampai bawa-bawa media untuk ngeliput juga,” cerita Wahyu.

Besarnya basis massa Pokémon GO yang diceritakan Wahyu telah dibuktikan oleh komunitas di Indonesia dengan cara memecahkan rekor dunia partisipan turnamen sebanyak dua kali. Yang pertama, turnamen eksibisi di ajang Piala Presiden Esports 2019 (30 – 31 Maret) memecahkan rekor dunia dengan jumlah peserta 243 orang. Sempat dibalap oleh Argentina, Indonesia kembali memecahkan rekor dunia pada turnamen Rainbow Cup di Summarecon Mall Serpong, bulan Juni lalu. Acara tersebut digelar fullday dari pagi hingga malam, diikuti oleh 445 peserta terdaftar, dan dihadiri oleh bintang tamu yaitu Brandon Tan yang merupakan pemain Pokémon GO nomor 1 di dunia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
New World Record set by #Club40Indonesia with 280 trainers from different parts of Indonesia coming over to Jakarta to compete in this 9 rounds PVP tournament I must say that today has been one of my best days playing Pokémon GO, but definitely the best PVP day so far. Not only was I able to compete in such a large tournament, but also got to meet many new friends while also catching up with some old ones Winning 2nd place in this tournament wasn't the utmost important thing for me, but to be able to meet people while not only sharing my experience, but to also listen to their stories Club40Indonesia, founded by Vivi, has done a really remarkable job to organize this insane PoGo event all by themselves, even contributing to the prizes where most trainers got a chance to win something even in their Lucky Draw contests. Thank you to Club40Indonesia and all trainers who attended the tournament Hope to see more of you during my stay here in Indonesia #PokemonGO #Club40Indonesia #Jakarta A post shared by Brandon Tan (@brandontan91) on

Potensi Besar Menuju Esports Global

Berkaca pada sejarah beberapa cabang esports lainnya, bukan tidak mungkin ada sebuah kompetisi yang berawal dari komunitas akar rumput tapi kemudian berkembang menjadi ajang raksasa. Contoh yang paling mudah mungkin Evolution Championship Series (EVO), pada awal didirikan hanya merupakan turnamen berskala arcade center tapi kini telah menjadi panggung termegah esports fighting game dunia yang di-endorse oleh penerbit-penerbit besar.

Silph League Arena pun menunjukkan potensi serupa, khususnya di Indonesia. Dari kuantitas saja, jumlah massa serta jumlah komunitas Pokémon GO di sini sudah terbukti ramai. Belum lagi bila kita bicara soal loyalitas. Pokémon GO yang saat ini sudiah berusia tiga tahun mungkin kurang banyak mendapat sorotan media, akan tetapi itu tak mengurangi semangat mereka yang masih mencintai game ini terutama secara kompetitif.

Beberapa brand rupanya sudah menyadari potensi tersebut dan menunjukkan dukungan mereka. Menurut Wahyu, pengadaan event Silph League Arena di Indonesia kerap kali digelar bekerja sama dengan berbagai sponsor. Kontribusinya pun bermacam-macam, dari memberi produk, menyediakan venue, menyediakan hadiah turnamen, dan sebagainya.

Mostly paling sering (sponsor) kita dari HiLo dan Wafer Tango. Tapi beberapa kali pernah juga Telkomsel dan Springhill. Kalau non-brand, ada Club 40 Indo yang juga sering jadi sponsor,” papar Wahyu.

Meski demikian, tentu ada keuntungan tersendiri bila kemudian Niantic atau The Pokémon Company menggelar sirkuit kompetisi Pokémon GO secara resmi. Misalnya prize pool yang kemungkinan lebih besar, penyediaan biaya transportasi/akomodasi, dan tentunya juga marketing yang jauh lebih luas. Wahyu sendiri, yang memiliki nama in-game "AyuLaras", sempat merasakan masalah yang muncul karena sifat Silph League Arena yang tak resmi ini. Sebagai peraih juara 1 turnamen Regional di Silph League Arena Season 1, ia telah mendapat undangan untuk tampil di Arena World Championship, namun tidak berangkat karena lokasinya jauh dan biaya untuk pergi ke sana sangat mahal.

Wahyu "AyuLaras" (kiri) berhadapan dengan Rama "Arzheil" (kanan) di salah satu final turnamen | Sumber: Dokumentasi Arzheil

Salah satu pemain Pokémon GO kompetitif dari komunitas Bogor Raids, Ahmad Kurnia “Arzheil” Paramasatya punya pandangan tersendiri soal Silph League Arena. Menurutnya sistem kompetisi yang diciptakan The Silph Road sudah cukup bagus, jadi perkembangannya ke arah esports akan lebih cepat apabila Niantic menggandeng The Silph Road saja. Tapi ini kembali ke visi perusahaan itu sendiri, apakah memang ingin fokus ke esports atau hanya membuat PvP sebagai fitur sampingan.

“Kalau aja Niantic menggandeng The Silph Road, kan enak tuh kalau ada official tournament dari Pokémon GO-nya. Rewards langsung dari perusahaan game-nya. Sementara kalau sekarang kan hadiah ya dari sukarela aja cari sponsor. Karena menurut gue rewards itu salah satu hal penting sebagai motivasi orang berkompetisi,” ujarnya. Arzheil, yang memegang peringkat 50 di The Silph Road Global Rank, selama ini memang sangat aktif mengikuti turnamen dan telah berhasil meraih gelar juara di Kingdom Cup, Nightmare Cup, Rainbow Cup, Jungle Cup, serta Mirror Cup.

The Silph Road sendiri pada dasarnya juga merupakan usaha dari komunitas, jadi wajar bila kemudian pada pelaksanaannya ada beberapa hal teknis yang tak sempurna. Misalnya, dalam salah satu turnamen yang diikuti oleh Arzheil, sempat terjadi adanya pemain yang walkout di tengah turnamen, tapi panitia salah menghapus nama dari bracket. Pencatatan bracket menggunakan sistem online yang dibuat oleh The Silph Road, dan sistem itu tidak bisa mengembalikan nama peserta yang telah dihapus. Jadi si pemain hanya bisa pasrah melihat rank miliknya anjlok.

Ultra League I Love You 2500 di GBK | Sumber: Pokémon GO Indonesia

Masalah lain misalnya sistem penghitungan poin. Di Silph League Arena Season 1, tidak ada perbedaan antara kemenangan melawan pemain dengan rank lebih tinggi ataupun lebih rendah. The Silph Road terus melakukan perbaikan dan kabarnya akan ada beberapa perubahan teknis di Season 2, tapi apakah sudah sesuai ekspektasi atau tidak itu masih perlu kita pantau lebih lanjut.

Di bulan September ini, Silph League Arena sedang berada di periode off-season setelah Season 1 berakhir. The Silph Road masih memfasilitasi pengadaan turnamen, namun sifatnya di luar liga atau unranked. Salah satunya turnamen Ultra League (Unranked) I Love You 2500 yang digelar pada tanggal 22 September lalu di GoFood Festival Gelora Bung Karno, Jakarta.

Menutup Silph League Arena Season 1, The Silph Road telah merilis sejumlah data yang menunjukkan seberapa tinggi minat penggemar terhadap sirkuit kompetisi nonresmi ini. Beberapa angka menarik misalnya jumlah kompetitor total yang mencapai 73.994 orang, jumlah host turnamen yang mencapai 2.952 komunitas, serta jumlah turnamen Regional yang mencapai 193 event. Anda dapat melihat lengkapnya dalam gambar di bawah.

Sumber: Silph League Arena

Silph League Arena Season 2 akan memiliki periode yang lebih panjang, dimulai dari 1 Oktober 2019 hingga 31 Agustus 2020. Tim The Silph Road saat ini sedang menyiapkan berbagai perubahan dan perbaikan untuk memfasilitasi kompetisi yang lebih bervariasi lagi. Beberapa program yang direncanakan antara lain Practice Cup (turnamen tanpa perubahan rank), Continental Championship (kompetisi internasional tingkat benua), perubahan aturan dan sistem rank, dan masih banyak lagi. Anda dapat bergabung dengan channel Discord Silph League Arena untuk informasi terkini, atau memantau perkembangannya lewat post di situs resmi Silph League Arena.

Bagi Arzheil, kedatangan Season 2 artinya kini waktunya untuk berlatih dan mempersiapkan tim Pokémon yang sesuai dengan tema bulan Oktober nanti (Sinister Cup). Ia ingin menarik lebih banyak peminat Pokémon GO kompetitif, khususnya di sekitar komunitas Bogor Raids, dengan cara mengadakan coaching clinic PvP di kota Bogor. Arzheil juga berharap ada sponsor yang bisa mendukung pemain Indonesia untuk maju ke turnamen internasional, misalnya Continental Championship di tahun 2020 nanti.

Sementara itu ke depannya Wahyu bersama dengan pengurus-pengurus Pokémon GO Indonesia lainnya berharap agar game ini lebih banyak lagi dimainkan orang. Tentunya ini juga butuh peran seluruh komunitas yang ada di Indonesia untuk terus dan berkembang, misalnya dengan cara terus rutin menggelar kompetisi bulanan ataupun sekadar kopi darat. Bagaimana dengan Anda, apakah Anda berminat menjadi seorang pemain Pokémon GO kompetitif?