Review ROG Keris dan Keris Wireless: Gaming Mouse Juara di Harga Terjangkau?

Keduanya dibanderol dengan harga yang sangat menggiurkan. Namun apakah layak dibawa pulang?

Jika sebelumnya saya kedatangan ROG Chakram Core, kali ini saya kedatangan ROG Keris dan ROG Keris Wireless. Seri ROG Keris dibanderol dengan harga yang sangat murah jika melihat brand ASUS ROG di belakangnya. Namun, apakah harganya yang terjangkau akan menjadi daya tarik utamanya? Atau justru karena harganya yang terjangkau, ROG jadi mengorbankan banyak hal di produk ini?

Sebelum kita masuk ke pembahasan, seperti biasa, ada beberapa hal yang harus saya jelaskan. Pertama, ASUS Indonesia meminjamkan dua mouse yang saya review kali ini. Namun demikian, sebisa mungkin saya tetap memberikan penilaian yang lebih jujur. Kedua, seperti semua review peripheral, review kali ini juga sangat subjektif yang sangat bergantung pada pengalaman dan pengetahuan sang reviewernya.

Dengan penjelasan tadi, mari kita langsung masuk ke pembahasan.

Build Quality

Membawa nama besar ASUS ROG, ROG Keris dan Keris Wireless menyuguhkan build quality yang sesuai ekspektasi. Tidak ada yang bisa saya keluhkan jika berbicara build quality yang ditawarkan kedua mouse ini. Tidak ada juga perbedaan kualitas bahan dan finishing antara versi wireless dan yang berkabel.

Seperti yang saya tuliskan tadi, seri ROG Keris adalah seri yang diposisikan di kelas low-end karena harganya yang terjangkau. ROG Keris dibanderol dengan harga Rp860 ribuan. Sedangkan ROG Keris Wireless dibanderol dengan harga Rp1,4 jutaan. Bandingkan saja dengan harga ROG Chakram yang sebelumnya saya bahas. ROG Chakram Core, yang wired, dibanderol dengan harga yang sama dengan ROG Keris yang wireless. Sedangkan ROG Chakram, yang wireless, dibanderol di harga Rp2,5 jutaan.

Meski begitu, saya tidak merasa ada kompromi yang terlalu jauh jika kita berbicara soal build quality-nya.

Bodi kedua mouse ini menggunakan bahan plastik yang cukup baik. Namun, lebih hebatnya lagi, ASUS ROG menggunakan bahan PBT di bagian klik kiri dan kanannya. Alhasil, dengan bahan PBT, selain membuatnya lebih awet, permukaannya juga bertekstur sehingga tidak akan jadi masalah bagi Anda yang kerap berkeringat saat menggunakan mouse.

Sayangnya, mungkin karena dibanderol dengan harga yang terjangkau, ASUS ROG jadi tidak menggunakan bahan PBT di keseluruhan bodinya. Saya rasa jika mouse ini menggunakan bahan PBT di semua bagian, ia akan terasa lebih solid dan nyaman digunakan.

Jika kita berbicara soal mouse gaming, salah satu momok yang biasanya menghantui adalah masalah dobel klik. Untungnya, kebanyakan, jika tidak semua, mouse ROG harusnya tidak akan lagi berurusan dengan masalah menyebalkan tadi. Jika berbicara soal durabilitas, Anda tak perlu lagi membeli mouse baru jika mouse ROG Anda (seperti Keris dan Chakram) bermasalah dengan switch klik kanan ataupun kirinya. Hal ini akan saya bahas nanti di bagian fitur uniknya.

Satu hal yang pasti, jika berbicara soal build quality, ROG Keris dan Keris Wireless memang layak menyandang nama besar ASUS ROG.

 

Performa dan Kenyamanan

Jika Anda melihat bodi seri ROG Keris, bentuknya memang lebih sederhana. Karena itu, mouse ini harusnya lebih mudah untuk adaptasi berbagai orang dengan berbagai ukuran tangan yang berbeda-beda. Namun begitu, buat saya pribadi, seri ROG Keris terlalu pendek atau kurang lebar; mengingat saya tipe pengguna yang menggunakan gaya palm dalam menggenggam mouse dengan ukuran telapak tangan sedang (tak terlalu besar, namun tidak kecil juga).

Jujur saja, saya lebih cocok dengan ukuran ROG Chakram Core ataupun Razer Basilisk V2 (yang saya gunakan sehari-hari). Selain lebih besar ukurannya, kedua mouse tadi juga lebih berat dibanding ROG Keris ataupun Keris Wireless. Razer Basilisk berbobot 92g dan ROG Chakram Core berbobot 111g. Sedangkan ROG Keris memiliki berat sebesar 62g dan ROG Keris Wireless sebesar 79g.

Di bagian inilah kenapa saya mengatakan review mouse akan sepenuhnya subjektif. Saya kebetulan saja lebih suka mouse gaming yang lebih besar dan lebih berat. Namun, saya tahu ada banyak pengguna lain yang justru lebih suka mouse yang lebih ringan dan lebih kecil ukurannya.

Image Credit: Hybrid

Selain soal kenyamanan, tolak ukur performa tentunya berbeda-beda juga setiap orang karena akan tergantung dengan skill aiming sang reviewer misalnya. Dengan ROG Keris dan Keris Wireless saya tidak menemukan masalah apapun dengan akurasi dan akselerasinya saat menggunakan kabel. Sayangnya, saat saya mencoba dengan mode wireless-nya, saya merasakan ada sedikit delay baik saat menggunakan Bluetooth ataupun 2.4GHz.

Meski begitu, jika Anda bukan pemain esports profesional, Anda mungkin tidak akan terlalu terganggu dengan delay-nya. Lagipula, menurut saya, bagaimanapun juga koneksi wireless memang lebih cenderung delay karena rentan dengan interferensi.

Untuk ROG Keris Wireless, ASUS mengklaim jika daya tahan baterainya bisa bertahan hingga 78 jam tanpa lampu dan 52 jam dengan lampu mode breathing. Saat saya mencobanya sendiri, mouse ini memang bisa bertahan hingga sekitar 3 hari tanpa lighting -- tidak jauh dari yang diklaim.

 

Fitur

Jika berbicara soal fitur, mungkin di bagian inilah ROG Keris sedikit ketinggalan dibanding ROG Chakram. Pasalnya, seri Chakram memiliki joystik yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Sedangkan di seri Keris, Anda hanya akan mendapatkan 2 tombol di bagian kiri seperti kebanyakan mouse gaming lainnya.

Selain itu, sama seperti seri Chakram, mouse ini juga dapat dengan mudah dibersihkan. Namun, ia sedikit lebih merepotkan untuk dibuka karena Anda tetap butuh obeng untuk membuka sekrup yang ada di bagian bawah mouse. Untuk seri Chakram, Anda bahkan tidak butuh alat apapun untuk membuka mouse tersebut. Untungnya, sekrupnya tidak disembunyikan di bawah mouse feet seperti kebanyakan gaming mouse lainnya. Hal tersebut berarti Anda tak perlu khawatir mouse feetnya akan rusak atau tidak terpasang dengan sempurna saat membuka dan memasangkannya kembali.

Image Credit: Hybrid

Seperti yang saya sempat sebutkan tadi, Anda tak perlu khawatir dengan masalah doble klik karena switch klik kanan dan kirinya menggunakan sistem hotswap. Jadinya, Anda tak perlu menyolder switch jika ingin mengganti atau malah membuang mouse saat sudah doble klik. Saya pun mencoba menghitung sendiri waktu yang dibutuhkan untuk mengganti switch di Keris Wireless. Karena saya harus menggunakan obeng, saya butuh waktu sekitar 7 menitan untuk membuka, mengganti switch, dan memasang kembali. Di ROG Chakram, waktunya bisa 2x lebih cepat karena saya tak perlu berurusan dengan obeng dan sekrup.

 

Software dan Kelengkapan

Selain koneksi nirkabel, Keris Wireless juga memberikan kelengkapan tambahan ketimbang versi kabelnya. Anda akan mendapatkan 2 pasang side button tambahan dengan warna berbeda. Jadi, totalnya, Anda akan mendapatkan 3 pasang side button yang bisa Anda ganti-ganti sesuka hati.

Untungnya, memang perbedaan kelengkapan yang berarti antara versi Wireless dan kabelnya hanya di situ tadi. Anda tetap bisa mendapatkan 2 Omron switch dan mouse feet tambahan untuk cadangan di versi kabelnya.

Screenshot: Armoury Crate

Sayangnya, ada satu hal yang membuat saya sangat tidak suka dengan peripheral gaming dari ASUS ROG, yaitu softwarenya. Saya sangat tidak suka dengan Armoury Crate karena ada beberapa alasan. Pertama, saya sempat bermasalah dengan instalasinya saat pertama kali menginstallnya saat mengulas ROG Chakram, bahkan sampai harus reset Windows alias install ulang. Untungnya, hal tersebut tak terjadi lagi di kemudian hari.

Kedua, ada terlalu banyak hal yang dijejalkan ke dalam Armoury Crate seperti berita gamegame launcher, dan juga toko yang menawarkan berbagai deals. Saya tidak butuh itu semua dari sebuah software peripheral gaming dan jadinya malah mengganggu juga saat digunakan.

Ketiga, fitur makro yang justru lebih penting sebagai sebuah software gaming peripheral malah tidak berjalan mulus dan lengkap di sini. Bagi saya yang sangat membutuhkan software buat perlengkapan gaming saya (mouse dan keyboard), kekurangan ini jadi deal breaker.

 

Kesimpulan

Jujur saja, saya sebenarnya suka dengan ROG Keris ataupun Keris Wireless karena menawarkan fitur-fitur menarik dengan harga yang sangat terjangkau. Fitur hotswap, dapat dibongkar pasang dengan mudah, bahan dan finishing yang berkualitas adalah hal-hal yang membuat saya menyukai seri Keris.

Saya hanya berharap ASUS lebih memahami bagaimana baiknya membuat software gaming peripheral dan bukannya menjejalkan terlalu banyak fitur tidak penting ke dalamnya. Namun tetap saja, jika Anda tidak butuh software tapi butuh mouse gaming berkualitas dengan fitur-fitur menarik tadi dan harga yang sangat ramah di kantong, seri Keris cukup layak dipertimbangkan untuk dipinang.