Samsung menghadirkan penerus TWS (True Wireless Stereo) andalan mereka yaitu Galaxy Buds Pro. Tahun ini adalah Buds2 Pro yang menjadi TWS tertinggi Samsung. Buds2 Pro membawa beberapa perubahan termasuk dari sisi desain serta fitur. Artikel ini akan membahas pengalaman menggunakan Galaxy Buds2 Pro.
Ketika pertama kali Galaxy Buds2 Pro diperkenalkan ke publik, salah satu perhatian utama adalah fokus pada apa yang berubah dari seri sebelumnya atau Buds Pro. Salah satu alasan kenapa saya memperhatikan ini karena menurut saya, Buds Pro telah menempatkan TWS Samsung pada tempat seharusnya. Dengan fitur dan kenyamanan penggunaan yang paling tinggi diantara seri TWS Samsung lainnya.
Kehadiran Buds2 Pro, di satu sisi memberikan harapan akan peningkatan baru dari seri sebelumnya tetapi di sisi lain, justru malah memberikan kekhawatiran akan ada perubahan yang dulu saya sukai di Buds Pro yang pertama dan tidak akan hadir di Buds2 Pro.
Sebagai pengguna TWS Samsung dari era paling awal, mulai dari Buds generasi pertama sampai dengan Buds 2, Galaxy Buds2 Pro bagi saya harus membawa peningkatan dibanding TWS Samsung lain. Dari sisi kenyamanan desain ala Buds2 dan dari sisi kualitas suara yang dihasilkan harus lebih tinggi dari Buds Pro yang pertama.
Lalu bagaimana pendapat dan pengalaman setelah menggunakan Buds2 Pro secara cukup lama? Mari kita ikuti ‘kisahnya’.
Desain Galaxy Buds2 Pro
Sebagai awal mari kita bahas dari sisi desain. Kenapa ini dibahas di awal, karena bagi saya ada dua hal menarik. Sebelum merilis Buds2 Pro, Samsung telah lebih dulu memberikan konsumen pilihan Buds2 yang merupakan upgrade dari Buds pertama. Harga lebih terjangkau, peningkatan dari kualitas suara dan yang lebih penting, perubahan desain yang akhirnya menjadi standar baru dari desain TWS Samsung.
Buds2 Pro sedikit banyak membawa beberapa ciri dari Buds2 dan akhirnya memberikan perbedaan dengan Buds Pro edisi pertama. Kita jadi tidak membicarakan Buds Live, karena desainnya yang memang berbeda secara signifikan dengan desain Buds lain, tidak in ear dan tidak pure menghadirkan ANC.
Galaxy Buds2 hadir dengan desain yang lebih sederhana tetapi ringan dan nyaman. Selain itu Buds2 sepertinya didesain untuk konsumen kebanyakan, dilihat dari harga, fitur, keunggulan dan juga relasi antara perangkat dalam ekosistem Samsung.
Setidaknya ada tiga perbedaan mendasar yang saya temui dari desain Buds2 Pro dibandingkan Buds Pro edisi pertama. Yang paling kentara adalah perubahan letak mic mesh dan chamber untuk meminimalisir udara dari luar, yang kini berpindah posisi jadi di bagian atas. Lalu yang kedua adalah perubahan bentuk eartips yang tidak lagi ouval. Dan yang terakhir, yang tidak terlalu terlihat kasat mata adalah perubahan ukuran secara keseluruhan. Buds2 Pro jadi lebih kecil 15%, berdasarkan data web resmi Samsung.
Dari kedua perubahan yang terjadi pada desain, satu saja yang kurang saya sukai. Yaitu perubahan eartips. Bisa jadi ini masalah preferensi bentuk telinga. Bagi saya, desain eartips Buds Pro yang pertama, karena bentuknya tidak bulat, terasa sangat nyaman, tidak sakit di telinga untuk penggunaan agak lama dengan tetap memberikan kedap yang baik.
Meski demikian, bisa jadi ini tidak untuk semua bentuk telinga. Karena saya juga menggunakan Buds2 sebagai TWS sehari-hari, saya juga bisa mengerti pilihan Samsung untuk menggunakan eartips yang lebih umum dengan bentuk bulat. Dalam sebuah kesempatan acara, perwakilan Samsung juga pernah menjelaskan bahwa perubahan desain ini mengikuti data yang mereka miliki. Saya yakin, salah satu dari banyak datanya diambil dari pengalaman penggunaan konsumen di Galaxy Buds2.
Samsung juga memberikan alasan kenapa eartips yang dipilih adalah agak membulat, mereka menjelaskan bahwa hasil suara akan bisa lebih maksimal dengan desain seperti ini dan untuk kegiatan aktif seperti olahraga, fit dari eartips model ini lebih pas.
Kesan dari sisi desain yang lain adalah, ya, earbuds secara keseluruhan terasa lebih kecil dibandingkan dengan Buds Pro edisi pertama, yang meski terlihat lebih ‘pro’ karena adanya dual tone (ada area metalik dan doff) dan ukurannya yang cukup besar dibandingkan TWS sejenis, namun untuk penggunaan sehari-hari yang cukup intens. Bentuk Buds2 Pro dari sisi ukuran memang terasa lebih bisa jadi pilihan.
Apalagi dengan desain yang mengecil ini ternyata Samsung tidak mengurangi kualitas suara untuk Buds2 Pro, malah menambah beberapa spesifikasi yang sebelumnya tidak ada (jika melihat di halaman spesifikasi resmi).
Untuk case dari Buds2 Pro, secara kasat mata hampir tidak ada perbedaan, apalagi ketika ditutup. Desainnya terasa mirip dengan beberapa Buds lain, seperti Buds Live dan Buds2. Di bagian dalam juga tidak terasa perbedaan hanya dari sisi layout dan elemen desain.
Perbedaan malah cukup terasa dari pengalaman buka tutup casing, yang menurut saya terasa lebih baik dan lebih premium di Buds2 Pro. Hal kecil tetapi untuk TWS paling premium di seri Buds milik Samsung, ini menjadi penting karena menandakan build quality yang baik.
Fitur dan spesifikasi
Ada beberapa fitur unggulan yang hadir di Buds2 Pro ada juga fitur standar alias yang memang sudah ‘harus’ hadir di perangkat TWS terutama TWS premium seperti Buds2 Pro.
Untuk fitur unggulan sendiri ada dukungan ada beberap antara lain, yang bisa dibilang utama karena tidak dimiliki di Buds2 dan Buds Live adalah 24 bit Hi-Fi dan 2 way speaker. Kemudian dukungan ANC (yang sudah pasti harus ada di TWS premium) + high SNR Microphones. Buds2 Pro juga mendukung 360 audio dan support direct multi channel. Untuk ketahanan air ada serifikasi IPX7 serta dukungan koneksi bluetooth versi 5.3.
Dari segi ukuran, Buds2 Pro juga punya keunggulan dari ukurannya yang 5% lebih kecil dari Buds Pro pertama. Untuk warna sendiri ada beberapa pilihan, putih dan graphite serta bora purple. Unit yang saya coba berwarna graphite atau hitam. Harga jual resmi adalah Rp2.799.000.
Sedangkan secara general, fitur dan spesifikasi dari Buds2 Pro adalah:
- airvent
- 24 bit Hifi
- 2 way speaker – custom coaxial 2 way mic ada 6 high SNR (signal to noise ratio) ANC + 3 high SNR microphone
- ambient sound
- voice detect
- 360 audio + support direct multi channel
- IPX7
- bluetotoh ver 5.3 (di atas buds2 yang 5.2)
- playtime menurut data Samsung up to 5 hours (ANC on) dan up to 8 hours (ANC off)
- audio codec SSC (Samsung Seamless Codec) HIFI, AAC, SBC
- baterai 525 mAh
- Woofer dan tweeter
Salah satu fitur lain yang baru ada di Buds2 Pro (setidaknya saat tulisan ini dibuat) adalah fitur neck stretch correction yang bisa ditemukan di aplikasi wear Samsung. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan notifikasi untuk rehat atau melakukan peregangan untuk membetulkan posisi leher ketika menggunakan Buds2 Pro.
Selain fitur unggunlan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menikmati kualitas suara di Buds2 Pro secara maksimal. Yang pertama adalah, aplikasi yang digunakan untuk mendengarkan audio harus mendukung 24bit secara wireless jika Anda ingin mendapatkan dukungan kualitas audio yang maksimal di TWS ini. Selain itu perangkat yang digunakan juga adalah perangkat Samsung (karena menggunakan codec dari Samsung) dan harus memiliki One UI 4, alias perangkat yang cukup terbaru.
Pengalaman penggunaan non suara
Sebelum saya menceritakan pengalaman yang berhubungan dengan suara di TWS ini, mari kita bahas dulu pengalaman non suara yang saya dapatkan selama menguji perangkat ini.
Yang pertama adalah desain dan rasa bahan dari Buds2 Pro. Untuk desain sudah cukup dijelaskan di bagian atas, kini saya lebih menceritakan ke pengalaman yang saya rasakan dengan bertemu Buds2 Pro. Yang pertama adalah kesan doff yang kini begitu kentara ketika menyentuh perangkat. Baik dari casing sampai dengan earphone-nya.
Efek doff ini menurut saya memang terasa lebih enak dan lebih nyaman. Selain itu efek doff ini jadi membedakan dengan desain dan rasa bahan Buds2, TWS Samsung yang hadir lebih sebelum Buds2 Pro.
Perbedaan cukup kentara akan bisa terlihat ketika membuka casing dari Buds2 Pro. Pengalaman membuka casing-nya terasa lebih nyaman dan ajeg dibandungkan dengan versi Buds Pro sebelumnya.
Untuk bentuk eartips sendiri, seperti yang dijelaskan di atas, kini berbentul bulat. Meski saya lebih suka dengan bentuk eartips oval seperti di Buds2 Pro versi pertama, namun setelah pemakaian beberapa lama, saya juga jadi terbiasa dengan bentuk yang kembali bulat. Bisa jadi karena saya juga telah terbiasa dengan bentuk eartips dari Buds2. Buds2 Pro ini memang terasa mirip desainnya dengan Buds2. Yang membedakan tentunya adalah fitur yang berhubungan dengan kualitas suara yang dihasilkan.
Pengalaman penggunaan audio (mendengarkan musik)
Kini kita masuk ke pengalaman utama yaitu yang berhubungan dengan suara. Secara mendasar ada beberapa hal yang saya rasakan di Buds2 Pro ini, yang pertama dan paling kentara adalah Buds2 Pro ini dibanding Buds Pro yang pertama terasa driver-nya lebih membawa power yang cukup kentara.
Bass yang dihasilkan jadi juga terasa lebih kerasa dibandungkan Buds2 Pro versi pertama, ini bisa jadi juga mungkin karena faktor driver yang ada di Buds2 pro. Detail dan soundstage yang dibawa Buds2 Pro juga terasa mengalami peningkatan meski tipis. Buds2 Pro secara overall memberikan pengalaman yang meningkat dibanding Buds Pro sebelumnya.
Sebagai catatan tambahan saat pengujian perangkat:
Alat pemutar musik yang saya gunakan adalah S20+ dan Galaxy Z Flip4 dengan aplikasi Youtube Music premium dengan pengaturan kualitas lagu paling tinggi.
Saya mencoba dua perangkat, pertama adalah S20+ karena ini perangkat sehari-hari yang saya gunakan dan satu lagi adalah perangkat Galaxy Z Flip4. Perangkat terbaru Samsung yang seharusnya support secara maksimal untuk Buds2 Pro, terutama dari sisi kualitas Audio.
Dengan Galaxy Z Flip4 bisa mendapatkan kualitas 24bit, 48 kHz dengan SSC alias Samsung Seamless Codec/ Sedangkan dengan perangkat S20+, kualitas audio yang didapatkan bisa 24bit, 48 kHz dengan codec-nya berupa Scalable Codec.
Untuk pengalaman audio dari dua perangkat ini, kualitas audio yang dihadirkan perangkat flagship lama samsung dengan yang terbaru, terasa peningkatan di vokal dan lagu secara keseluruhan ketika mendengarkan dengan Z Flip4 dibandingkan dengan S20+. Rasanya seperti menggunakan amp tambahan jadi power-nya bisa keluar lebih. Dari sisi vokal juga jadi terasa naik untuk clarity-nya.
Untuk pengaturan lain yang saya lakukan selama mendengarkan musik di Buds2 Pro adalan pengaturan ANC aktif secara general tetapi saya mencoba juga untuk mengubah pengaturan di ANC off atau mode ambient sound.
Dan kalau boleh memilih, sebenarnya saya lebih suka pengaturan ANC off, namun pengaturan ini lebih akan maksimal jika berada di ruangan yang sepi atau bahkan tidak ada orang lain. Pengaturan ANC lebih pas ketika mendengarkan audio di ruangan umum.
Untuk pengalaman dengan beberapa lagi sendiri bisa disimak berikut ini:
Deasy – Dewa 19
Lagu ini bass terasa mantap, tidak berlebih tetap cukup nendang. Clarity vokal Ari Lasso juga terasa baik dan soundstage juga menyenangkan untuk digunakan sebagai lagu penyemangat. beberapa detail suara symbal drum, artikulasi vokal juga bisa ditangkap dengan baik
Melodi Asmara – Ermy Kulit
Lagi ini agak slow dengan gabungan nuansa modern tetapi dengan karakter Ermy Kulit yang khas. Bass kembali terasa mantap, nendang tapi tidak berlebih. Memberikan rythem yang pas juga dengan keseluruhan lagu.
Vokal sudah pasti terdengar jernih termasuk artikulasi. ‘Kocokan’ gitar lagu pop juga bisa dinikmati untuk menambah detail lagu.
Saya cukup bisa menikmati berbagai elemen alat musik di lagu ini, dengan separasi yang tidak terlalu terpisah tetapi tidak kentang juga.
Bertaut – Nadin Amizah
Lagu ini saya gunakan sebagai bahan uji untuk mencoba genre kekinian dan satu lagi karena lagu ini fokus pada detail gitar dan vokal. Tentunya ini untuk menguji clarity dan detail suara musik.
Genre musik senja kekinian ini bisa saya nikmati dengan cukup enjoy dan menyenangkan di Galaxy Buds2 Pro. Beberapa petikan gitar nyaris miss juga bisa terdengar jelas, dan malah menambah seru ketika mendengarkan lagunya. Seperti mendengarkan live secara dekat dan personal.
Easy On Me – Adele
Lanjut ke salah satu penyanyi andalan yang selalu list lagunya saya masukan sebagai bahan uji yaitu Adele. Kali ini degan lagi Easy On Me.
Lagi-lagi ini memang lagu pop slow yang fokus pada vokal. Suara Adele cukup terasa ada di depan di lagu ini dengan Buds2 Pro, sedangkan suara instrumen lain terasa ada di belakang. Detail artikulasi vokalnya bisa dinikmati cukup detail.
Separasi terasa normal atau standar tetapi secara keseluruhan tetap memberikan pengalaman cukup enak di semua bagian lagu.
Sekarang masuk ke lagu rock dari salah satu band favorit yang merupakan dua dari band/musisi yang belum pernah saya lihat penampilan live-nya secara langsung. Beberapa grup band lain, seperti Sigur Ros, Weezer, Smashing Pumpkins, Mogwai dan Explotion in The Sky sudah pernah saya lihat.
Pearl Jam – Given to Fly
Adalah Pearl Jam dengan Given to Fly. Band dengan dua gitaris seperti Pearl Jam menarik untuk digunakan dalam menguji perangkat Audio karena separasi akan teruji dan keharmonisan perangkat menghantarkan audio juga bisa diuji.
Vokal Eddie Vedder terasa ada di tengah, berada di depan drum tapi terasa sejajar dengan bass dan gitarnya didengarkan di Buds2 Pro. Detail petikan gitar sangat bisa dinikmati. Beberapa petikan khas lagu ini yang muncul di tengah dan terdengar detail jadi terasa seperti memberikan kejutan.
Selain detail gitar, vokal juga bisa dinikmati detailnya. Membuat hanyut dan terasa terbawa oleh gaya Eddie yang menyayat tetapi tetap rock.
Saya mencoba dua pengaturan di lagu ini, ANC dan OFF. Jujur saya lebih menyukai pengaturan OFF karena terasa lebih raw, lebih cocok dengan genre lagunya.
U2 – I Still Haven’t Found What I’m Looking For
Satu lagi lagu rock yang saya coba adalah U2 dengan I Still Haven’t found what I’m Looking For.
Lagu ini sebenarnya agak mirip cara mengujinya dengan Given to Fly, karena saya ingin mencoba menikmati suara gitar dari band yang punya ciri khas dari petikan gitarnya. Buds2 Pro bisa memberikan hal tersebut. Bass di lagu ini juga terasa cukup dan tidak berlebih. Vokal Bono lebih terasa di tengah, agar sedikit berbeda tipis dengan ketika mendengarkan Pearl Jam.
Secara keseluruhan, tidak ada masalah mendengarkan U2 dengan Buds2 Pro. Separasi bisa dinikmati dengan baik, meski soundstage terasa agak standar untuk segmen sekelas Buds2 Pro. Meskipun ini sudah lebih baik dari Buds kelas di bawahnya.
Beberapa lagu lain yang saya masukan setlist untuk menguji Buds2 Pro adalah:
Runtuh Feby Putri feat Fiersa Besari
Stuck with U – Justin Bieber
Bohemian Rhapsody
Ketika lagu ini bisa dinikmati dengan cukup baik di Buds2 Pro. Lagu yang menonjolkan vokal dan gitar atau yang menonjolkan bass dan juga lagu rock legendaris bisa dilahap semua dengan baik. Detail, clarity atau pun bass termasuk soundstage bisa dihadirkan dengan cukup baik.
Buds2 Pro juga bisa melahap lagi jenis ini dengan cukup baik. Beberapa detail fret petikan gitar terasa cukup menonjol membuat saya mengernyitkan alis untuk menikmati petikan gitar.
Pengalaman mendengarkan audio di kabin pesawat
Pengalam tambahan menggunakan Buds2 Pro di pesawat untuk mendengarkan musik, mode ANC aktif. Meski saya tidak menyarankan untuk mengaktifkan ANC ketika Anda mendengarkan musik di dalam pesawat karena alasan keamanan, namun untuk alasan pengujian saya sempat menggunakan TWS Buds2 Pro ini ketika terbang dari Bali ke Jakarta dalam waktu singkat tidak full selama terbang. Alasannya nanti saya jelaskan.
ANC aktif dan mendengarkan musik di pesawat saat terbang jadi pengalaman tersendiri karena suara kabin yang tidak senyap meski tidak ada yang berbicara atau ngobrol terkadang menjadikan kita membesarkan volume karena musik tidak terlalu terdengar. Namun dengan fitur ANC di Buds2 Pro, semua suara dan dengungan mesin yang masuk dalam kabin hilang, suara musik yang saya dengarkan bisa dinikmati hampir sempurna. Untuk waktu tertentu sempat terdengar suara sayup kecil (misalnya pramugari yang lewat di sebelah kursi atau suara pengumuman), namun sama sekali tidak menggangu pengalaman mendengarkan musiknya.
Nah karena alasan suara luar yang bisa diblok cukup maksimal ini maka saya tidak menyarankan untuk menggunakan mode ANC selama penerbangan penuh, karena jika ada pengumuman darurat hampir pasti Anda akan terlewat dan tidak bisa mendengarkan. Kalau ingin mendengarkan podcast atau musik, Anda bisa secara rutin mematikan ANC dan tetap alert jika ada pengumuman penting baik dari pilot atau cabin crew.
Mode yang bisa Anda pilih ketika dalam kabin pesawat adalah mode starndar atau ambient sound. Buds2 Pro tetap bisa menghantarkan kualitas audio yang mumpuni walau ANC tidak dinyalakan.
Kesimpulan Review Galaxy Buds2 Pro
Secara kualitas audio, jika dibandingkan Buds Pro yang pertama Buds2 Pro bagi saya cukup bisa membawa peningkatan yang terasa menyenangkan sebagai alat mendengarkan musik. Peningkatan power terasa di Buds2 Pro ini, mencari dan mendengarkan detail beberapa elemen dari lagu menjadi sebuah proses rutin yang saya lakukan ketika menggunaka Buds2 pro untuk mendengarkan musik. Apalagi jika digunakan bersama dengan perangkat Samsung yang mendukung untuk kualitas audio 24bit.
Dari sisi desain, memang ada beberapa hal yang bagi saya jadi kekurangan meski bisa jadi bagi yang lain tidak, misalnya eartups yang kembali membulat serta beberapa eksekusi desain yang terasa kurang eksklusif seperti Buds Pro yang pertama. Namun secara keseluruhan, kualitas casing dan pengalaman buka tutupnya jadi lebih baik dari Buds Pro versi pertama.
Sebagai TWS Samsung paling premium di antara TWS yang lain, meski membawa desain dari adiknya (Buds2) namun dari sisi fitur, Galaxy Buds2 Pro hadir dengan berbagai peningkatan dan penyempurnaan.
Galaxy Buds2 Pro saat ini dijual 2.8 juta rupiah menurut situs resmi Samsung.
Sparks
- Desain terasa lebih ringan
- Kualitas suara bisa diandalkan
- ANC handal
- Support 24 bit
- IPX7 jadi lebih tenang dalam penggunaan
Slacks
- Eartips berubah dari Buds Pro pertama yang oval
- Dukungan 24 bit terbatas dari perangkat Samsung (setidaknya saat tulisan dibuat)
- Desain lebih terasa biasa tidak seunik Buds Pro pertama