20 October 2022

by Ellavie Ichlasa Amalia

Rencana Microsoft untuk Kembangkan Ekosistem Game di Asia Tenggara

Game Pass jadi salah satu strategi Microsoft untuk dukung developer di Asia Tenggara

Selama ini, konsol favorit bagi gamers Asia adalah PlayStation. Pada 2021, data dari iPrice menunjukkan, PlayStation 4 merupakan konsol favorit di hampir semua negara-negara Asia Tenggara. Namun, CEO Microsoft Gaming, Phil Spencer mengatakan, Xbox kini berkontribusi pada setengah dari total penjualan konsol di Asia.

Pada Maret 2022, Microsoft juga menyediakan layanan PC Game Pass untuk lima negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Hal ini menjadi bukti akan ketertarikan Xbox di pasar game Asia, termasuk Asia Tenggara.

Untuk mengetahui tentang rencana Microsoft Xbox di Asia Tenggara, Asosiasi Game Indonesia (AGI) mengobrol dengan Jun Shen Chia, Global Expansion Incubation untuk kawasan Southeast Asia, Taiwan, dan Hong Kong.

Game Pass Program

Jun menjelaskan, Game Pass adalah program yang didesain untuk mendorong para gamers menemukan game-game baru. Tak hanya game-game eksklusif Xbox, seperti Halo, Game Pass juga menyediakan sejumlah game indie, termasuk Coffee Talk dari Toge Productions. Jun menyebutkan, keberadaan Game Pass memungkinkan gamers untuk mencoba game yang biasanya tidak mereka mainkan karena mereka enggan untuk membeli game tersebut.

Game Pass juga memberikan keuntungan bagi developer. Jun mengungkap, Game Pass bisa menjadi cara bagi developer untuk menjangkau audiens baru. Per Januari 2022, jumlah pengguna Game Pass dari Microsoft telah mencapai 25 juta orang.

Game Pass tidak hanya bisa menjadi sumber pemasukan baru bagi developer, tapi program itu juga bisa membantu developer untuk mendorong playtime dari game mereka.

Microsoft sediakan Game Pass untuk PC di lima negara Asia Tenggara di awal 2022.

Dalam sesi diskusi dengan AGI, Jun juga menjelaskan proses yang harus dilakui oleh developer untuk mendaftarkan game ke Game Pass.

Pertama, developer harus mendaftarkan diri di ID@Xbox, program Microsoft yang memungkinkan developer indie untuk melakukan self-publish untuk Windows, Xbox One, dan Xbox Series X|S. Mendaftarkan diri di ID@Xbox membuka kesempatan bagi developer untuk dikenal oleh Microsoft, yang akan membuka diskusi dengan developer. Di tahap ini, developer bisa memberikan presentasi akan game mereka, termasuk apa yang membuat game mereka unik dan menarik.

"Kedua, kami akan melakukan valuasi internal," ujar Jun. "Di Xbox, ada orang-orang yang memang bertugas untuk memutuskan game apa saja yang akan kita dukung." Dia menegaskan, Microsoft tertarik dengan berbagai jenis game, tidak terbatas pada game AAA saja. Alasannya, karena pengguna Game Pass terdiri dari gamers dengan selera yang berbeda-beda.

Proses evaluasi game oleh tim Xbox bisa menghabiskan waktu beberapa bulan. Namun, Jun mengatakan, jika game buatan developer memang sangat menarik, Microsoft akan segera memulai diskusi tentang syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak dalam kontrak.

Model Bisnis Game Pass

Jun menjelaskan, Game Pass menggunakan model bisnis lisensi. Jadi, Microsoft akan membayar biaya lisensi pada developer yang game-nya menjadi bagian dari Game Pass. Biaya lisensi itu dibayar di muka. Lisensi ini biasanya memiliki durasi selama 12 bulan. Walau, Jun juga mengatakan, setiap kontrak Game Pass untuk developer biasanya berbeda-beda, tergantung pada game itu sendiri.

Selain biaya lisensi, Jun mengatakan, keuntungan lain yang didapat oleh developer yang mendaftarkan game mereka ke Game Pass adalah game mereka akan dipasarkan di tingkat internasional oleh Microsoft. Tak hanya itu, Microsoft juga menawarkan performance bonus bagi game yang memang populer. Salah satu tolok ukur popularitas sebuah game adalah berapa lama sebuah game bisa bertahan dalam daftar top games.

Game yang bisa masuk dan bertahan di daftar top games bisa dapat performance bonus. | Sumber: Business Insider

Microsoft tidak membatasi game-game yang bisa masuk dalam Game Pass pada game dengan model bisnis premium. Mereka juga menerima game yang menggunakan model Free-to-Play (F2P). Hanya saja, kontrak yang Microsoft tawarkan pada developer dari game gratis akan berbeda dari kontrak untuk game premium.

"Kami tidak akan membayar biaya lisensi untuk game F2P," ungkap Jun. "Sebagai gantinya, kami akan membantu mereka dalam hal lain, seperti marketing. Misalnya, jika game Anda memiliki in-game items, seperti item kosmetik khusus untuk para pengguna Game Pass, kami akan mempromosikan hal itu. Dengan begitu, hal ini akan mendorong lama waktu bermain para gamers."

Komunitas Developer Game Xbox

Komunitas adalah bagian penting dari industri game di Asia Tenggara. Jun pun menyadari hal ini. Ketika ditanya apakah Microsoft tertarik untuk membuat komunitas khusus untuk developer game Xbox, Jun menjawab, daripada membuat komunitas baru, Microsoft lebih tertarik untuk menjadi bagian dari komunitas yang telah ada.

"Asia Tenggara memiliki komunitas developer sejak lama," kata Jun. "Para developer ini saling membantu satu sama lain dalam membuat game atau saling mempromosikan game yang mereka buat. Hal ini adalah sesuatu yang sangat hebat. Jadi, daripada mencoba untuk membuat komunitas baru, kami ingin menjadi bagian dari komunitas yang telah ada, untuk membantu para developer untuk melakukan apa yang telah mereka lakukan selama ini."

Lebih lanjut, Jun menjelaskan, dia juga ingin tahu tentang apa yang diperlukan oleh developer game di Asia Tenggara. Harapannya, dia akan bisa membahas masalah itu di Microsoft dan menemukan solusi dari masalah tersebut.

Dia memberikan contoh, jika developer Asia Tenggara mengalami kesulitan untuk meningkatkan kemampuan mereka, Microsoft bisa membantu menyelesaikan masalah tersebut dengan menyediakan material edukasi atau bahkan mengajak developer veteran dari studio di bawah Microsoft.