Dark
Light

Semua yang Perlu Diketahui tentang Mass Effect Legendary Edition

2 mins read
February 3, 2021

November tahun lalu, EA dan BioWare memberikan kejutan dengan mengumumkan Mass Effect Legendary Edition, kompilasi lengkap sekaligus versi remastered dari Mass Effect, Mass Effect 2, dan Mass Effect 3. Game baru tapi lawas ini rencananya akan dirilis di musim semi tahun ini, dan EA rupanya tidak berbohong.

Lewat sebuah trailer, EA mengumumkan jadwal perilisan resmi Mass Effect Legendary Edition, yakni 14 Mei 2021. Di video tersebut kita bisa melihat sejauh apa penyempurnaan visual yang dihadirkan. Namun grafik yang lebih bagus rupanya hanya sebagian dari cerita lengkapnya.

Meski hanya sebatas remaster, Mass Effect Legendary Edition rupanya juga membawa sederet pembaruan teknis yang sangat krusial. Revisi yang paling banyak tentu diterapkan pada Mass Effect orisinal. Di versi remastered ini, kontrol dalam game tersebut sudah jauh lebih sempurna. BioWare bahkan tidak segan untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang sangat spesifik, seperti misalnya membenahi kontrol atas mobil Mako.

Sejumlah elemen UI-nya juga sudah diubah menjadi jauh lebih modern. Secara keseluruhan, combat-nya akan terasa jauh lebih balanced daripada di game aslinya. Untuk Mass Effect 2 dan Mass Effect 3, BioWare sejatinya tidak perlu menerapkan terlalu banyak pembaruan di luar sisi visual.

Bicara soal visual, BioWare juga tidak sekadar meningkatkan resolusi aset teksturnya begitu saja. Beberapa aset bahkan ada yang harus diperbarui satu per satu, seperti misalnya detail wajah karakter-karakter dalam game. Teknik seperti ambient occlusion juga sudah diterapkan ke ketiga game, bukan cuma diterapkan setengah-setengah di Mass Effect 3 saja.

Namun penyempurnaan visual yang menurut saya paling menarik adalah adanya real-time reflection pada Mass Effect Legendary Edition. Berhubung ketiga game aslinya dibuat menggunakan Unreal Engine 3, otomatis BioWare tidak bisa menerapkan real-time raytracing pada versi remastered-nya ini, dan di situlah real-time reflection mencoba menawarkan alternatif.

Di PC, BioWare memastikan bahwa Mass Effect Legendary Edition bisa dijalankan tanpa batasan frame rate sedikit pun. Kalau Anda mampu menjalankannya di resolusi 4K dengan efek HDR, silakan. Kalau Anda ingin menikmati pemandangan planet demi planet yang fantastis di monitor ultra-wide (21:9), silakan.

Juga penting adalah optimalisasi waktu loading, yang pada game pertamanya disamarkan sebagai adegan di dalam elevator. Sebagai perbandingan, kalau di game aslinya kita perlu menghabiskan waktu sekitar 52 detik di dalam elevator, di Legendary Edition kita hanya butuh sekitar 14 detik.

Beralih ke soal kustomisasi karakter, Mass Effect Legendary Edition juga menawarkan opsi kustomisasi yang seragam antara game pertama, kedua, dan ketiganya – opsi yang dulunya cuma tersedia di Mass Effect 3 sekarang juga ada di Mass Effect maupun Mass Effect 2. Tidak seperti dulu, Legendary Edition juga memungkinkan pemain untuk menggunakan preset default Female Shepard (yang baru ada di Mass Effect 3) di game pertama maupun keduanya jika mau.

Ada lebih dari 40 konten DLC yang tersedia di Legendary Edition, namun tidak ada satu pun konten yang benar-benar baru – yang ada justru mode multiplayer Mass Effect 3 yang dipangkas. BioWare pun sama sekali tidak menyentuh jalan cerita dari trilogi game kebanggaannya tersebut. Untuk ending-nya, BioWare memilih ending yang terdapat di Mass Effect 3: Extended Cut sebagai opsi kanon di Legendary Edition.

Sejauh ini, Mass Effect Legendary Edition terdengar cukup menjanjikan, baik untuk penggemar trilogi aslinya, maupun yang hingga kini belum sempat memainkannya sama sekali. Narasi yang kaya, karakter-karakter yang tidak terlupakan, serta dunia dan lore yang ekspansif; tiga hal tersebut adalah yang BioWare banggakan dari karya-karyanya, dan trilogi Mass Effect memang punya itu semua. Legendary Edition hanya menyajikannya dalam kemasan baru yang lebih modern.

Sumber: PC Gamer.

Investree buat layanan kredit skoring UKM (ai.foresee); e-procurement (Mbiz, Garuda Financial, dan Pengadaan.com); e-invoicing (billtree); payment (OY!), dan solusi Saas
Previous Story

Investree Berambisi Jadi Solusi Fintech Menyeluruh, Berinvestasi ke OY! dan Buat Perusahaan Patungan

Paylater Pace
Next Story

Layanan Paylater Asal Singapura “Pace” Mengudara, Mulai Melirik Pasar Indonesia

Latest from Blog

Don't Miss

POCO Jawab Tantangan Kompetitor Ponsel Gaming dengan Performa dan Harga Ekstrem

POCO kembali menantang pasar smartphone dengan meluncurkan lini produk berperforma

HP OMEN Transcend 14, Laptop Gaming 14 Inci yang ‘Padat’ dengan Intel Core Ultra 9

Seperti apa perangkat gaming idaman Anda? PC gaming atau konsol?